BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi Ibu Hamil
 
Masa
 kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan 
kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, karena tumbuh 
kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam 
kandungan (Mutalazimah, 2005).
Masa
 kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil 
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari 
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu 
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua 
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh 
sampai 9 bulan (Saifudin, 2008).
2.2 Definisi Ibu Menyusui
Menyusui
 adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air 
susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap 
untuk mendapatkan dan menelan susu (Budiati, 2009).

Menurut
 WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya 
dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan 
bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik
 terhadap kesehatan ibu dan bayi (Bobak, 2005).
 
Menyusui
 adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi 
memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui 
merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat
 khusus dan biaya mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan 
pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga 
terutama suami (Roesli,2004).
2.3 Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif
 adalah ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman 
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih 
tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif  ini (WHO, 2001). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain pada bayi berumur 0 – 6 bulan (Depkes RI, 2004).
2.4 Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Kolostrum
 
Kolostrum diproduksi
 pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum 
mengandung banyak protein dan antibody. Wujudnya sangat kental dan 
jumlahnya sangat sedikit. Pada masa awal menyusui, kolostrum yang keluar
 mungkin hanya sesendok the. Meskipun sedikit, kolostrum mampu melapisi 
usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi 
kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, 
secara berangsur-angsur, produksi kolostrum berkurang saat air susu 
keluar pada hari ketiga sampai kelima.
Beberapa ciri penting yang menyertai produksi kolostrum adalah sebagai berikut:
- Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-angsur setelah bayi lahir
 
- Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan, dan lebih kuning daripada ASI mature
 
- Kolostrum
 bertindak sebagai laksatif  yang berfungsi membersihkan dan melapisi 
mekonium usus bayi yang baru lahir, serta mempersiapkan saluran 
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
 
- Kolostrum
 lebih banyak mengandung protein (sekitar 10%)  dibandingkan ASI mature (
 sekitar 1%). Lain halnya dengan ASI mature yang mengandung protein 
berupa kasein, yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi
 
- Pada
 kolostrum terdapat beberapa protein, yakni Ig A, laktoferin, dan 
sel-sel darah putih. Semuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi
 terhadap serangan penyakit (infeksi)
 
- Total energy (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58 kalori/100ml kolostrum
 
- Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral natrium (Na) dan seng (Zn)
 
- Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lechitin dibandingkan ASI mature
 
- Pada
 kolostrum terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein dalam
 usus bayi menjadi kurang sempurna, yang menyebabkan peningkatan kadar 
antibody pada bayi
 
- Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam
 
- Foremilk
 
Air susu yang keluar
 pertama kali disebut susu awal (foremilk). Air susu ini hanya 
mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam 
saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu 
menghilangkan rasa haus pada bayi.
- Hindmilk
 
Hindmilk keluar setelah
 foremilk habis, yakni saat menyusui hampir selesai. Hindmilk sangat 
kaya, kental dan penuh lemak bervitamin. Air susu ini memberikan 
sebagian besar energy yang dibutuhkan oleh bayi.
2.5 Kandungan ASI
            Menurut Yuliati (2010) kandungan ASI meliputi:
- ASI
 mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi selama pemberian 
ASI ekslusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan 
bayi. Bayi baru lahir cacat yang hanya mendapat sedikit ASI pertama 
tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup 
cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi 
biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat
 
- ASI
 mengandung bahan larut yang rendah. Bahan larut tersebut terdiri dari 
3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah 
satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut 
melalui air seni. Zat-zat yang dapat larut (misalnya, sodium, potassium,
 nitrogen, dan klorida) disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi 
yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia 3 bulan mampu 
mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga 
keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya, karena ASi mengandung sedikit 
bahan larut maka bayi tidak membutuhkan banyak air seperti layaknya 
anak-anak atau orang dewasa.
 
Kandungan ASI
ASI
 merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, vitamin, 
dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bagi bayi. Oleh karena itu, 
ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan bayi selama 6 bulan 
pertama setelah kelahiran. Sebenarnya, banyak hal yang menyebabkan ibu  
enggan menyusui bayinya. Diantaranya ialah ibu kurang memahami tentang 
keutamaan ASI dibandingkan makanan pengganti ASI, yang sering dikenal 
sebagai PASI. Perbandingan komposisi antara ASI dan PASI ditunjukkan 
oleh table berikut:
Table Perbandingan Komposisi ASI dan PASI untuk setiap 100 ml
Komponen 
 | 
ASI 
 | 
PASI 
 | 
Energi (kkal) 
 | 
70 
 | 
67 
 | 
Air (g) 
 | 
89,7 
 | 
90,2 
 | 
Protein (g) 
 | 
1, 07 
 | 
3,4 
 | 
Rasio kasein 
 | 
1:1,5 
 | 
1:0,2 
 | 
Lemak (g) 
 | 
4,2 
 | 
3,9 
 | 
Laktosa (g) 
 | 
7,4 
 | 
4,8 
 | 
Vitamin A (retinol) 
 | 
60 
 | 
31 
 | 
Beta karoten 
 | 
0 
 | 
19 
 | 
Vitamin D (larut dalam lemak) 
 | 
0,01 
 | 
0,03 
 | 
Vitamin D (larut dalam air) 
 | 
0,80 
 | 
0,15 
 | 
Vitamin C 
 | 
3,8 
 | 
1,5 
 | 
Vitamin B1 (tiamin) 
 | 
0,02 
 | 
0,04 
 | 
Vitamin B2 (riboflavin) 
 | 
0,03 
 | 
0,20 
 | 
Niasin 
 | 
0,62 
 | 
0,89 
 | 
Vitamin B12 
 | 
0,01 
 | 
0,31 
 | 
Asam folant 
 | 
5,2 
 | 
5,2 
 | 
Kalsium 
 | 
35 
 | 
124 
 | 
Besi 
 | 
0,08 
 | 
0,05 
 | 
Tembaga 
 | 
39 
 | 
21 
 | 
Seng 
 | 
295 
 | 
361 
 | 
Kolostrum
 mengandung kadar protein yang sangat tinggi. Sebagian besar protein 
yang terdapat dalam kolostrum adalah ‘whey” dan lebih sedikit kasein. 
Hal ini tentu menguntungkan bayi yang baru lahir. Meskipun memperoleh 
sedikit kolostrum, tetapi kolostrum itu sudah mencukupi kebutuhan 
nutrisi pada minggu pertama kehidupannya. Kandungan protein yang lebih 
banyak “whey”-nya ini akan membentuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah
 dicerna oleh usus bayi
- Metode Diskusi dalam Promosi Kesehatan
 
