السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ ...... Selamat datang di BLOG RIO CRISTIANTO. Dukung Blog ini dengan like fanspage "Rio Cristianto". Thank you, Happy Learning... ^_^

Tuesday, 3 January 2017

ASI Eksklusif dan Ibu Menyusui

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


  1. Definisi Ibu Hamil
Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan (Mutalazimah, 2005).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifudin, 2008).

2.2 Definisi Ibu Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Budiati, 2009).

Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (Bobak, 2005).

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami (Roesli,2004).

2.3 Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif  ini (WHO, 2001). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain pada bayi berumur 0 – 6 bulan (Depkes RI, 2004).

2.4 Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  1. Kolostrum
Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibody. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Pada masa awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok the. Meskipun sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara berangsur-angsur, produksi kolostrum berkurang saat air susu keluar pada hari ketiga sampai kelima.

Beberapa ciri penting yang menyertai produksi kolostrum adalah sebagai berikut:
  1. Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-angsur setelah bayi lahir
  2. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan, dan lebih kuning daripada ASI mature
  3. Kolostrum bertindak sebagai laksatif  yang berfungsi membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi yang baru lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
  4. Kolostrum lebih banyak mengandung protein (sekitar 10%)  dibandingkan ASI mature ( sekitar 1%). Lain halnya dengan ASI mature yang mengandung protein berupa kasein, yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi
  5. Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni Ig A, laktoferin, dan sel-sel darah putih. Semuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan penyakit (infeksi)
  6. Total energy (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58 kalori/100ml kolostrum
  7. Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral natrium (Na) dan seng (Zn)
  8. Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lechitin dibandingkan ASI mature
  9. Pada kolostrum terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang menyebabkan peningkatan kadar antibody pada bayi
  10. Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam

  1. Foremilk
Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal (foremilk). Air susu ini hanya mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.

  1. Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental dan penuh lemak bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian besar energy yang dibutuhkan oleh bayi.

2.5 Kandungan ASI
            Menurut Yuliati (2010) kandungan ASI meliputi:
  1. ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI ekslusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir cacat yang hanya mendapat sedikit ASI pertama tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat
  2. ASI mengandung bahan larut yang rendah. Bahan larut tersebut terdiri dari 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-zat yang dapat larut (misalnya, sodium, potassium, nitrogen, dan klorida) disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia 3 bulan mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya, karena ASi mengandung sedikit bahan larut maka bayi tidak membutuhkan banyak air seperti layaknya anak-anak atau orang dewasa.

Kandungan ASI
ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, vitamin, dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bagi bayi. Oleh karena itu, ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahiran. Sebenarnya, banyak hal yang menyebabkan ibu  enggan menyusui bayinya. Diantaranya ialah ibu kurang memahami tentang keutamaan ASI dibandingkan makanan pengganti ASI, yang sering dikenal sebagai PASI. Perbandingan komposisi antara ASI dan PASI ditunjukkan oleh table berikut:

Table Perbandingan Komposisi ASI dan PASI untuk setiap 100 ml
Komponen
ASI
PASI
Energi (kkal)
70
67
Air (g)
89,7
90,2
Protein (g)
1, 07
3,4
Rasio kasein
1:1,5
1:0,2
Lemak (g)
4,2
3,9
Laktosa (g)
7,4
4,8
Vitamin A (retinol)
60
31
Beta karoten
0
19
Vitamin D (larut dalam lemak)
0,01
0,03
Vitamin D (larut dalam air)
0,80
0,15
Vitamin C
3,8
1,5
Vitamin B1 (tiamin)
0,02
0,04
Vitamin B2 (riboflavin)
0,03
0,20
Niasin
0,62
0,89
Vitamin B12
0,01
0,31
Asam folant
5,2
5,2
Kalsium
35
124
Besi
0,08
0,05
Tembaga
39
21
Seng
295
361

Kolostrum mengandung kadar protein yang sangat tinggi. Sebagian besar protein yang terdapat dalam kolostrum adalah ‘whey” dan lebih sedikit kasein. Hal ini tentu menguntungkan bayi yang baru lahir. Meskipun memperoleh sedikit kolostrum, tetapi kolostrum itu sudah mencukupi kebutuhan nutrisi pada minggu pertama kehidupannya. Kandungan protein yang lebih banyak “whey”-nya ini akan membentuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna oleh usus bayi

  1. Metode Diskusi dalam Promosi Kesehatan
Di dalam suatu proses kesehatan yang menuju tercapinya tujuan promosi kesehatan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Metode dan teknik promosi kesehatan adalah dengan cara dan alat apa yang digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau masyarakat (Notoadmodjo, 2007)

  1. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam proses pendidikan. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. Diskusi diarahkan pada keterampilan berdialog, peningkatan pengetahuan, peningkatan pemecahan masalah secara efisisen, dan untuk mengetahui para peserta agar mengubah sikap. Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau salaing memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebuh tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap kelompok mempunyai kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat (Notoadmodjo, 2007).

