RAHASIA EMBUN
*Rio Cristianto
Pagi datang menguliti malam
Gulita sirna ditelan fajar
Bayang-bayang dedaunan membekas di jalanan
Alam merayakan kebebasan dari siksaan sepinya malam
Cahaya timur sudah mengintip
Menyaksikan burung-burung terbang dengan tertib
Sayap kecil mereka masih basah
Bermandikan embun yang datang dengan gelisah
Gelisah akan ketiadaannya diusir cahaya
Jadi uap, sirna bersama angin
Menyaksikan burung-burung terbang dengan tertib
Sayap kecil mereka masih basah
Bermandikan embun yang datang dengan gelisah
Gelisah akan ketiadaannya diusir cahaya
Jadi uap, sirna bersama angin
Embun… Siapakah engkau?
Mungkinkah engkau air mata dari sang malam
Jatuh ke bumi, penuh rasa sedih
Sedih diusir pagi yang datang tanpa permisi
Mungkinkah engkau air mata dari sang malam
Jatuh ke bumi, penuh rasa sedih
Sedih diusir pagi yang datang tanpa permisi
Embun…
Siapakah engkau?
Mungkinkah engkau air mata bumi
Tanda bahagia menyambut mentari
Mentari yang membebaskannya dari kesepian dan kegelapan
Membebaskan dari perihnya kesendirian
Siapakah engkau?
Mungkinkah engkau air mata bumi
Tanda bahagia menyambut mentari
Mentari yang membebaskannya dari kesepian dan kegelapan
Membebaskan dari perihnya kesendirian
Embun…
Siapakah dirimu?
Ah… Aku hanya bisa menerka
Sekalipun kutanya
Kau tetap diam dalam kedinginanmu
Kau angkuh untuk membisu
Tidak apa-apa
Bukankah kadang-kadang rasa penasaran itu lebih indah
dari jawaban rasa penasaran itu sendiri
Siapakah dirimu?
Ah… Aku hanya bisa menerka
Sekalipun kutanya
Kau tetap diam dalam kedinginanmu
Kau angkuh untuk membisu
Tidak apa-apa
Bukankah kadang-kadang rasa penasaran itu lebih indah
dari jawaban rasa penasaran itu sendiri
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.