Di dalam suatu proses kesehatan
 yang menuju tercapinya tujuan promosi kesehatan yakni perubahan 
perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor metode, faktor 
materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan 
alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. 
Metode dan teknik promosi kesehatan adalah dengan cara dan alat apa yang
 digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan 
kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau
 masyarakat (Notoadmodjo, 2007)
- Metode Diskusi
 
Metode diskusi
 merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam proses 
pendidikan. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. 
Diskusi diarahkan pada keterampilan berdialog, peningkatan pengetahuan, 
peningkatan pemecahan masalah secara efisisen, dan untuk mengetahui para
 peserta agar mengubah sikap. Dalam diskusi kelompok agar semua anggota 
kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk 
peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan 
atau salaing memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran 
atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk di antara peserta sehingga 
tidak menimbulkan kesan ada yang lebuh tinggi. Dengan kata lain mereka 
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap kelompok mempunyai 
kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat (Notoadmodjo, 2007).
Keberhasilan
 metode diskusi banyak tergantung dari pemimpin diskusi untuk 
memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta, memelihara 
perhatian yang terus menerus dari para peserta, memberikan kesempatan 
kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari 
dominasi beberapa orang saja, membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan
 dan menyusun saran-saran yang diajukan, memberikan bahan-bahan 
informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat. 
Menurut Suprijanto (2008), ada beberapa pihak teknik yang dapat 
digunakan dalam diskusi kelompok, antara lain:
- Kelompok Buss (Buss group)
 
Pada
 teknik ini peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, hasil 
diskusi kelompok kecil ini dilaporkan pada kelompok besar. Caranya 
sekretaris kelompok kecil membuat catatan tentang ide-ide yang 
disarankan oleh anggota kelompok dan menyiapkan kesimpulan yang akan 
disampaikan kepada kelompok besar setelah diskusi kelompok buzz selesai.
 Biasanya sesi buzz memerlukan waktu 10-20 menit tergantung pada topik 
yang dibicarakan. Kelebihan teknik ini adalah mudah mengeluarkan 
pendapat secara spontan, selain itu teman-teman sekitar dapat langsung 
memberi sambutan.
- Diskusi mangkuk ikan (Fishbowl Discussion)
 
Pada
 teknik ini peserta dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok dalam 
dan kelompok luar. Kelompok dalam bertugas mendiskusikan sesuatu, 
sedangkan kelompok luar menyaksikan jalannya diskusi, tetapi juga boleh 
berpartisipasi dalam diskusi. Partisipasi tersebut dapat berupa 
pertanyaan atau menyumbangkan gagasan.
- Teknik Urun Pendapat
 
Teknik
 ini digunakan dalam mecahkan masalah dengan mengumpulkan gagasan atau 
saran-saran dari semua peserta. Dalam teknik ini tidak ada gagasan atau 
saran-saran dari semua peserta yang disalahkan. Semua peserta diberikan 
kesempatan yang leluasa untuk berbicara, mengungkapkan gagasan maupun 
saran-sarannya. Gagasan tersebut dicatat ketika muncul dari setiap 
peserta. Peserta kemudian dibagi menjadi beberapa sub kelompok dan 
membahas gagasan tersebut. Kesimpulan hasil diskusi ditentukan 
masing-masing peserta sesuai dengan pengalaman dan menurut sudut pandang
 mereka.
Berikut adalah beberapa kelas kelompok yang tersedia :
- Kelas awal kehamilan
 
Ditawarkan pada wanita
 trimester awal dan materi pengajaran terdiria ats pertumbuhan dan 
perkembangan janin, nutrisi, awal perubahan fisik dan emosiaonal, 
obat-obatan dan racun, olahraga, dan memilih tenaga kesehatan dan tempat
 melahirkan yang memenuhi tujuan wanita dalam persalinannya.
- Kelas menyusui
 
Untuk wanita trimester
 akhir. Diberikan pengetahuan tentang proses menyusui, nutrisis, 
bagaimana  mencegah dan mengatasi amsalah umum dalam menyusui, mitos 
dana kesalahan konsep, informasi mengenai ibu bekerja dan menyusui, 
simulasi tentang posisis menyusui yang baik, pengeluaran ASI secara 
manual dan menggunakan pompa ASI.
2.7 Manfaat ASI bagi Bayi, Ibu dan Keluarga
            2.7.1 Manfaat ASI Bagi bayi
Menurut
 Bahiyatun (2009 ) pemberian ASI membantu bayi untuk memulai 
kehidupannya dengan baik. Kolostrum mengandung antibodi yang kuat untuk 
mencegah infeksi dan membuat bayi lebih kuat. Penting sekali untuk 
segera memberi ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan 
kemudian setiap 2 atau 3 jam. ASI mengandung campuran yang tepat dari 
berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh 
bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan lain merupakan cara terbaik 
pemberian makan bayi dalam 4-6 bulan pertama.
Manfaat ASI bagi bayi menurut Ambarwati, et al. (2015) yaitu:
- ASI mudah diserap oleh pencernaan bayi sehingga semua nutrisi terserap sempurna
 