Keberhasilan metode diskusi banyak tergantung dari pemimpin diskusi untuk memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta, memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta, memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja, membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-saran yang diajukan, memberikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat. Menurut Suprijanto (2008), ada beberapa pihak teknik yang dapat digunakan dalam diskusi kelompok, antara lain:

  1. Kelompok Buss (Buss group)
Pada teknik ini peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, hasil diskusi kelompok kecil ini dilaporkan pada kelompok besar. Caranya sekretaris kelompok kecil membuat catatan tentang ide-ide yang disarankan oleh anggota kelompok dan menyiapkan kesimpulan yang akan disampaikan kepada kelompok besar setelah diskusi kelompok buzz selesai. Biasanya sesi buzz memerlukan waktu 10-20 menit tergantung pada topik yang dibicarakan. Kelebihan teknik ini adalah mudah mengeluarkan pendapat secara spontan, selain itu teman-teman sekitar dapat langsung memberi sambutan.

  1. Diskusi mangkuk ikan (Fishbowl Discussion)
Pada teknik ini peserta dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok dalam dan kelompok luar. Kelompok dalam bertugas mendiskusikan sesuatu, sedangkan kelompok luar menyaksikan jalannya diskusi, tetapi juga boleh berpartisipasi dalam diskusi. Partisipasi tersebut dapat berupa pertanyaan atau menyumbangkan gagasan.

  1. Teknik Urun Pendapat
Teknik ini digunakan dalam mecahkan masalah dengan mengumpulkan gagasan atau saran-saran dari semua peserta. Dalam teknik ini tidak ada gagasan atau saran-saran dari semua peserta yang disalahkan. Semua peserta diberikan kesempatan yang leluasa untuk berbicara, mengungkapkan gagasan maupun saran-sarannya. Gagasan tersebut dicatat ketika muncul dari setiap peserta. Peserta kemudian dibagi menjadi beberapa sub kelompok dan membahas gagasan tersebut. Kesimpulan hasil diskusi ditentukan masing-masing peserta sesuai dengan pengalaman dan menurut sudut pandang mereka.

Berikut adalah beberapa kelas kelompok yang tersedia :
  1. Kelas awal kehamilan
Ditawarkan pada wanita trimester awal dan materi pengajaran terdiria ats pertumbuhan dan perkembangan janin, nutrisi, awal perubahan fisik dan emosiaonal, obat-obatan dan racun, olahraga, dan memilih tenaga kesehatan dan tempat melahirkan yang memenuhi tujuan wanita dalam persalinannya.

  1. Kelas menyusui
Untuk wanita trimester akhir. Diberikan pengetahuan tentang proses menyusui, nutrisis, bagaimana  mencegah dan mengatasi amsalah umum dalam menyusui, mitos dana kesalahan konsep, informasi mengenai ibu bekerja dan menyusui, simulasi tentang posisis menyusui yang baik, pengeluaran ASI secara manual dan menggunakan pompa ASI.

2.7 Manfaat ASI bagi Bayi, Ibu dan Keluarga
            2.7.1 Manfaat ASI Bagi bayi
Menurut Bahiyatun (2009 ) pemberian ASI membantu bayi untuk memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi lebih kuat. Penting sekali untuk segera memberi ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian setiap 2 atau 3 jam. ASI mengandung campuran yang tepat dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan lain merupakan cara terbaik pemberian makan bayi dalam 4-6 bulan pertama.

Manfaat ASI bagi bayi menurut Ambarwati, et al. (2015) yaitu:
  1. ASI mudah diserap oleh pencernaan bayi sehingga semua nutrisi terserap sempurna
  2. ASI melindungi bayi dari infeksi dan kesakitan
  3. Terhindar dari malnutrisi
  4. Mengurangi terjadinya peningkatan kadar kolesterol darah dan aterosklerosis di masa dewasa
  5. Bayi terlindung dari kejadian infeksi saluran pencernaan seperti diare. Pemberian ASI dapat mengurangi angka kematian akibat kejadian diare yang fatal
  6. ASI melindungi bayi dari risiko radang saluran napas (pneumonia). Risiko penyakit saluran pernapasan tiga kali lebih jarang dibandingkan dengan bayi yang diberikan PASI

