Asuhan Keperawatan pada Luka Bakar

Luka bakar merupakan cedera paling berat yang mengakibatkan permasalahan yang kompleks, tidak hanya menyebabkan kerusakan kulit namun juga seluruh sistem tubuh (Nina,2008)...

Materi Intepretasi EKG Normal

Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung sedangkan Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik jantung...

Liburan Murah Bersama Alam di Hutan Pinus Pandaan

Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki puluhan destinasi wisata yang menarik. Banyak para pelancong yang akhirnya melabuhkan hatinya di Pasuruan...

Mahasiswa FKp Satu-Satunya Delegasi Keperawatan pada Kompetisi Riset Dunia

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga mengirimkan satu tim delegasi untuk mengikuti Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting-14 (HISAS-14) di Hokkaido...

Kisah Inspiratif Dua Pedagang Keren

assalamualaikum wr.wb para pembaca yang budiman. Sudah lama ane gak posting-posting lagi. Hari ini izinkan ane berbagi pengalaman kepada pembaca semua...

Apa yang Membuat Saya Rindu Kampung Halaman?

Pembaca yang budiman, mungkin di antara kita banyak yang sedang atau pernah menyandang status sebagai perantau kota besar. Entah karena studi...

السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ ...... Selamat datang di BLOG RIO CRISTIANTO. Dukung Blog ini dengan like fanspage "Rio Cristianto". Thank you, Happy Learning... ^_^

Sunday 4 June 2017

Materi Penyuluhan : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi + Flip chart

  1. Pengertian Infeksi Nosokomial atau HAIs
Health-care Associated Infections (HAIs) adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara dua sampai empat hari setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lainnya dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat.


Infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran disumber pelayanan kesehatan, baik melalui :
  1. Pasien
Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi kepada pasien lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan yang lainnya.

  1. Petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung yang dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.

  1. Pengunjung
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan rumah sakit, atau sebaliknya yang dapat dari dalam rumah sakit keluar rumah sakit.

  1. Sumber lainnya
Sumber lain  yang dimaksud disini adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada dirumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien dan sebaliknya.

  1. Rantai Penularan Infeksi
Menurut Potter & Perry (2005) proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar berbagai faktor yang mempengaruhi, Proses tersebut melibatkan beberapa unsur diantaranya:
  1. Agen infeksi  (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.  Pada manusia dapat berupa bakteri, virus, ricketsia, jamur dan parasit.
  2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umum adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada manusia: permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina
  3. Port of exit (pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membran mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
  4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi  dari reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu :
    1. Kontak (contact transmission):
    2. Langsung/direct:   kontak badan ke badan pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasien.
    3. Tidak langsung/indirect: kontak melalui objek (benda/alat) perantara: melalui instrumen, jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci.
    4. Droplet: partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak penyebaran pendek, tidak bertahan lama di udara, “deposit” pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut contoh: Difteria, Pertussis, Mycoplasma, Haemophillus influenza type b (Hib),  virus Influenza, mumps, rubella.               
    5. Airborne: partikel kecil ukuran <  5 μm, bertahan lama di udara, jarak penyebaran jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak, Varisela (cacar air), spora jamur.
    6. Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan kuman penyebab sampai masuk (tertelan) pada pejamu yang rentan. Contoh: air, darah, serum, plasma, tinja, makanan.
    7. Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat menularkan kuman penyebab  cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengerat.
  1. Port of entry (Pintu masuk) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui:  saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).
  2. Pejamu rentan (suseptibel) adalah  orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit. Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan, pengobatan  imunosupresan. Sedangkan faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan herediter.

  1. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas pejamu, agen infeksi (patogenesis, virulesi dan dosis) serta cara penularan. Identifikasi faktor resiko pada penjamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya infeksi (HAIs), baik pada pasien ataupun pada petugas kesehatan. (Depertemen Kesehatan, 2009).