- ASI melindungi bayi dari infeksi dan kesakitan
 
- Terhindar dari malnutrisi
 
- Mengurangi terjadinya peningkatan kadar kolesterol darah dan aterosklerosis di masa dewasa
 
- Bayi
 terlindung dari kejadian infeksi saluran pencernaan seperti diare. 
Pemberian ASI dapat mengurangi angka kematian akibat kejadian diare yang
 fatal
 
- ASI melindungi bayi dari 
risiko radang saluran napas (pneumonia). Risiko penyakit saluran 
pernapasan tiga kali lebih jarang dibandingkan dengan bayi yang 
diberikan PASI
 
Manfaat ASI bagi bayi menurut Rosita (2009) yaitu:
- Melindungi bayi dari masalah pencernaan, pernapasan, dan infeksi telinga
 
- Mencegah alergi, menyusui selama sekurangnya 6 bulan dapat mencegah alergi pada bayi, misalnya alergi pada makanan.
 
- Meningkatkan IQ,
 Beberapa studi menemukan hubungan antara menyusui dan IQ yang lebih 
tinggi. Hubungan emosional yang terjalin selama menyusui mungkin 
berkontribusi terhadap hal ini, namun diduga asam lemak yang terdapat 
pada ASI memainkan peran terbesar pada perkembangan otak bayi
 
2.7.2 Manfaat ASI Bagi Ibu
Menurut
 Bahiyatun (2009) pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses
 persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim
 berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan. Wanita yang 
menyusui bayinya akan lebih cepat pulih atau turun berat badannya. Ibu 
yang menysui-yang haidnya belum kembali, akan kecil kemungkinannya untuk
 menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi menekan hormone FSH dan 
ovulasi. Pemberian ASI adalah cara yang penting bagi ibu untuk 
mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa aman.
Manfaat ASI bagi ibu menurut Ambarwati, et al. (2015) yaitu:
- Menjaga jarak kelahiran
 
- Mengurangi tindakan menelantarkan dan kekerasan pada anak. Proses menyusui membangun ikatan emosional dan kasih saying
 
- Mengurangi
 stress dan kegelisahan. Saat bayi mengisap dan sentuhan skin to skin 
antara ibu dan bayi membuat badan ibu melepaskan hormone menenangkan
 
Manfaat ASI bagi ibu menurut Rosita (2009) yaitu:
- Membantu menurunkan berat badan ibu
 
Menyusui
 dapat membantu menurunkan berat badan ibu terutama pada tahun-tahun 
pertama setelah melahirkan. Ini karena tubuh membakar kalori saat 
memproduksi ASI
- Menurunkan angka stress dan perdarahan postpartum
 
Menyusui
 memicu pelepasan hormone oksitosin yang akan membuat tubuh menjadi 
rileks. Oksitosin juga membantu rahim ke bentuk semula, yang akhirnya 
dapat mengurangi perdarahan post partum
- Mengurangi resiko beberapa kanker
 
Beberapa
 penelitian menunjukkan makin lama wanita memberikan ASI, mereka makin 
terlindungi dari resiko kanker payudara dan rahim. Perubahan struktur 
pada jaringan payudara disebabkan oleh menyusui dan fakta bahwa laktasi 
menekan jumlah estrogen dalam tubuh.
2.7.3 Manfaat ASI Bagi Keluarga
Menurut
 Bahiyatun (2009) ASI selalu bersih dan bebas dari hama yang menyebabkan
 infeksi. Pemberian ASI tidak menuntut persiapan khusus. ASI selalu 
tersedia dan gratis. Bila ibu memberi ASI pada waktu diperlukan (on 
demand) dan tanpa memberi makanan tambahan, kecil kemungkinannya ia akan
 menjadi hamil dalam waktu 6 bulan pertama sesudah melahirkan. Ibu 
menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembalu akan memperoleh 
perlindungan sepenuhnya dari kemungkinan menjadi hamil.
Manfaat ASI bagi keluarga menurut Ambarwati, et al. (2015) yaitu:
- ASI dan menyusui
 sangat ekonomis dan ramah di kantong. Member ASI dan menyusui bayi akan
 mengurangi kemiskinan dan kelaparan. Pemberian PASI membutuhkan biaya 
yang tinggi dan harus memiliki sanitasi yang baik serta air yang bersih
 
- Bayi dan ibu akan lebih sehat (terhindar dari risiko kesakitan) sehingga mengurangi biaya perawatan kesehatan
 
- ASI dan menyusui praktis
 
- Teknik Menyusui yang Benar
 
Teknik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,   2004).
Memberi
 ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu 
senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI 
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
 kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai 
bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur
 sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari 
(Saryono, 2010).
Posisi Menyusui yang benar yaitu:
- Posisi Dekapan
 
Posisi
 klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini 
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar 
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong 
kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian 
sisinya (Saryono ,2010).
- Posisi Football hold
 
Posisi ini sangat
 sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang 
besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau 
menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi 
dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu 
(Saryono, 2010).
-  Posisi Berbaring
 