Manfaat ASI bagi bayi menurut Rosita (2009) yaitu:
  1. Melindungi bayi dari masalah pencernaan, pernapasan, dan infeksi telinga
  2. Mencegah alergi, menyusui selama sekurangnya 6 bulan dapat mencegah alergi pada bayi, misalnya alergi pada makanan.
  3. Meningkatkan IQ, Beberapa studi menemukan hubungan antara menyusui dan IQ yang lebih tinggi. Hubungan emosional yang terjalin selama menyusui mungkin berkontribusi terhadap hal ini, namun diduga asam lemak yang terdapat pada ASI memainkan peran terbesar pada perkembangan otak bayi

2.7.2 Manfaat ASI Bagi Ibu
Menurut Bahiyatun (2009) pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih atau turun berat badannya. Ibu yang menysui-yang haidnya belum kembali, akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi menekan hormone FSH dan ovulasi. Pemberian ASI adalah cara yang penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa aman.

Manfaat ASI bagi ibu menurut Ambarwati, et al. (2015) yaitu:
  1. Menjaga jarak kelahiran
  2. Mengurangi tindakan menelantarkan dan kekerasan pada anak. Proses menyusui membangun ikatan emosional dan kasih saying
  3. Mengurangi stress dan kegelisahan. Saat bayi mengisap dan sentuhan skin to skin antara ibu dan bayi membuat badan ibu melepaskan hormone menenangkan

Manfaat ASI bagi ibu menurut Rosita (2009) yaitu:
  1. Membantu menurunkan berat badan ibu
Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan ibu terutama pada tahun-tahun pertama setelah melahirkan. Ini karena tubuh membakar kalori saat memproduksi ASI

  1. Menurunkan angka stress dan perdarahan postpartum
Menyusui memicu pelepasan hormone oksitosin yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Oksitosin juga membantu rahim ke bentuk semula, yang akhirnya dapat mengurangi perdarahan post partum

  1. Mengurangi resiko beberapa kanker
Beberapa penelitian menunjukkan makin lama wanita memberikan ASI, mereka makin terlindungi dari resiko kanker payudara dan rahim. Perubahan struktur pada jaringan payudara disebabkan oleh menyusui dan fakta bahwa laktasi menekan jumlah estrogen dalam tubuh.

2.7.3 Manfaat ASI Bagi Keluarga
Menurut Bahiyatun (2009) ASI selalu bersih dan bebas dari hama yang menyebabkan infeksi. Pemberian ASI tidak menuntut persiapan khusus. ASI selalu tersedia dan gratis. Bila ibu memberi ASI pada waktu diperlukan (on demand) dan tanpa memberi makanan tambahan, kecil kemungkinannya ia akan menjadi hamil dalam waktu 6 bulan pertama sesudah melahirkan. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembalu akan memperoleh perlindungan sepenuhnya dari kemungkinan menjadi hamil.

Manfaat ASI bagi keluarga menurut Ambarwati, et al. (2015) yaitu:
  1. ASI dan menyusui sangat ekonomis dan ramah di kantong. Member ASI dan menyusui bayi akan mengurangi kemiskinan dan kelaparan. Pemberian PASI membutuhkan biaya yang tinggi dan harus memiliki sanitasi yang baik serta air yang bersih
  2. Bayi dan ibu akan lebih sehat (terhindar dari risiko kesakitan) sehingga mengurangi biaya perawatan kesehatan
  3. ASI dan menyusui praktis

  1. Teknik Menyusui yang Benar
Teknik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,   2004).

Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2010).

Posisi Menyusui yang benar yaitu:

  1. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2010).

  1. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2010).

  1.  Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2010).


Gambar: Posisi Menyusui (Saryono. 2010)

2.9 Cara Pemberian ASI Eksklusif
Dalam memberikan ASI kepada bayi, setiap ibu memiliki cara yang berbeda-beda dalam melakukannya. Untuk kasus di pedesaan, biasanya para ibu yang baru melahirkan memberikan ASI kepada bayi sesukanya tanpa aturan. Setiap bayi menangis, para ibu biasanya akan memberikan ASI dengan harapan tangis bayi akan reda, namun pada kenyataannya, bayi menangis bukan selalu karena lapar dan membutuhkan ASI.

Para pakar dan ahli kesehatan lebih berpedoman pada penggunaan jarak waktu dalam memberikan ASI, yaitu setiap 3 jam sekali. Alasan memberikan ASI tiap 3 jam adalah karena lambung bayi akan mulai kosong setelah 3 jam diberikan ASI (Firdaus, 2014).

Beberapa alasan mengapa memberikan ASI ditentukan dengan jarak 3 jam setelah menyusui, di antaranya:
  1. Jarak pemberian ASI yang terlalu dekat membuat bayi tidak dapat menghabiskan produksi ASI yang terdapat dalam payudara ibu
  2. Payudara yang masih berisi ASI lama-kelamaan akan melemahkan rangsangan terhadap sel-sel yang bertugas untuk memproduksi ASI, hingga pada akhirnya produksi ASI akan cepat menurun
  3. Seorang bayi yang makannya sedikit-sedikit akan mengakibatkan nafsu makan bayi menurun. Penurunan nafsu makan tersebut dikarenakan kadar gula dalam tubuh bayi selalu tinggi sehingga akan menurunkan nafsu makan bayi secara keseluruhan.

