DEFINISI
Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).
Transfusi darah merupakan prosedur yang dilakukan pada klien yang membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi.
TATA LAKSANA PELAYANAN
- Permintaan darah
Bila akan memerlukan darah untuk transfusi maka sekitar 5-10 ml darah pasien harus diambil dan dimasukkan ke dalam tabung kering untuk memastikan serum yang cukup untuk melakukan uji kecocokan. (untuk tes ini, serum lebih baik dari pada plasma). Sampel darah itu harus diberi pengenal yang jelas dengan nama lengkap pasien, nomor registrasi rumah sakit serta ruangan yang bersangkutan, kemudian dikirim secepatnya ke laboratorium, bersamaan dengan formulir permintaan darah lengkap.
Formulir permintaan darah disertai keterangan tentang pasien, dan harus ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien, atau oleh orang yang mendapat tugas oleh dokter untuk mengisi hal-hal sebagai berikut :
- Tanggal permintaan
- Nama lengkap pasien
- Tanggal lahir pasien
- Jenis kelamin pasien
- Nomor registrasi rumah sakit
- Ruang rawat pasien
- Alamat pasien
- Diagnosis kerja
- Golongan darah pasien
- Keberadaan tiap antibody
- Riwayat transfusi sebelumnya
- Riwayat reaksi transfusi sebelumnya
- Pada wanita: jumlah kehamilan sebelumnya
- Jumlah dan jenis unit darah atau produk darah yang diperlukan
- Apakah serum pasien mesti digolongkan dan diteliti
- Alas an transfusi
- Tanggal dan waktu diperlukan
- Tanda tangan dokter yang menerima darah
Permintaan darah ke unit Pelayanan Transfusi darah sesuai kesepakatan dengan Unit Pelayanan Transfusi Darah dan tertuang dalam ikatan kerjasama (Lihat SPO no. :…..). Transportasi distribusi darah dengan menggunakan cool box transportasi darah.
- Permintaan dalam keadaan khusus
Permintaan dalam keadaan khusus adalah dalam keadaan darurat, jika persediaan darah di BDRS sudah habis sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang dalam kesepakatan kerja sama
- Permintaan darah di luar perencanaan rutin, misalnya permintaan dalam bentuk komponen darah rhesus negative, darah langka dan pada kejadian luar biasa (KLB).
- Formulir permintaan diisi lengkap dan ditandatangani oleh kepala BDRS
- Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus
- Penerimaan darah
Mekanisme penerimaan darah sesuai kesepakatan yang tertuang dalam PKS
- BDRS menerima darah aman dari unit pelayanan darah setempat sesuai permintaan, bila tidak sesuai dengan permintaan dicatat atau disesuaikan dengan kesepakatan yang tertuang dalam IKS
- Petugas mengantar darah dari unit pelayanan darah maupun petugas penerima darah di BDRS bersama-sama menilai kondisi darah dan mampu mengenali tanda-tanda fisik darah aman dan standar labeling
- Dibuat berita acara
- Tersedia SPO penerimaan darah dari unit pelayanan darah
- Penyimpanan darah dan komponen darah
- Penyimpanan darah dan komponen dilakukan dalam tempat dan suhu yang optimal yaitu :
Jenis darah
|
Tempat
|
Suhu
|
Whole blood
|
Blood refrigerator
|
2 – 6°C
|
PRC
|
Blood refrigerator
|
2 – 6°C
|
Whased red cells
|
Segera dipakai
|
-
|
Trombosit*
|
Platelet refrigerator
|
20 – 24°C
|
Cryoprecipitate*
|
Freezer
|
≤ - 18°C
|
FFP
|
Freezer
|
≤ - 18°C
|
*khusus untuk RS tipe A/B pendidikan
1) Penyimpanan dengan system First in First Out (FIFO)
2) Tersedia SPO penyimpanan darah
- Indikasi pemberian darah dan/ atau produk darah
- Pemberian transfusi sel darah merah
- Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar Hemoglobin (Hb) <7 g/dl, terutama pada anemia akut, transfusi dapat ditunda jika pasien asimptomatik dan atau penyakitnya memiliki terapi spesifik lain, maka batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima.
- Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl apabila ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan laboratorium.
- Transfusi tidak dilakukan apabila kadar Hb ≥ 10 g/dl, kecuali bila ada indikasi tertentu misalnya penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen lebih tinggi (contoh : penyakit paru obstruktif kronik berat dan penyakit jantung iskemik berat)
- Transfusi pada neonates dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb ≤ 11 g/dl, bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/dl (seperti pada anemia bayi premature). Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang sedang membutuhkan suplementasi oksigen batas untuk memberi transfusi adalah ≤ 13 g/dl
- Pemberian transfusi trombosit
Transfusi trombosit dapat digunakan dapat digunakan untuk mengatasi perdarahan pada pasien dengan trombositopenia bila hitung trombosit <50.000/uL, bila terdapat perdarahan mikrovaskular difus batasnya menjadi <100.000/uL. Pada kasus DHF dan DIC supaya merujuk pada penatalaksanaan masing-masing.