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa
 letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya 
posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu 
dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2010).
Gambar: Posisi Menyusui (Saryono. 2010)
2.9 Cara Pemberian ASI Eksklusif
Dalam
 memberikan ASI kepada bayi, setiap ibu memiliki cara yang berbeda-beda 
dalam melakukannya. Untuk kasus di pedesaan, biasanya para ibu yang baru
 melahirkan memberikan ASI kepada bayi sesukanya tanpa aturan. Setiap 
bayi menangis, para ibu biasanya akan memberikan ASI dengan harapan 
tangis bayi akan reda, namun pada kenyataannya, bayi menangis bukan 
selalu karena lapar dan membutuhkan ASI.
Para
 pakar dan ahli kesehatan lebih berpedoman pada penggunaan jarak waktu 
dalam memberikan ASI, yaitu setiap 3 jam sekali. Alasan memberikan ASI 
tiap 3 jam adalah karena lambung bayi akan mulai kosong setelah 3 jam 
diberikan ASI (Firdaus, 2014).
Beberapa alasan mengapa memberikan ASI ditentukan dengan jarak 3 jam setelah menyusui, di antaranya:
- Jarak pemberian ASI yang terlalu dekat membuat bayi tidak dapat menghabiskan produksi ASI yang terdapat dalam payudara ibu
 
- Payudara
 yang masih berisi ASI lama-kelamaan akan melemahkan rangsangan terhadap
 sel-sel yang bertugas untuk memproduksi ASI, hingga pada akhirnya 
produksi ASI akan cepat menurun
 
- Seorang
 bayi yang makannya sedikit-sedikit akan mengakibatkan nafsu makan bayi 
menurun. Penurunan nafsu makan tersebut dikarenakan kadar gula dalam 
tubuh bayi selalu tinggi sehingga akan menurunkan nafsu makan bayi 
secara keseluruhan.
 
Air
 Susu Ibu merupakan minuman sekaligus makanan yang mengandung banyak 
nutrisi yang baik dan sempurna jika dikonsumsi semenjak bayi lahir 
hingga mencapai usia 6 bulan. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh ASI 
diantaranya yaitu lectalbumin, lemak sehat juga zat antibody yang 
bermanfaat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Disarankan sekali 
kepada wanita yang baru melahirkan agar memberikan sang bayi ASI secara 
eksklusif selama 6 bulan. ASI eksklusif ini baik bagi daya tahan tubuh si kecil agar tidak terserang penyakit.
Berikut ini beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam pemberian ASI, di antaranya :
- Berikan ASI
 pada saat setelah bayi dilahirkan. Pada saat bayi baru lahir, mungkin 
ASI yang diproduksi belum begitu lancar, namun itu tidak masalah karena 
bayi akan menghisap sangat kuat sehingga proses produksi ASI dengan 
sendirinya akan lancar.
 
- Berikan
 ASI ketika bayi menginginkan. Dengan berjalannya waktu, bayi mulai 
terbiasa menyesuaikan diri dengan produksi ASI yang anda miliki. Pada 
saat inilah peran ibu sangat penting dalam menjaga pola makannya, ini 
disebabkan oleh pola makan dan asupan makan ibu sangat berpengaruh 
terhadap produksi ASI.
 
- Berikan ASI lebih dari 6 bulan untuk menambah konsumsi makan terhadap si bayi.
 
- Jika
 ibu mempunyai kesibukan yang luar biasa di luar rumah atau diharuskan 
untuk bekerja, alangkah lebih baik jika tetap memberikan ASI pada bayi. 
Ibu dapat mensiasatinya dengan menyempatkan waktu untuk memompa sebelum 
berangkat dan menyimpannya dalam lemari es (freezer).
 
2.10 Cara Perawatan Payudara yang Benar
Perawatan
 payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil usia 7-9 
bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk 
merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk 
memperlancar pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus 
dipersiapkan untuk fungsi uniknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi 
neonatus segera setelah lahir. Karena payudara mungkin meningkat 
beratnya lebih dari 1 pound, BH yang dapat menyangga payudara dengan 
baik digunakan untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi 
perubahan pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, 
kencang, sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah dipermukaan 
kulit bertambah serta melebar. Kelenjar-kelenjar motgomer daerah areola 
tampak lebih nyata dan menonjol (Hamilton, 2005).
Perawatan
 payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. 
Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan
 makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini 
mungkin (Anwar, 2008). Perawatan payudara saat hamil bisa dilakukan 
dengan cara sederhana, dan dilakukan di rumah.
Cara Perawatan payudara yaitu:
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.
 
- Apabila
 puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar 
puting setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai 
dari puting susu yang tidak lecet.
 
- Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan Selama 24 jam. ASI di keluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
 
- Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
 
- Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
 
- Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka ibu dapat melakukan:
- Pemgompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
 
- Urut payudara dari arah pangkal ke putig atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
 
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
 
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat mengisap seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
 
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui kemudian keringkan.
 
 
Prinsip
 dalam perawatan payudara harus diperhatikan adalah Nutrisi harus lebih 
baik dari sebelum hamil, Menjaga kebersihan sehari-hari, Dilakukan rutin
 dan teratur. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah masalah-masalah yang
 mungkin timbul pada ibu menyusui.
Salah
 satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah dengan memberi perawatan 
khusus, yaitu dengan pemberian rangsangan pada otot-otot payudara. 
Perawatan payudara untuk memperbanyak ASI ada dua cara yang dapat 
dilakukan bersamaan. Cara tersebut ialah pengurutan dan penyiraman atau 
kompres payudara. Pengurutan atau masase dilakukan untuk memberikan 
rangsangan pada kelenjar air susu ibu untuk memproduksi air susu ibu. 
Pengurutan ini dilakukan pada pagi dan sore hari, sebaiknya sebelum 
mandi.
Alat-alat yang diperlukam untuk pengurutan dan kompres payudara :
- Pelumas kulit; minyak kelapa, bedak talc, sabun.
 