Air Susu Ibu merupakan minuman sekaligus makanan yang mengandung banyak nutrisi yang baik dan sempurna jika dikonsumsi semenjak bayi lahir hingga mencapai usia 6 bulan. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh ASI diantaranya yaitu lectalbumin, lemak sehat juga zat antibody yang bermanfaat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Disarankan sekali kepada wanita yang baru melahirkan agar memberikan sang bayi ASI secara eksklusif selama 6 bulan. ASI eksklusif ini baik bagi daya tahan tubuh si kecil agar tidak terserang penyakit.

Berikut ini beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam pemberian ASI, di antaranya :
  1. Berikan ASI pada saat setelah bayi dilahirkan. Pada saat bayi baru lahir, mungkin ASI yang diproduksi belum begitu lancar, namun itu tidak masalah karena bayi akan menghisap sangat kuat sehingga proses produksi ASI dengan sendirinya akan lancar.
  2. Berikan ASI ketika bayi menginginkan. Dengan berjalannya waktu, bayi mulai terbiasa menyesuaikan diri dengan produksi ASI yang anda miliki. Pada saat inilah peran ibu sangat penting dalam menjaga pola makannya, ini disebabkan oleh pola makan dan asupan makan ibu sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.
  3. Berikan ASI lebih dari 6 bulan untuk menambah konsumsi makan terhadap si bayi.
  4. Jika ibu mempunyai kesibukan yang luar biasa di luar rumah atau diharuskan untuk bekerja, alangkah lebih baik jika tetap memberikan ASI pada bayi. Ibu dapat mensiasatinya dengan menyempatkan waktu untuk memompa sebelum berangkat dan menyimpannya dalam lemari es (freezer).

2.10 Cara Perawatan Payudara yang Benar
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil usia 7-9 bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk memperlancar pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk fungsi uniknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir. Karena payudara mungkin meningkat beratnya lebih dari 1 pound, BH yang dapat menyangga payudara dengan baik digunakan untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi perubahan pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah dipermukaan kulit bertambah serta melebar. Kelenjar-kelenjar motgomer daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol (Hamilton, 2005).

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Anwar, 2008). Perawatan payudara saat hamil bisa dilakukan dengan cara sederhana, dan dilakukan di rumah.

Cara Perawatan payudara yaitu:
  1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.
  2. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
  3. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan Selama 24 jam. ASI di keluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
  4. Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
  5. Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
  6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka ibu dapat melakukan:
    1. Pemgompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
    2. Urut payudara dari arah pangkal ke putig atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
    3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
    4. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat mengisap seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
    5. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui kemudian keringkan.

Prinsip dalam perawatan payudara harus diperhatikan adalah Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil, Menjaga kebersihan sehari-hari, Dilakukan rutin dan teratur. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul pada ibu menyusui.

Salah satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah dengan memberi perawatan khusus, yaitu dengan pemberian rangsangan pada otot-otot payudara. Perawatan payudara untuk memperbanyak ASI ada dua cara yang dapat dilakukan bersamaan. Cara tersebut ialah pengurutan dan penyiraman atau kompres payudara. Pengurutan atau masase dilakukan untuk memberikan rangsangan pada kelenjar air susu ibu untuk memproduksi air susu ibu. Pengurutan ini dilakukan pada pagi dan sore hari, sebaiknya sebelum mandi.

Alat-alat yang diperlukam untuk pengurutan dan kompres payudara :
  1. Pelumas kulit; minyak kelapa, bedak talc, sabun.
  2. Handuk kecil/waslap/kain bersih, lembut, cukup tebal dan mudah menyerap air sebanyak 2 lembar.
  3. Handuk besar 2 lembar, yang satu untuk menutup punggung dan satu lagi untuk mengeringkan.
  4. Kom besar dua buah untuk menampung air panas dan dingin
  5. Bra bersih yang sesuai dengan ukuran payudara ibu, serta perlengkapan pakaian lainnya.