  1. Elemen yang Berperan Dalan PPI
    1. Petugas kesehatan
    2. Pasien
    3. Keluarga pasien
    4. Pengunjung Rumah Sakit
    5. Setiap orang yang datang ke rumah sakit

  1. Hal Penting tentang PPI yang Harus Diketahui Oleh Pasien dan Keluarga Pasien:
    1. Cuci tangan dengan cara yang benar di saat yang tepat
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di RS. Menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai sabun dan air mengalir atau handrub berbasis alkohol.

Kapan Mencuci Tangan?
  1. Sebelum kontak dengan pasien
  2. Sebelum melakukan tindakan aseptik dan bersih
  3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
  4. Setelah kontak dengan pasien
  5. Setelah terpapar dengan benda-benda disekitar pasien

Alternatif Kebersihan Tangan
Handrub berbasis alkohol 70%:
  1. Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas
  2. Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau
  3. Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml  dan 100 ml alkohol 70 %)
  4. Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan  air bersih mengalir dan sabun harus dilakukan
  5. Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan  sabun dan air mengalir
  6. Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan  sabun dan air mengalir
  7. Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama efektifnya  mencuci tangan  sabun antimikroba
  8. Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit

Enam langkah kebersihan tangan:
Langkah 1    : Gosokkan kedua telapak tangan
Langkah 2    : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan, dan lakukan sebaliknya
Langkah 3    : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari tangan saling menyilang
Langkah 4    : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari tangan kanan dan lakukan sebaliknya
Langkah 5    : Gosok Ibu jari tangan kiri dengan telapak tangan kanan secara memutar, dan lakukan sebaliknya
Langkah 6    : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya

Untuk mencuci tangan :
  1. Lepaskan perhiasan ditangan dan pergelangan.
  2. Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir.
  3. Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan sabun biasa atau yang mengandung anti septik selama 10-15 detik (pastikan sela-sela jari digosok menyeluruh). Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama.
  4. Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir.
  5. Biarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau dikeringkan dengan kertas tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

  1. Menerapkan etika batuk yang benar

  1. Penggunaan masker
Masker harus dikenakan bila diperkirakan ada percikan atau semprotan dari darah atau cairan tubuh ke wajah. Selain itu, masker mencegah penularan kuman patogen melalui mulut dan hidung.

Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker yang dipakai dengan tepat terpasang pas nyaman di atas mulut dan hidung sehingga kuman patogen dan cairan tubuh tidak dapat memasuki atau keluar dari sela-selanya.

Langkah-langkah penggunaan masker:
  1. Ambil bagian atas masker (biasanya sepanjang tepi tersebut ada stip motal yang tipis).
  2. Pegang masker pada 2 tali atau ikatan bagian atas belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.
  3. Ikatkan dua tali bagian bawah masker sampai ke bawah dagu.
  4. Dengan lembut jepitkan pita motal bagian atas pada batang hidung.

  1. Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia
Sampah Rumah Sakit atau disebut juga limbah padat Rumah Sakit adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990).

Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
  1. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis seperti botol bekas, plastik bekas, kertas, bungkus makan. Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik hitam.
  2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari :
  1. limbah infeksius dan limbah patologi, penyimpanannya pada tempat sampah berplastik kuning.
  2. limbah farmasi (obat kadaluarsa), penyimpanannya pada tempat sampah berplastik coklat.
  3. limbah sitotoksis adalah limbah berasal dari sisa obat pelayanan kemoterapi. Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik ungu.
  4. Limbah medis padat tajam seperti pecahan gelas, jarum suntik, pipet dan alat medis lainnya. Penyimpanannya pada safety box/container.
  5. Limbah radioaktif adalah limbah berasal dari penggunaan medis ataupun riset di laboratorium yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif. Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik merah.