- Handuk kecil/waslap/kain bersih, lembut, cukup tebal dan mudah menyerap air sebanyak 2 lembar.
 
- Handuk besar 2 lembar, yang satu untuk menutup punggung dan satu lagi untuk mengeringkan.
 
- Kom besar dua buah untuk menampung air panas dan dingin
 
- Bra bersih yang sesuai dengan ukuran payudara ibu, serta perlengkapan pakaian lainnya.
 
Cara mengerjakannya
- Alat –alat disediakan di dekat ibu lalu cuci tangan dan lakukan pengurutan lebih dulu, caranya:
 
- Kedua telapak tangan diberi bedak talc atau dibasuh dengan minyak
 
- Payudara
 kiri diurut dengan tangan kiri dan yang kanan diurut dengan tangan 
kanan (bila yang mengerjakan ibu sendiri) Lakukan gerakan kecil dengan 
dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan 
berakhir dengan gerakan spiral pada daerah putting susu.
 
- Pengurutan dari arah tengah memutar ke samping lalu kebawah dan kerjakan berulang selama 10-15 menit
 
- Bagian samping payudara diurut dari pangkal ke arah puting 10-15 kali
 
- Pengurutan bagian bawah payudara ke arah puting 15-20 kali
 
- Selanjutnya
 buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan 
berakhir pada putting susu diseluruh bagian payudara. Lakukan gerakan 
seperti ini pada payudara kanan.
 
- Gerakan
 selanjutnya letakkan kedua telapak tangan di antara dua payudara. 
Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan 
lepaskan keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali.
 
- Variasi
 lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari 
diatas dan empat jari lainnya dibawah. Peras dengan lembut payudara 
sambil meluncurkan kedua tangan ke depan kearah puting susu. Lakukan hal
 yang sama pada payudara kanan.
 
- Lalu
 cobalah posisi tangan parallel. Sangga payudara dengan satu tangan, 
sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
 pangkal payudara ke arah putting susu. Setelah itu, letakkan satu 
tangan di sebelah atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua 
tangan secara bersamaan kearah putting susu dengan cara memutar tangan. 
Ulangi gerakan ini sampai semua bagian payudara terkena urutan.
 
- Setelah pengurutan, teruskan dengan kompres
 
- Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian atas dibuka, punggung ditutup handuk
 
- Kom air panas dan dingin disediakan, sebaiknya di kamar mandi
 
- Pertama kompres payudara dengan air hangat
 
- Kompres dilakukan dengan cepat kurang lebih 10 kali bergantian antara air dingin dan air hangat
 
- Kompres terakhir dengan air hangat
 
Gambar: Perawatan Payudara (Bahiyatun. 2009)
- Manfaat Perawatan Payudara 
 
Manfaat perawatan payudara saat hamil diantaranya adalah:
- Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
 
- Mencegah berbagai penyakit, seperti infeksi dan kelainan payudara,
 
- Memperkuat puting susu agar bayi mudah untuk menyusu,
 
- Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara sehingga produksi ASI lebih banyak dan lancar,
 
- Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan pengobatan secepatnya,
 
- Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.
 
- Berbagai Masalah Ibu Menyusui
 
- Kelelahan Berlebihan
 
Sejak mengalami
 kehamilan, sang ibu biasanya akan merasakan lelah lebih dari biasanya. 
Hal ini dikarenakan tubuh harus mengkondisikan diir dengan “sesuatu” 
yang kini menjadi bagian dari tubuh, yakni janin. Kelelahan akan semakin
 terasa di trimester ketiga. Beban berat yang dibawa kemanapun pergi, 
ketakutan akan bayangan melahirkan, hingga bayangan betapa repotnya 
merawat dan mengasuh bayi menambah kelelahan yang semakin kompleks.
Menyusui memang
 melelahkan. Diperkirakan kegiatan menyusui membutuhkan kalori hingga 
sepertiga dari seluruh kalori yang dikeluarkan ibu untuk menjalankan 
aktivitas sehari-hari.
Untuk
 mengatasinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sang ibu untuk 
membantu mengatur waktunya sebaik mungkin, hingga dirinya bisa istirahat
 dan si bayi tetap terawat:
- Gunakan waktu tidur bayi untuk segera mengistirahatkan diri.
 
- Batasi kegiatan yang kurang bermanfaat dan menyita banyak waktu, misalnya nonton TV, jalan-jalan, dsb.
 
- Upayakan ubah pola pemberian ASI
 
- Perhatikan asupan gizi selama menyusui
 
- Berlatihlah menyusui dengan sikap yang benar sejak sebelum melahirkan
 
- Sang Ibu Menderita Sakit Tertentu
 
Meski ASI keluar dari 
tubuh ibu yang menderita sakit, tidak semua penyakit bisa tertular 
begitu saja. Batuk, pilek, flu, diare bukan penyakit yang bisa tertular 
lewat ASI. Jika sang ibu terserang flu, cukup gunakan masker selama 
menyusui. Jika diare, cukup konsultasikan obat yang aman dengan dokter. 
Jadi salah jika sakit membuat ibu memutuskan berhenti menyusui dan 
buru-buru member anaknya susu formula. Justru dampak dari susu formula 
yang diberikan akan lebih besar daripada resiko tertular penyakit saat 
menyusui.
- Anemia
 