Cara mengerjakannya
  1. Alat –alat disediakan di dekat ibu lalu cuci tangan dan lakukan pengurutan lebih dulu, caranya:
  1. Kedua telapak tangan diberi bedak talc atau dibasuh dengan minyak
  2. Payudara kiri diurut dengan tangan kiri dan yang kanan diurut dengan tangan kanan (bila yang mengerjakan ibu sendiri) Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah putting susu.
  3. Pengurutan dari arah tengah memutar ke samping lalu kebawah dan kerjakan berulang selama 10-15 menit
  4. Bagian samping payudara diurut dari pangkal ke arah puting 10-15 kali
  5. Pengurutan bagian bawah payudara ke arah puting 15-20 kali
  6. Selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu diseluruh bagian payudara. Lakukan gerakan seperti ini pada payudara kanan.
  7. Gerakan selanjutnya letakkan kedua telapak tangan di antara dua payudara. Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali.
  8. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari diatas dan empat jari lainnya dibawah. Peras dengan lembut payudara sambil meluncurkan kedua tangan ke depan kearah puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan.
  9. Lalu cobalah posisi tangan parallel. Sangga payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara ke arah putting susu. Setelah itu, letakkan satu tangan di sebelah atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara bersamaan kearah putting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini sampai semua bagian payudara terkena urutan.

  1. Setelah pengurutan, teruskan dengan kompres
  1. Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian atas dibuka, punggung ditutup handuk
  2. Kom air panas dan dingin disediakan, sebaiknya di kamar mandi
  3. Pertama kompres payudara dengan air hangat
  4. Kompres dilakukan dengan cepat kurang lebih 10 kali bergantian antara air dingin dan air hangat
  5. Kompres terakhir dengan air hangat

Gambar: Perawatan Payudara (Bahiyatun. 2009)

  1. Manfaat Perawatan Payudara
Manfaat perawatan payudara saat hamil diantaranya adalah:
  1. Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
  2. Mencegah berbagai penyakit, seperti infeksi dan kelainan payudara,
  3. Memperkuat puting susu agar bayi mudah untuk menyusu,
  4. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara sehingga produksi ASI lebih banyak dan lancar,
  5. Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan pengobatan secepatnya,
  6. Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.

  1. Berbagai Masalah Ibu Menyusui
  1. Kelelahan Berlebihan
Sejak mengalami kehamilan, sang ibu biasanya akan merasakan lelah lebih dari biasanya. Hal ini dikarenakan tubuh harus mengkondisikan diir dengan “sesuatu” yang kini menjadi bagian dari tubuh, yakni janin. Kelelahan akan semakin terasa di trimester ketiga. Beban berat yang dibawa kemanapun pergi, ketakutan akan bayangan melahirkan, hingga bayangan betapa repotnya merawat dan mengasuh bayi menambah kelelahan yang semakin kompleks.

Menyusui memang melelahkan. Diperkirakan kegiatan menyusui membutuhkan kalori hingga sepertiga dari seluruh kalori yang dikeluarkan ibu untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sang ibu untuk membantu mengatur waktunya sebaik mungkin, hingga dirinya bisa istirahat dan si bayi tetap terawat:
  1. Gunakan waktu tidur bayi untuk segera mengistirahatkan diri.
  2. Batasi kegiatan yang kurang bermanfaat dan menyita banyak waktu, misalnya nonton TV, jalan-jalan, dsb.
  3. Upayakan ubah pola pemberian ASI
  4. Perhatikan asupan gizi selama menyusui
  5. Berlatihlah menyusui dengan sikap yang benar sejak sebelum melahirkan

  1. Sang Ibu Menderita Sakit Tertentu
Meski ASI keluar dari tubuh ibu yang menderita sakit, tidak semua penyakit bisa tertular begitu saja. Batuk, pilek, flu, diare bukan penyakit yang bisa tertular lewat ASI. Jika sang ibu terserang flu, cukup gunakan masker selama menyusui. Jika diare, cukup konsultasikan obat yang aman dengan dokter. Jadi salah jika sakit membuat ibu memutuskan berhenti menyusui dan buru-buru member anaknya susu formula. Justru dampak dari susu formula yang diberikan akan lebih besar daripada resiko tertular penyakit saat menyusui.

  1. Anemia
Gangguan kesehatan yang satu ini kerap dialami ibu yang sedang menyusui. Bahkan konon angka ibu habis melahirkan yang mengalami gangguan ini cukup memprihatinkan. Kelainan ini bisa dilihat dari kadar Hb yang dibawah 12 hingga 10. Pemicunya bisa karena pola makan yang salah, kemampuan pengadaan makanan, serta faktor ketidaktahuan si ibu sejak semasa hamil. Semisal hanya menyantap burger saja dan lupa bahwa orang hamil perlu asam folat, zat besi, dan mineral lain yang sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya anemia.

Padahal dampak buruk anemia bisa merupakan mata rantai yang panjang, dari kemungkinan abortus, bayi prematur, perdarahan saat melahirkan, hingga anemia saat menyusui.