  1. Mematuhi aturan Rmah Sakit
  2. Tidak merokok di lingkungan Rumah Sakit
Rokok diketahui menyebabkan kanker paru-paru, penyakit pernapasan. Perokok cenderung memiliki masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan risiko jantung, termasuk kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan diabetes. Selain itu para peneliti juga menemukan seorang perokok memungkinkan untuk meninggal dalam 6 bulan setelah serangan jantung dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok.

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. Fasilitas pelayanan kesehatan termasuk dalam Kawasan Tanpa Rokok.

            Sasaran Kawasan Tanpa Rokok di Rumah Sakit
  1. Pimpinan/penanggung jawab/pengelola fasilitas pelayanan kesehatan.
  2. Pasien.
  3. Pengunjung.
  4. Tenaga medis dan non medis.

  1. Berkunjung sesuai waktu yang ditentukan
Tidak mungkin seseorang yang hanya sakit ringan diharuskan di inapkan di RS. Bila seseorang sampai diharuskan di inapkan di RS berarti orang tersebut menderita suatu penyakit yang cukup serius. Dan seperti anda tahu, hal yang menunjang penyembuhan bukanlah obat semata, istrahat yang cukup juga menunjang penyembuhan. Dengan berkunjung hanya jam besuk, anda memberikan waktu istrahat yang cukup bagi pasien untuk memulihkan kesehatannya.

  1. Lebih baik tidak berkunjung ke Rumah Sakit bila dalam keadaan sakit
  2. Tidak membawa anak <12 tahun untuk berkunjung/ menginap di Rumah Sakit
Anak-anak memiliki kekebalan tubuh yang belum sempurna, sehingga perlindungan tubuh terhadap paparan bakteri, virus dan kuman-kuman lain yang ada dirumah sakit tidak sebaik pada mereka para orang tua yang memiliki imunitas tubuh lebih baik. Itulah sebabnya anak kecil biasanya mudah sakit karena lebih rentan untuk tertular penyakit.

Membawa anak, selain risiko tertular penyakit, kerugian lain yang mungkin didapat adalah timbulnya trauma pada anak sehingga jika suatu saat anak sakit akan sulit/takut di bawa ke dokter atau rumah sakit. Trauma itu timbul karena kesan menyeramkan dan menakutkan kadang-kadang masih terdapat dibeberapa rumah sakit khusunya rumah sakit daerah dengan bangunan-bangunan tua peninggalan belanda. Penyebab ketakutan/trauma lainnya bisa juga akibat anak melihat pasien yang berdarah-darah pada kasus kecelakaan lalu lintas, atau melihat pasien yang sedang merintih kesakitan, hingga mereka yang sedang mengalami sakaratul maut. Bagi anak hal-hal semacam itu dapat selalu terngiang didalam pikiran mereka, sehingga membuat mereka menjadi antipati/ phobia terhadap rumah sakit. Selain menyebabkan dampak kerugian pada anak, membawa anak ke rumah sakit dikhawatirkan akan mengganggu istirahat pasien. Seperti kita tahu anak sering mudah rewel/ menangis, lari ke sana kemari, teriak-teriak sambil bermain. Hal semacam itu kelihatan sepele, namun dapat mempengaruhi kondisi penyembuhan pasien.

  1. Pengunjung tidak boleh makan minum di ruangan pasien
  2. Pengunjung tidak diperbolehkan meludah sembarangan di area Pelayanan Kesehatan
Air liur atau ludah adalah cairan tubuh yang terdapat di mulut. Sebenarnya cairan ini sangat bermanfaat bagi metabolisme tubuh karena membantu mulut tetap lembap dan membantu pencernaan. Selain itu, air liur juga berfungsi untuk membersihkan makanan dari lapisan mulut dan membantu menumbuhkan lapisan gigi yang rusak.

Meski demikian, dalam kondisi tertentu air liur atau ludah juga ternyata bisa menularkan penyakit. Ada beberapa bakteri atau virus penyakit yang betah hidup di air liur misalnya influenza, batuk, tuberculosis (TBC), herpes, hingga hepatitis B. 