Gangguan kesehatan
 yang satu ini kerap dialami ibu yang sedang menyusui. Bahkan konon 
angka ibu habis melahirkan yang mengalami gangguan ini cukup 
memprihatinkan. Kelainan ini bisa dilihat dari kadar Hb yang dibawah 12 
hingga 10. Pemicunya bisa karena pola makan yang salah, kemampuan 
pengadaan makanan, serta faktor ketidaktahuan si ibu sejak semasa hamil.
 Semisal hanya menyantap burger saja dan lupa bahwa orang hamil perlu 
asam folat, zat besi, dan mineral lain yang sangat dibutuhkan untuk 
menghindari terjadinya anemia.
Padahal dampak buruk 
anemia bisa merupakan mata rantai yang panjang, dari kemungkinan 
abortus, bayi prematur, perdarahan saat melahirkan, hingga anemia saat 
menyusui.
Amat
 disarankan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, di samping banyak 
minum air putih atau kira-kira 12-16 gelas (2 liter) setiap harinya. 
Kualitas dan kuantitas makanan pun perlu ditambah karena kebutuhan kalori dan zat-zat penting saat menyusui lebih tinggi.
- Mual dan Muntah
 
Walaupun jarang
 terjadi, penyakit ini bisa melanda ibu menyusui. Penyebabnya biasanya 
karena si ibu memang sudah ada kelainan pada lambung sebelumnya, semisal
 gangguan maag atau lantaran asam lambung meninggi. Meski tak berkaitan 
langsung dengan kualitas ASI yang diproduksi, keluhan ini mesti diatasi 
sehingga acara pemberian ASI tidak jadi kacau.
Caranya, perhatikan pola makan
 yang benar, hindari kebiasaan hanya makan saat lapar, atau sebaliknya, 
jangan makan asal-asalan tanpa memperhatikan kualitasnya, mislanya hanya
 menyantap bakso, kerupuk, junkfood dsb. Sebaiknya makan dalam porsi 
kecil tapi sering. Hindari makan makanan yang memicu asam lambung, 
seperti pedas dan kecut. Hal ini bisa membantu meringankan keluhan bagi 
yang menderita maag.
- Perut Kembung
 
Rasa tak nyaman semisal perut
 terasa kembung juga kerap terjadi, terutama habis melahirkan. Hal ini 
sebetulnya wajar terjadi karena ada perubahan ukuran perut dari besar ke
 kecil. Selain itu biasanya hal itu terjadi karena kontraksi untuk 
mengeluarkan sisa-sisa jaringan yang mungkin masih tertinggal dalam 
perut.
- Konstipasi/Sulit BAB
 
Keluhan yang umumnya muncul di awal
 masa menyusui ini sebetulnya lebih merupakan gangguan psikis berupa 
ketakutan menghadapi rasa sakit saat harus BAB pasca melahirkan. Keluhan
 ini biasanya melanda setiap ibu sehabis melahirkan, tak membedakan 
jenis kelahiran. Baik yang melahirkan secara normal maupun cesar, 
sama-sama mempunyai kekhawatiran akan terjadi sesuatu dengan jahitan di 
seputar organ kewanitannya akibat mengejan sewaktu BAB. Padahal menahan 
untuk tidak BAB akan memperparah keluhan konstipasi.
Cara mengatasinya sama sekali tidak membutuhkan
 obat pencahar. Cukup dengan si ibu mau menambah wawasan tentang 
perubahan apa saja yang dialami ibu sehabis bersalin untuk mengurangi 
rasa takutnya. Bila tetap terjadi, biasanya dokter akan memberikan obat 
untuk membantu. Jangan lupa, untuk mencegah, senantiasa mengkonsumsi 
makanan yang berserat.
- Wasir
 
Wasir merupakan pelebaran pembuluh darah di
 lubang pelepasan yang bisa muncul atau bahkan diperparah oleh kehamilan
 akibat tekanan darah balik tak mampu memompakan darah dengan sempurna. 
Biasanya dengan berakhirnya kehamilan, keluhan wasir akan berkurang 
dengan sendirinya atau bahkan hilang sama sekali, sehingga sebaiknya 
hindari penggunaan obat-obatan.
- Kaki Bengkak
 
Keluhan ini juga sering muncul
 pada ibu menyusui sebagai bagian dari rangkaian panjang proses 
kehamilan. Tapi tak perlu khawatir pembengkakan kaki selama hamil 
merupakan hal wajar sebagai bentuk reaksi tubuh akibat terjepitnya 
pembuluh-pembuluh daerah selangkangan lantaran membesarnya rahim. 
Kondisi tersebut membuat aliran darah dari daerah tungkai jadi 
terhambat. Karena terhambat tadi, sebagian aliran darah akan diserapkan 
keluar pembuluh darah yang berada di bawah kulit.
Tapi
 jika bengkak berlebihan yang mengharuskan si ibu sering berganti ukuran
 sepatu misalnya patut dicurigai sebagai keracunan kehamilan atau 
preeklamsia. Mengatasinya dengan membatasi makanan berkadar lemak dan 
natrium tinggi misalnya jeroan dan garam. Juga dengan cara 
mengistirahatkan kaki dengan menaikkan kaki minimal sejajar dengan 
bokong.
- Kurang Mendapat Dukungan Keluarga (Suami)
 
Suami juga harus selalu mendukung
 ibu agar tak mudah menyerah dan mau belajar cara memeras dan menyimpan 
ASI secara benar. Hindari memberinya stress tambahan karena istri sudah 
banyak beban. Harus mengelola waktu kerja, merawat anak dan menyusui.
- ASI Perah untuk Ibu yang Bekerja
 