Amat disarankan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, di samping banyak minum air putih atau kira-kira 12-16 gelas (2 liter) setiap harinya. Kualitas dan kuantitas makanan pun perlu ditambah karena kebutuhan kalori dan zat-zat penting saat menyusui lebih tinggi.

  1. Mual dan Muntah
Walaupun jarang terjadi, penyakit ini bisa melanda ibu menyusui. Penyebabnya biasanya karena si ibu memang sudah ada kelainan pada lambung sebelumnya, semisal gangguan maag atau lantaran asam lambung meninggi. Meski tak berkaitan langsung dengan kualitas ASI yang diproduksi, keluhan ini mesti diatasi sehingga acara pemberian ASI tidak jadi kacau.

Caranya, perhatikan pola makan yang benar, hindari kebiasaan hanya makan saat lapar, atau sebaliknya, jangan makan asal-asalan tanpa memperhatikan kualitasnya, mislanya hanya menyantap bakso, kerupuk, junkfood dsb. Sebaiknya makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makan makanan yang memicu asam lambung, seperti pedas dan kecut. Hal ini bisa membantu meringankan keluhan bagi yang menderita maag.

  1. Perut Kembung
Rasa tak nyaman semisal perut terasa kembung juga kerap terjadi, terutama habis melahirkan. Hal ini sebetulnya wajar terjadi karena ada perubahan ukuran perut dari besar ke kecil. Selain itu biasanya hal itu terjadi karena kontraksi untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan yang mungkin masih tertinggal dalam perut.

  1. Konstipasi/Sulit BAB
Keluhan yang umumnya muncul di awal masa menyusui ini sebetulnya lebih merupakan gangguan psikis berupa ketakutan menghadapi rasa sakit saat harus BAB pasca melahirkan. Keluhan ini biasanya melanda setiap ibu sehabis melahirkan, tak membedakan jenis kelahiran. Baik yang melahirkan secara normal maupun cesar, sama-sama mempunyai kekhawatiran akan terjadi sesuatu dengan jahitan di seputar organ kewanitannya akibat mengejan sewaktu BAB. Padahal menahan untuk tidak BAB akan memperparah keluhan konstipasi.

Cara mengatasinya sama sekali tidak membutuhkan obat pencahar. Cukup dengan si ibu mau menambah wawasan tentang perubahan apa saja yang dialami ibu sehabis bersalin untuk mengurangi rasa takutnya. Bila tetap terjadi, biasanya dokter akan memberikan obat untuk membantu. Jangan lupa, untuk mencegah, senantiasa mengkonsumsi makanan yang berserat.

  1. Wasir
Wasir merupakan pelebaran pembuluh darah di lubang pelepasan yang bisa muncul atau bahkan diperparah oleh kehamilan akibat tekanan darah balik tak mampu memompakan darah dengan sempurna. Biasanya dengan berakhirnya kehamilan, keluhan wasir akan berkurang dengan sendirinya atau bahkan hilang sama sekali, sehingga sebaiknya hindari penggunaan obat-obatan.

  1. Kaki Bengkak
Keluhan ini juga sering muncul pada ibu menyusui sebagai bagian dari rangkaian panjang proses kehamilan. Tapi tak perlu khawatir pembengkakan kaki selama hamil merupakan hal wajar sebagai bentuk reaksi tubuh akibat terjepitnya pembuluh-pembuluh daerah selangkangan lantaran membesarnya rahim. Kondisi tersebut membuat aliran darah dari daerah tungkai jadi terhambat. Karena terhambat tadi, sebagian aliran darah akan diserapkan keluar pembuluh darah yang berada di bawah kulit.

Tapi jika bengkak berlebihan yang mengharuskan si ibu sering berganti ukuran sepatu misalnya patut dicurigai sebagai keracunan kehamilan atau preeklamsia. Mengatasinya dengan membatasi makanan berkadar lemak dan natrium tinggi misalnya jeroan dan garam. Juga dengan cara mengistirahatkan kaki dengan menaikkan kaki minimal sejajar dengan bokong.

  1. Kurang Mendapat Dukungan Keluarga (Suami)
Suami juga harus selalu mendukung ibu agar tak mudah menyerah dan mau belajar cara memeras dan menyimpan ASI secara benar. Hindari memberinya stress tambahan karena istri sudah banyak beban. Harus mengelola waktu kerja, merawat anak dan menyusui.