Anda perlu berhati-hati jika menemukan orang yang meludah sembarangan. Jangan sampai ludah orang lain mengenai kita atau sebaliknya, karena bisa saja bakteri atau virus penyebab jenis jenis penyakit ada di dalamnya.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Yayasan. Mutiara. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
Brooker, C. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2010. Pusat Promosi Kesehatan Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok: Jakarta: Kemenkes RI
Depkes RI. 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No 382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &. Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC
http://web.rshs.or.id/limbah-rumah-sakit/
http://www.kompasiana.com/dr_wahyutriasmara/jangan-ajak-anak-anak-ke-rumah-sakit_5520423aa333112745b65a6b



--- Flip chart ---









Jadwal Imsakiyah 1438 H

Berikut adalah jadwal imsakiyah Bulan Ramadhan 1438 H untuk daerah Surabaya. Semoga bermanfaat untuk para Pembaca yang Budiman. Semoga kita bisa menikmati manis dan indahnya Ramdhan tahun ini.


Tanya Jawab tentang Puasa Ramadhan : Sahur

Assalamualaikum wr. wb. Pembaca yang budiman.
Pada kesempatan ini saya ingin mengulas beberapa pertanyaan tentang Sahur yang mungkin sering menjadi pertanyaan. Sahur adalah aktivitas makan atau minum yang dilakukan pada dini hari sebelum menjalankan puasa. Sahur merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilakukan bagi umat islam yang akan menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan dan rizki yang berkah kepada kita sehingga kita dapat menunaikan Sahur pada malam hari sebelum menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

  1. Sudah masuk waktu imsak apakah masih boleh makan?
Masih diperbolehkan makan dan minum meski sudah masuk waktu imsak. Puasa dimulai sejak terbit fajar atau adzan shubuh, bukan waktu imsak yang kita kenal sekarang.
Istilah imsak seringkali dimaknai berbeda dan mengalami pergeseran arti. Sesungguhnya makna imsak adalah menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, jadi sebenarnya imsak adalah berpuasa itu sendiri. Sedangkan imsak yang kita kenal hari ini adalah waktu persiapan sebelum masuk adzan shubuh kurang lebih 5 sampai 10 menit. Sehingga imsak bisa dijadikan pengingat bahwa waktu subuh akan segera tiba dan kita harus menyegerakan untuk menyelesaikan sahur kita. Jadi imsak itu bukan waktu shubuh sehingga masih diperbolehkan makan dan minum. 

  1. Apakah sah puasanya bila kita tidak makan sahur?
Makan sahur bukanlah syarat sahnya puasa Ramadhan, melainkan sunnah. Para ulama telah sepakat tentang sunnahnya sahur untuk puasa.
 Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Makan sahurlah, karena sahur itu barakah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sehingga apabila seseorang menunaikan puasa tanpa sahur, puasanya tetap sah. Dasarnya adalah Rasulullah SAW juga pernah berpuasa tanpa makan sahur.

  1. Bila kita tidak punya makanan untuk sahur, apakah tetap disunnahkan untuk sahur?
Sahur tetap sunnah meskipun tidak ada makanan. Cukup dengan segelas air putih saja sudah disunnahkan.
 Dari Abi Said al Khudri ra. “Sahur itu barakah, maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR. Ahmad)

  1. Makan sahur yang tepat itu jam berapa ya?
Disunnahkan untuk mengakhirkan makan sahur mendekati waktu shubuh.
 Dari Abu Dzar al ghifari ra. dengan riwayat marfu’, “Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur”. (HR. Ahmad)
Maka sahur kurang baik bila dilakukan terlalu malam seperti jam 02.00 dini hari, meskipun tidak terlarang. Praktek sahur yang dilakukan Rasulullah SAW adalah berlomba-lomba dengan datangnya waktu fajar.