Alasan tidak memberikan ASI eksklusif
Selain karena ibu harus bekerja, masih ada beberapa alasan yang biasanya diajukan ibu untuk tak member ASI secara eksklusif:
- Bayi haus dan ASI tak cukup
 
Ini cuma
 mitos yang disebabkan anggapan bahwa bayi baru lahir itu haus (ditandai
 dengan menangis keras), dan harus diberi minum agar tenang. Jadi kalau 
ASI belum keluar, ia diberi cairan lain berupa susu formula atau air 
putih melalui dot. Bahkan, jaman dulu, cairan yang diberikan adalah air 
kelapa muda. Setidaknya tindakan ini membuat tiga kerugian. Pertama, 
bayi tidak belajar menyusu pada ibunya yang membuat ASI-nya jadi 
sedikit. Kedua, lambung bayi dipaksa bekerja ekstra keras karena hraus 
mengolah makanan yang “berat”. Ketiga, hilangnya momen emas kemesraan 
antara ibu-bayi yang seharusnya terjadi di jam-jam awal kehidupan bayi 
melalui proses menyusui. Bayi menangis sewaktu lahir bukan karena 
kehausan, tapi reflek yang justru menandakan bahwa dia bayi yang sehat. 
Sehingga tak perlu diminumi apa pun, dan ibu tidak usah merasa berdosa 
karena ASI-nya belum keluar, apalagi kemudian merasa kurang ASI-nya.
Banyak
 ibu yang merasa ASI-nya kurang, sebenarnya hanya sedikit sekali (kurang
 dari 5 persen) yang secara biologis memang kurang produksinya. Bahkan 
dari 100 perempuan yang mengeluhkan hal itu, hanya 1 yang benar-benar 
kurang. Selebihnya lebih pada sugesti dalam diri.
- Takut bentuk payudara berubah
 
Ini juga mitos yang salah besar. Menyusui tak akan membuat payudara menjadi berubah kendur dan tak menarik lagi. Payudara berubah karena proses kehamilan, bukan proses menyusui.
- Tanpa ASI bayi akan tetap tumbuh sehat
 
Benar, dengan susu formula, memang
 bayi tetap tumbuh dan berbadan besar, dan mungkin juga pintar. Namun 
bila diberi ASI eksklusif, bayi akan lebih berhasil. Sehatnya pun 
benar-benar sehat bukan sekedar tampak gemuk karena ASI mengandung sel 
darah putih, zat kekebalan, hormone, faktor pertumbuhan, vitamin, air, 
protein, bahkan zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. Bayi yang 
sehat karena ASI lebih tahan terhadap penyakit, lebih tinggi kecerdasan 
intelektual dan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan lebih baik
 spiritualnya.
- Susu formula lebih praktis
 
Pendapat ini justru salah
 total. Untuk membuat susu formula diperlukan air panas (harus memasak 
dulu) dan berbagai peralatan yang harus selalu steril (berarti harus 
direndam dalam air panas). Sebaliknya, ASI hemat energy, selalu siap 
setiap saat, dan steril.
- Badan tetap gemuk karena selalu
 lapar dan tidak berolah raga ada anggapan bahwa ibu menyusui yang 
berolah raga akan membuat ASI-nya terasa asam akibat pengaruh keringat. 
Bila hal ini dipercaya kebenarannya tentu saja membuat para ibu enggan 
berolah raga, demi ASI-nya terasa enak. Pendapat ini sama sekali tidak 
benar. Area puting yang disebut areola mammae ini justru tak banyak 
kelenjar keringatnya. Jadi, keringat tak akan mengganggu produksi ASI. 
Terlebih bila ibu rajin membersihkan badan sebelum menyusui.
 
Penelitian
 justru membuktikan bahwa menyusui akan membuat ibu menyusui bisa 
menurunkan berat badan dengan lebih cepat, karena timbunan lemak yang 
terjadi selama proses kehamilan akan digunakan untuk proses menyusui.
- Susu formula terjangkau dan bisa didapat dimana saja
 
Bagi sebagian
 orang, susu formula dianggap murah dan mudah didapat. Tapi bagi 
sebagian lain, susu adalah barang mewah dan mahal. Apalagi bagi mereka 
yang tinggal di daerah terpencil dan tidak mempunyai penghasilan 
memadai.
Jika anggapan susu formula
 semakin mahal semakin bagus tertanam lekat di seluruh lapisan 
masyarakat, akan banyak anak terlantar karena kurang asupan susu, bahkan
 kurang gizi.
- Teknik memerah ASI dengan benar 
 
Memerah ASI bisa
 dilakukan dengan dua cara yaitu, menggunakan pompa atau bisa juga 
menggunakan jari. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
- Menggunakan Pompa
 
Cara “menabung”
 ASI perah yang paling baik dan efektif adalah dengan menggunakan alat 
pompa ASI elektrik. Sayangnya, di Indonesia harga alat ini masih lumayan
 mahal dan sulit didapat, sehingga jarang menjadi pilihan para ibu.
Jenis
 lain adalah pompa piston. Prinsip kerja alat ini mirip suntikan, hingga
 memiliki keunggulan yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali 
dibersihkan dan tekanannya bisa diatur. Akan tetapi alat yang berbentuk 
suntikan juga jarang tersedia.
- Menggunakan jari
 