  1. ASI Perah untuk Ibu yang Bekerja
Alasan tidak memberikan ASI eksklusif
Selain karena ibu harus bekerja, masih ada beberapa alasan yang biasanya diajukan ibu untuk tak member ASI secara eksklusif:

  1. Bayi haus dan ASI tak cukup
Ini cuma mitos yang disebabkan anggapan bahwa bayi baru lahir itu haus (ditandai dengan menangis keras), dan harus diberi minum agar tenang. Jadi kalau ASI belum keluar, ia diberi cairan lain berupa susu formula atau air putih melalui dot. Bahkan, jaman dulu, cairan yang diberikan adalah air kelapa muda. Setidaknya tindakan ini membuat tiga kerugian. Pertama, bayi tidak belajar menyusu pada ibunya yang membuat ASI-nya jadi sedikit. Kedua, lambung bayi dipaksa bekerja ekstra keras karena hraus mengolah makanan yang “berat”. Ketiga, hilangnya momen emas kemesraan antara ibu-bayi yang seharusnya terjadi di jam-jam awal kehidupan bayi melalui proses menyusui. Bayi menangis sewaktu lahir bukan karena kehausan, tapi reflek yang justru menandakan bahwa dia bayi yang sehat. Sehingga tak perlu diminumi apa pun, dan ibu tidak usah merasa berdosa karena ASI-nya belum keluar, apalagi kemudian merasa kurang ASI-nya.

Banyak ibu yang merasa ASI-nya kurang, sebenarnya hanya sedikit sekali (kurang dari 5 persen) yang secara biologis memang kurang produksinya. Bahkan dari 100 perempuan yang mengeluhkan hal itu, hanya 1 yang benar-benar kurang. Selebihnya lebih pada sugesti dalam diri.

  1. Takut bentuk payudara berubah
Ini juga mitos yang salah besar. Menyusui tak akan membuat payudara menjadi berubah kendur dan tak menarik lagi. Payudara berubah karena proses kehamilan, bukan proses menyusui.

  1. Tanpa ASI bayi akan tetap tumbuh sehat
Benar, dengan susu formula, memang bayi tetap tumbuh dan berbadan besar, dan mungkin juga pintar. Namun bila diberi ASI eksklusif, bayi akan lebih berhasil. Sehatnya pun benar-benar sehat bukan sekedar tampak gemuk karena ASI mengandung sel darah putih, zat kekebalan, hormone, faktor pertumbuhan, vitamin, air, protein, bahkan zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. Bayi yang sehat karena ASI lebih tahan terhadap penyakit, lebih tinggi kecerdasan intelektual dan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya.

  1. Susu formula lebih praktis
Pendapat ini justru salah total. Untuk membuat susu formula diperlukan air panas (harus memasak dulu) dan berbagai peralatan yang harus selalu steril (berarti harus direndam dalam air panas). Sebaliknya, ASI hemat energy, selalu siap setiap saat, dan steril.

  1. Badan tetap gemuk karena selalu lapar dan tidak berolah raga ada anggapan bahwa ibu menyusui yang berolah raga akan membuat ASI-nya terasa asam akibat pengaruh keringat. Bila hal ini dipercaya kebenarannya tentu saja membuat para ibu enggan berolah raga, demi ASI-nya terasa enak. Pendapat ini sama sekali tidak benar. Area puting yang disebut areola mammae ini justru tak banyak kelenjar keringatnya. Jadi, keringat tak akan mengganggu produksi ASI. Terlebih bila ibu rajin membersihkan badan sebelum menyusui.

Penelitian justru membuktikan bahwa menyusui akan membuat ibu menyusui bisa menurunkan berat badan dengan lebih cepat, karena timbunan lemak yang terjadi selama proses kehamilan akan digunakan untuk proses menyusui.

  1. Susu formula terjangkau dan bisa didapat dimana saja
Bagi sebagian orang, susu formula dianggap murah dan mudah didapat. Tapi bagi sebagian lain, susu adalah barang mewah dan mahal. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil dan tidak mempunyai penghasilan memadai.

Jika anggapan susu formula semakin mahal semakin bagus tertanam lekat di seluruh lapisan masyarakat, akan banyak anak terlantar karena kurang asupan susu, bahkan kurang gizi.

  1. Teknik memerah ASI dengan benar
Memerah ASI bisa dilakukan dengan dua cara yaitu, menggunakan pompa atau bisa juga menggunakan jari. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
  1. Menggunakan Pompa
Cara “menabung” ASI perah yang paling baik dan efektif adalah dengan menggunakan alat pompa ASI elektrik. Sayangnya, di Indonesia harga alat ini masih lumayan mahal dan sulit didapat, sehingga jarang menjadi pilihan para ibu.

Jenis lain adalah pompa piston. Prinsip kerja alat ini mirip suntikan, hingga memiliki keunggulan yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur. Akan tetapi alat yang berbentuk suntikan juga jarang tersedia.

  1. Menggunakan jari
Tentu saja, disbanding memerah ASI menggunakan alat apapun, yang paling murah adalah memerah menggunakan jari. Sebenarnya bukan hanya murah, melainkan juga praktis karena kita hanya memerlukan tangan kita dan tahu teknik memerah. Cara kembali ke ala mini amat sederhana, tak perlu biaya, dan tak perlu repot membawa pompa kalau pergi jauh.