  1. Ada Hadits yang menyebutkan bahwa meski sudah adzan shubuh kita masih boleh makan dan minum?
Memang benar ada hadits yang zahirnya membolehkan kita makan dan minum meski sudah terdengar adzan, diantaranya adalah hadits berikut :
“Jika salah seorang di antara kalian mendengarkan adzan sedangkan wadah terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan wadah tersebut hingga ia menunaikan hajatnya hingga selesai.” (HR. Abu Daud)
Iqamat dikumandangkan sedangkan gelas masih di tangan Umar bin Khattab, dia bertanta kepada Rasulullah SAW, “apakah aku boleh meminumnya?”. Beliau menjawab, “boleh”. Maka Umar pun meminumnya. (HR. Ibnu Jarir)

Ada sebagian orang yang menangkap hadits di atas secara lahiryah saja sehingga meskipun sudah masuk waktu shubuh dia tetap asyik makan.
Tentu hal ini bertentangan dengan ayat Al Qur’an yang menjelaskan bahwa batasan puasa adalah terbit fajar

“Dan makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar.” (QS. Al Baqarah: 187)

Maka kedua nash yang saling bertentangan ini harus dipertemukan. Para ulama menyebutnya dengan istilah thariqatul jam’i

Alternatifnya yang paling mendekati adalah bahwa yang dimaksud dengan adzan pada hadits di atas bukan adzan shubuh, melainkan adzan yang dikumandangkan dalam rangka untuk membangunkan orang untuk shalat malam.

Perlu diketahui bahwa adzan pada zaman Rasulullah SAW dikumandangkan dua kali. Adzan yang pertama dikumandangkan oleh Bilal, waktunya beberapa saat sebelum fajar terbit. Adzan yang kedua adalah adzan yang dikumandangkan oleh Ibnu Ummi Maktum, waktunya adalah saat fajar terbit. yang juga merupakan adzan dimulainya puasa dan masuknya waktu shalat shubuh.
Hal itu menurut hadits :

“Bilal mengumandangkan adzan pada suatu malam, maka Rasulullah SAW bersabda, “Makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum adzan. Karena dia tidak akan adzan kecuali setelah terbitnya fajar shadiq.” (HR. Bukhari)

Imam An Nawawi mengatakan bahwa bila fajar terlah terbit sedangkan makanan masih di mulut, maka hendaklah dimuntahkan dan dia boleh meneruskan puasanya. Jika ia tetap menelannya padahal ia yakin telah masuk fajar, maka batallah puasanya. Hal ini sama sekali tidak ada perselisihan di antara para ulama.

Syaikh Shalih Al Munajjid dengan beralasan bahwa kebanyakan muadzin melantunkan adzan sebelum waktunya, mengatakan bahwa bila adzan dikumandangkan sebelum waktu fajar benar-benar terbit, tidaklah dianggap sebagai terbit fajar yang yakin.

Jika makan saat dikumandangkan adzan semacam itu, puasanya tetap sah. Karena ketika itu terbit fajar masih sangkaan (bukan yakin). Namun tetap saja beliau berhati-hati dengan berhenti makan ketika itu.

Sumber:
Buku “60 Tanya Jawab Seputar Puasa & Ramadhan”  ditulis oleh Ustadz Ahmad Sarwat, LC. MA diterbitkan oleh Yayasan Dana Sosial Al Falah


Materi Penyuluhan : Kemoterapi + Flip chart

  1. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan obat kanker dengan cara menghambat proliferasi sel. (Munir, 2005). Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika (zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Obat-obatan kemoterapi biasanya diberikan melalui suntikan atau infus. Kemoterapi lebih sering diberikan setelah operasi untuk menghilangkan kanker atau menurunkan kemungkinan munculnya kanker kembali.

  1. Tujuan Pemberian Kemoterapi
  1. Sebagai pengobatan kanker
  2. Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.
  3. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hiduppasien.
  4. Mengurangi komplikasi akibat metastase.