Tentu
 saja, disbanding memerah ASI menggunakan alat apapun, yang paling murah
 adalah memerah menggunakan jari. Sebenarnya bukan hanya murah, 
melainkan juga praktis karena kita hanya memerlukan tangan kita dan tahu
 teknik memerah. Cara kembali ke ala mini amat sederhana, tak perlu 
biaya, dan tak perlu repot membawa pompa kalau pergi jauh.
Caranya:
Tempatkan
 tangan di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu jari
 terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, 
lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan 
agar jari tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser ke putting. 
Ulangi secara teratur untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari di 
sekeliling payudara agar seluruh saluran susu dapat tertekan. Ulangi 
untuk payudara lain dan jika diperlukan, pijat payudara di waktu-waktu 
pemerasan. Ulangi pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada 
payudara ke dua. Taruh cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di 
bawah payudara yang diperah.
- Tips Memerah ASI
 
- Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga dan payudara terhindar dari bengkak
 
- Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari
 
- Semua
 peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu, 
misalnya breast pump, botol ASI, piring kecil/wadah tempat ASI. Breast 
pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak
 mengering dan menjadi sulit dibersihkan.
 
- Pilih
 tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal
 seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon
 masuk.
 
- Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
 
- Sebelum
 memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, 
juice dll. Disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi kelenjar
 payudara
 
- Saat memerah ASI, ibu 
harus dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat 
menentukan keberhasilan ASI eksklusif
 
- Lakukan perawatan payudara: pemijatan payudara dan kompres air hangat dan air dingin secara bergantian
 
- Jika
 ada masalah dalam ASI dan menyusui, jangan ragu untuk menghubungi atau 
konsultasi klinik laktasi. Ada pula lembaga AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui 
Indonesia) yang sedang berupaya mendirikan Rumah ASI di kota besar di 
Indonesia.
 
- Lama Penyimpanan ASI Perah
 
- Jika ruangan tidak ber-AC, tidak lebih dari 4 jam
 
- Ruangan
 ber-AC, bisa sampai 6 jam. Perlu diingat suhu ruangan tersebut harus 
stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI
 ada di dalamnya. Kondisi AC yang tidak stabil akan mempengaruhi 
kualitas ASI. Jika ragu, tidak ada salahnya membawa termos kecil yang 
diisi beberapa balok kecil es batu
 
- Segera
 simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai 
delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI di tempatkan dalam 
ruangan terpisah dari bahan makanan lain yang ada di lemari es tersebut.
 Tujuannya agar terhindar dari bau makanan lain.
 
- Jika
 lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI 
hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3x24
 jam
 
- Dapat juga membuat ruangan 
terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastic yang 
tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik
 
- ASI
 hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Jika 
kebetulan memiliki deep freezer maka ASI hasil pompa/perasan dapat 
disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya
 
- Cara Menyimpan ASI Hasil Pompa atau Perahan
 
- Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
 
- Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca
 
- Jika terpaksa menggunakan botol plastic, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas)
 
- Sebaiknya hindari pemakaian botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
 
- Jangan
 lupa bubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan 
mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperah. Tujuannya agar 
ASI yang akan dikonsumsi diyakini betul kondisinya
 
- Simpan
 ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. 
Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
 
- Jika
 dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja 
ASI itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol 
disimpan stabil, antara 0-15 derajat celcius
 
- Penggabungan
 hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan atau 
pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam
 
- Cara Memberikan ASI yang Sudah Didinginkan pada Bayi
 
- Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
 
- Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih
 
- Jangan
 sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panic, 
menggunakan microwave atau pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain
 untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI
 
- Panaskanlah susu sesuai kebutuhan. Sisanya langsung disimpan kembali
 
- Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
 
- Manfaat ASI Perah/Pompa
 
- Bayi tetap memperoleh ASI saat ibunya bekerja
 
- Untuk
 bisa memberi minuman bayi dengan berat lahir rendah atau bayi sakit 
yang belum dapat menyusu langsung pada ibunya karena terlalu lemah
 
- Menghilangkan bendungan ASI yang bisa berakibat payudara bengkak
 
- Menjaga kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit
 
- Menghilangkan/mengurangi perembesan ASI
 
- Memudahkan
 bayi minum bila ASI terlalu deras. Bila ASI ibu terlalu banyak, 
perahlah ASI sebelum menyusui agar bayi tidak tersedak. ASI perah bisa 
diberikan dengan sendok saat bayi selesai disusui
 
- Tidak ada perbedaan kualitas maupun kuantitas ASI ibu yang bekerja dengan ibu yang tak bekerja
 
- ASI perah menunjukkan kasih sayang anda terhadap si kecil
 
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Dian,. Et al. 2015. Superbook for Supermom. Jakarta: FMedia
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Budiati, T. (2009). Tesis:
 Efektifitas Pemberian Paket "Sukses ASI" terhadap Produksi ASI Ibu 
Menyusui deng Seksio Sesarea di WIlyah Depok Jawa Barat. Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas. Universitas Indonesia.
Harahap, YS. 2011. Diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 19.30 WIB http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27588/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.ung.ac.id/1820/4/2012-2-14201-841408027-bab2-24012013060025.pdf, diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 10.33 WIB
http://bidanku.com/waktu-yang-tepat-dalam-memberikan-asi diakses pada 25 September 2015 pukul 05.45 WIB
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah-5297-3-bab2.pdf diakses 23 September 2015
Mutalazimah. 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 6, No. 2, 114 – 126.
Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Muha Medika.
Prasetyono, Dwi S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press
Rahardjo. 2010. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Rosita, Syarifah. 2009. ASI untuk Kecerdasan Bayi.Yogyakarta: Ayyana
Saifudin, A. B. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Yukailah, Lily. 2009. Kehamilan Seri Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC.
Yuliati, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta:ANDI