Caranya:
Tempatkan tangan di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser ke putting. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh saluran susu dapat tertekan. Ulangi untuk payudara lain dan jika diperlukan, pijat payudara di waktu-waktu pemerasan. Ulangi pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada payudara ke dua. Taruh cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.

  1. Tips Memerah ASI
  1. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga dan payudara terhindar dari bengkak
  2. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari
  3. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu, misalnya breast pump, botol ASI, piring kecil/wadah tempat ASI. Breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit dibersihkan.
  4. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
  5. Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
  6. Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice dll. Disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi kelenjar payudara
  7. Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif
  8. Lakukan perawatan payudara: pemijatan payudara dan kompres air hangat dan air dingin secara bergantian
  9. Jika ada masalah dalam ASI dan menyusui, jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi klinik laktasi. Ada pula lembaga AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) yang sedang berupaya mendirikan Rumah ASI di kota besar di Indonesia.

  1. Lama Penyimpanan ASI Perah
  1. Jika ruangan tidak ber-AC, tidak lebih dari 4 jam
  2. Ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya. Kondisi AC yang tidak stabil akan mempengaruhi kualitas ASI. Jika ragu, tidak ada salahnya membawa termos kecil yang diisi beberapa balok kecil es batu
  3. Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI di tempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yang ada di lemari es tersebut. Tujuannya agar terhindar dari bau makanan lain.
  4. Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3x24 jam
  5. Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastic yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik
  6. ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Jika kebetulan memiliki deep freezer maka ASI hasil pompa/perasan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya

  1. Cara Menyimpan ASI Hasil Pompa atau Perahan
  1. Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
  2. Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca
  3. Jika terpaksa menggunakan botol plastic, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas)
  4. Sebaiknya hindari pemakaian botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
  5. Jangan lupa bubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperah. Tujuannya agar ASI yang akan dikonsumsi diyakini betul kondisinya
  6. Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
  7. Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0-15 derajat celcius
  8. Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan atau pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam

  1. Cara Memberikan ASI yang Sudah Didinginkan pada Bayi
  1. Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
  2. Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih
  3. Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panic, menggunakan microwave atau pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI
  4. Panaskanlah susu sesuai kebutuhan. Sisanya langsung disimpan kembali
  5. Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi

  1. Manfaat ASI Perah/Pompa
  1. Bayi tetap memperoleh ASI saat ibunya bekerja
  2. Untuk bisa memberi minuman bayi dengan berat lahir rendah atau bayi sakit yang belum dapat menyusu langsung pada ibunya karena terlalu lemah
  3. Menghilangkan bendungan ASI yang bisa berakibat payudara bengkak
  4. Menjaga kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit
  5. Menghilangkan/mengurangi perembesan ASI
  6. Memudahkan bayi minum bila ASI terlalu deras. Bila ASI ibu terlalu banyak, perahlah ASI sebelum menyusui agar bayi tidak tersedak. ASI perah bisa diberikan dengan sendok saat bayi selesai disusui
  7. Tidak ada perbedaan kualitas maupun kuantitas ASI ibu yang bekerja dengan ibu yang tak bekerja
  8. ASI perah menunjukkan kasih sayang anda terhadap si kecil


DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Dian,. Et al. 2015. Superbook for Supermom. Jakarta: FMedia
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Budiati, T. (2009). Tesis: Efektifitas Pemberian Paket "Sukses ASI" terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui deng Seksio Sesarea di WIlyah Depok Jawa Barat. Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas. Universitas Indonesia.
Harahap, YS. 2011. Diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 19.30 WIB http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27588/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.ung.ac.id/1820/4/2012-2-14201-841408027-bab2-24012013060025.pdf, diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 10.33 WIB
http://bidanku.com/waktu-yang-tepat-dalam-memberikan-asi diakses pada 25 September 2015 pukul 05.45 WIB
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah-5297-3-bab2.pdf diakses 23 September 2015
Mutalazimah. 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 6, No. 2, 114 – 126.
Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Muha Medika.
Prasetyono, Dwi S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press
Rahardjo. 2010. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Rosita, Syarifah. 2009. ASI untuk Kecerdasan Bayi.Yogyakarta: Ayyana
Saifudin, A. B. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Yukailah, Lily. 2009. Kehamilan Seri Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC.
Yuliati, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta:ANDI







1 comments:

  1. Wow komplit sekali, wanita wajib membacanya, terutama calon ibu.

    Maaf sobat ijin pasang gambarnya, maaf setelah pasang baru minta ijin. Sukses buat anda dan keluarga.

    ReplyDelete

Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.