  1. Cara kerja kemoterapi
Kemoterapi bekerja dengan menghentikan sel-sel yang sedang tumbuh secara cepat, sehingga beberapa sel-sel tubuh normal seperti akar rambut dapat juga mengalami gangguan pertumbuhan selama mendapatkan kemoterapi, tetapi tubuh akan dapat memperbaikinya (itu sebabnya rambut akan kembali tumbuh setelah selesainya kemoterapi). Sel-sel kanker akan lebih sulit untuk dapat memperbaiki setelah mendapatkan kemoterapi, sehingga kemoterapi memang lenih selektif menghancurkan sel-sel kanker.

  1. Jenis kemoterapi
    1. Kemoterapi induksi, ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan masa tumor atau jumlah sel kanker.
    2. Kemoterapi primer, dimaksudkan sebagai pengobatan utama padatumor ganas, diberikan pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dulu sebelum pengobatan lain seperti bedah dan radiasi
    3. Kemoteraopi neo-adjuvan, dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk memperkecil sel tumor sehingga saat dilakukan operasi.
    4. Kemoterapi adjuvan , dilakukan setelah operasi dengan tujuan untuk menghilangkan sel tumor yang mungkin masih tersisa setelah dilakukan operasi atau radioterapi.
    5. Kemoterapoi kombinasi, menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi
    6. Chemoradiation, diberikan bersamaan dengan radiasi dengan tujuan memperkecil kemungkinan kambuh

  1. Cara pemberian kemoterapi
  1. Pemberian per oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®,Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, hydrea®, Tegafur®, Xeloda®,Gleevec®.

  1. Pemberian melalui intra vena/ selang infus
Cara yang paling sering dilakukan karena lebih efektif dan efek terapi obat lebih cepat.

  1. Pemberian secara subcutan/ intramuscular (injeksi)
Cara ini jarang dilakukan karena sangat beresiko, bisa menimbulkan syok anafilaksis.

  1. Syarat pemberian kemoterapi
    1. Keadaan umum harus cukup baik, Usia <70 tahun
    2. Memahami tujuan dan efek samping yang terjadi
    3. Semua hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang normal (Hb diatas 10,9; Leukosit diatas 5.000/mm3; Trombosit diatas 150.000/UL; Natrium 136-144 mmol/L; Kalium 3,8-5,0 mmol/L; Klorida 97-103 mmol/L)
    4. Mendapat persetujuan baik dari pasien maupun dari keluarga. Hal ini sangat penting, karena kemoterapi merupakan salah satu pengobatan pada kanker yang membutuhkan biaya yang mahal, memiliki efek samping yang sangat besar pada kondisi pasien nantinya, dan termasuk obat yang berbahaya.

  1. Efek samping dan penanganan kemoterapi
  1. Mual Muntah.
Penyebab mual dan muntah yang diakibatkan dan juga merupakan efek dari pemberian kemoterapi ini adalah karena pengaruh obat kemoterapi yang digunakan tersebut terhadap dinding lambung dan juga bagian otak yang mengontrol muntah. Cara perawatan kanker atau cara mengatasi efek samping dari mual muntah ini bisa dilakukan dengan :
  1. Makan dalam porsi kecil (namun sering).
  2. Menghindari makanan yang berlemak dan juga berbau tajam.
  3. Minum air yang banyak agar tubuh tidak kekurangan cairan.
  4. Jika keadaan bertambah berat, mintalah dokter untukmemberikan obat untuk mengatasi mual dan muntah tersebut.

  1. Mencret (Diare) atau Sulit BAB
Tanda gejala penyakit kanker atau lebih tepatnya diare atau mencret akibat kemoterapi ini disebabkan oleh karena pengaruh kemoterapi terhadap sel pelapis usus. Tips mengatasi efek samping kemo ini adalah sebagai berikut:
  1. Bila terjadi diare :
Minum banyak air dan juga makan makanan yang lunak seperti halnya pisang, bubur atau pun roti.

  1. Bila sulit BAB (sembelit) :
Cara mengatasi sembelit adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan.

  1. Rambut Rontok.
Akibat kemoterapi yang mudah dan sering kali kita jumpai pada pasien tekait kanker yang sedang menjalani metode pengobatan kemoterapi ini adalah rambut yang rontok dan mudah rontok. Karena memang kemo bisa menyebabkan terjadinya kerontokan rambut. Dan ini pada umumnya akan bisa tumbuh lagi rambutnya setelah selesai menjalani terapi kemoterapi itu sendiri.
Cara mengatasi rambut rontok adalah dengan :
  1. Memilih model rambut yang pendek sehingga kerontokannya tidak terlalu mencolok.
  2. Bila pada pasien penyakit kanker wanita bisa juga dengan menggunakan kerudung, selendang. Pada laki-laki bisa dengan memakai topi, sorban atau juga alternatif  lainnya dengan memakai rambut palsu untuk dalam rangka menutupi kerontokan rambut tersebut.

  1. Sariawan
Obat kemo bisa juga merusak sel-sel pelapis rongga mulut sehingga menimbulkan sariawan.Cara mengatasi sariawan karena kemo adalah bisa dengan kita melakukan hal-hal seperti :
  1. Gosok gigi setiap selesai makan menggunakan sikat gigi berbulu halus.
  2. Setelah menggosok gigi berkumurlah dengan 1/2 sendok teh soda kue atau garam yang dicampur dengan satu gelas air.
  3. Jangan menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol.
  4. Memilih makanan lunak atau lembek yang tidak terlalu merangsang mulut

  1. Kekurangan Darah
Pengobatan kanker juga bisa mengurangi sel darah merah (sel darah yang mempunyai tugas dan fungsi menghantarkan oksigen keseluruh tubuh). Sehingga efek samping yang dirasakan oleh para pasien yang menjalani pengobatan dan perawatan kanker adalah letih, lesu, lemah, berkunang-kunang sesak dan tanda gejala lainnya. Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara cukup istirahat (karena manfaa tidur adalah besar bagi tubuh manusia), dan juga mengkonsumsi makanan yang bergizi agar mampu melawan keletihan dan kelemahan akibat dari kekurangan darah.

  1. Mudah Terserang Infeksi.
Karena pengaruh dalam terapi kemo ini akan bisa mengakibatkan penurunan sel darah putih sehingga tubuh akan lebih mudah untuk terserang infeksi dan juga kuman penyakit. Berikut beberapa cara tips mencegah infeksi adalah dengan :
  1. Cuci tangan sesering mungkin.
  2. Menghindari mereka yang sedang sakit agar tidak tertular.
  3. Memakai masker untuk menghindari tertular penyakit pernafasan.

  1. Kelelahan
Perasaan letih akan terjadi karena beberapa sebab diantaranya yaitu karena penyakit kanker itu sendiri, penanganan penyakit, aspek emosional yang terkait dengan kanker dan nyeri kanker, serta karenaanemia (kurang darah). Mengatasi rasa letih tersebut dapat dilakukan dengan cara :
  1. Lakukan istirahat di kursi yang nyaman
  2. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan
  3. Cobalah melakukan aktifitas ringan yang menyenangkan
  4. Mintalah teman atau keluarga untuk membantu melakukan pekerjaan yang berat
  5. Hemat tenaga yang dimiliki

  1. Perubahan pada Kulit dan Kuku
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kuku. Kulit mungkin akan berubah menjadi lecet, kering, kemerahan atau adanya rasa nyeri yang tidak nyaman dan mengakibatkan hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi adalah berubahnya warna kulit menjadi lebih gelap daripada sebelumnya. Hal tersebut biasanya terjadi setelah tiga minggu dimulainya pengobatan. Hiperpigmentasi ini akan berkurang setelah 10-12 minggu obat dihentikan. Kuku mungkin akan berubah menjadi kehitaman, kuning atau pecah-pecah. 

  1. Masalah ringan pada kulit dapat diatasi dengan :
    1. Gunakan sabun yang lembut untuk kulit
    2. Gunakan lotion atau krim kulit yang lembut
    3. Hindari penggunaan produk untuk kulit yang mengandung  alcohol atau parfum
      4. Hindari terkena sinar matahari dalam waktu yang lama
    4. Jika berada di luar, gunakan pelembab bibir, krim pencegah sinar matahari (sunblock), pakaian yang panjang dan penutup kepala.
    5. Mandi dengan air hangat.

  1. Masalah pada kuku akibat efek samping kemoterapi dapat dikurangi dengan :
    1. Kuku dalam keadaan bersih dan pendek
    2. Gunakan sarung tangan untuk mencuci, berkebun ataumembersihkan rumah
    3. Jika masalah kulitdan kuku terus berkembang, konsultasikan dengan dokter

  1. Bengkak
    Bengkak dapat disebabkan oleh kemoterapi. Beberapa jenis kanker atau akibat adanya perubahan hormon dapat menyebabkan bengkak baik pada wajah, lengan, tangan, kaki atau perut. Hal-hal yang dapat mengurangi bengkak yaitu :
  1. Gunakan stocking atau kaus kaki khusus dapat didiskusikandengan dokter atau perawat
  2. Gunakan pakaian yang tidak ketat
  3. Hindari pemakaian alas kaki dengan hak tinggi
  4. Tinggikan kaki dengan bantal atau ganjalan lainnya saat dudukatau berbaring
  5. Tidak berdiri atau berjalan terlalu lama 
  6. Hindari makanan dengan kandungan garam tinggi
  7. Cek label makanan, jika makanan tersebut mengandung sodium lebih baik dihindari.

  1. Gangguan pada Saraf
  1. Beberapa pasien yang mendapatkan kemoterapi kemungkinan pernah mengalami mati rasa atau lemas pada tangan atau kaki. Gejala yang berhubungan dengan adanya masalah dengan persarafan, diantaranya :
  2. Kesulitan fokus terhadap objek, misalnya kesulitan mengancingkan baju
  3. Gangguan keseimbangan pada tubuh
  4. Kesulitan berjalan
  5. Nyeri pada rahang
  6. Kehilangan pendengaran
  7. Segera konsultasi ke dokter apabila mengalami gangguan tersebut.

  1. Interval Pemberian Kemoterapi
  1. Pemberian kemoterapi dilakukan selama 6 siklus/ 6x kemoterapi dengan jarak antar kemoterapi selama 21 hari.
  2. Bila dalam jarak 21 hari keadaan umum pasien baik dan hasil lab normal, maka pasien bisa langsung menjalani kemoterapi. Namun jika tidak, maka harus dilakukan perbaikan keadaan umum pasien terlabih dahulu.

  1. Saran/ Anjuran bagi Pasien yang menjalani Kemoterapi
    1. Makan makanan yang bernutrisi tinggi.
    2. Perbanyak konsumsi makanan yang mangandung anti-oksidan tinggi. Beberapa makanan yang kaya akan anti-oksidan diantaranya kurma, kismis, stawbery, anggur merah, teh hijau,  bayam, cengkeh, kedelai, wortel, tomat, apel dan kiwi.
    3. Menjalankan kemoterapi sesuai jadwal yang telah diberikan oleh dokter.


DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary,Gant. 2005. Obstetri Williams Vol2. Jakarta: EGC
Gloria M. Bulechek, Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2013. Nursing Intervention Classifications (NIC). United States of America : Elsevier Mosby.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definition and Classification, 2015-2017. Oxford: Wilcy Blackwell.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Ed.2. Jakarta: EGC.
Rasjdi, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktek Sehari-hari.
Jakarta : Sagung Seto.
Shirley e, otto. 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta. Egc




--- Flip chart ---