Pemberian transfusi plasma beku segar (Fresh Frozen Plasma = FFP) Transfusi FFP digunakan untuk :
- Mengganti defisiensi factor IX (hemophilia B) dan factor inhibitor koagulasi baik yang didapat atau bawaan bila tidak tersedia konsentrat factor spesifik atau kombinasi
- Netralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam jiwa
- Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif atau operasi pintasan jantung atau pada pasien dengan penyakit hati
- Skrining donor darah
pemeriksaan harus dilakukan secara individu (tiap individual bag atau satu unit plasma) dan tidak boleh dilakukan secara pooled plasma. Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standar WHO, dalam hal ini meliputi pemeriksaan atas sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV.
Metode tes dapat menggunakan rapid test, automated test maupun ELISA hanya bila sensitifitasnya >99%. Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab infeksi tertentu dari donor kepada resipien. Untuk mengurangi potensi transmisi penyakit melalui transfusi darah diperlukan serangkaian skrining terhadap factor-faktor risiko yang dimulai daro riwayat medis sampai beberapa tes spesifik.
Tujuan utama skrining adalah untuk memastikan agar persediaan darah yang ada sedapat mungkin bebas dari penyebab infeksi dengan cara melacaknya sebelum darah tersebut ditransfusikan.
Saat ini, terdapat tiga jenis utama skrining yang tersedia untuk melacak penyebab infeksi yaitu uji Enzyme Linked Immune Sorbent assay (ELISA/EIA), uji aglutinasi partikel, dan uji cepat khusus (Rapid Test). Dalam mempertimbangkan berbagai pengujian, perlu disadari data yang berkaitan dengan sensitivitas dan spesifitas masing-masing pengujian. Sensitivitas adalah suatu kemungkinan adanya hasil tes yang akan menjadi reaktif pada seorang individu yang terinfeksi, oleh karena itu sensitivitas pada suatu pengujian adalah kempuannya untuk melacak sampel positif yang selemah mungkin. Spesifitas adalah suatu kemungkinan adanya suatu hasil tes yang akan menjadi non reaktif pada seorang individu yang tidak terinfeksi, oleh karena itu spesifitas suatu pengujian adalah kemampuannya untuk melacak hasil positif non spesifik atau palsu.
ELISA (sering diganti dengan singkatan EIA) merupakan metode skrining yang paling kompleks, tersedia dalam berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk deteksi baik antigen maupun antibody. Bentuk pengujian yang paling sederhana dan paling umum digunakan dalah adalah dengan memanfaatkan antigen virus yang menangkap antibody spesifik yang berada dalam sampel tes.
- Teknik transfusi darah
- Sebelum ditransfusikan, periksa sekali lagi sifat dan jenis darah serta kecocokan antara darah donor dan penderita. Penderita dipersiapkan dengan pemasangan infus dengan jarum besar (16-20). Jarum yang terlalu kecil (23-25) dapat menyebabkan hemolysis.
- Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang memiliki saringan untuk menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris lainnya. Transfusi set baku memiliki sringan dan ukuran pori-pori 170 mikron. Pada keadaan normal, sebuah transfusi set dapat digunakan untuk 2 sampai 4 unti darah.
- Vena terbaik untuk kanulasi darah adalah vena pada bagian dorsal tangan dan pada lengan atas. Dalam keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi untuk menjamin kelancaran dan kecepatan transfusi.
- Waktu pengambilan darah dari lemari es, perhatikan plasmanya. Jika ada tanda-tanda hemolysis (warna coklat hitam, keruh) jangan diberikan. Darah yang belum akan ditransfusikan harus tetap di dalam lemari es. Setelah darah sudah dikeluarkan dari lemari es harus didiamkan selama 30 menit dan baru dapat ditransfusikan.
- Sebelum transfusi, diberikan terlebih dahulu 50-100 ml NaCl fisiologik. Dengan tetasan hidrasi NaCl 20 tetes per menit. Jangan menggunakan larutan lain karena dapat merugikan. Larutan dekstrose dan larutan garam hipotonik dapat menyebabkan hemolysis. Ringer laktat atau larutan lain yang mengandung kalsium akan menyebabkan koagulasi. Jangan menambahkan obat apapun ke dalam darah yang ditransfusikan. Obat-obatan memiliki pH yang berbeda sehingga dapat menyebabkan hemolysis, lagi pula bila terjadi reaksi transfusi akan sulit untuk menentukan apakah hal itu terjadi akibat obat atau akibat darah yang ditransfusikan.
- Jika sejumlah besar darah akan ditransfusikan dalam waktu yang singkat, maka dibutuhkan darah hangat, karena darah yang dingin akan mengakibatkan aritmia ventrikel bahkan kematian. Menghangatkan darah cukup dengan meletakkan darah pada suhu ruangan, karena bila lebih 40 derajat C, eritrosit akan rusak. Pada 100 ml pertama pemberikan darah lengkap hendaknya diteliti dengan hati-hati dan diberikan perlahan-lahan untuk kemungkinan deteksi dini reaksi transfusi.
- Transfusi set mengalirkan darah 1 ml dalam 20 tetes. Lagu tercepat yang bisa tercapai adalah 60 ml per menit. Laju transfusi tergantung pada status kardiopulmoner resipien. Jika status kardiopulmoner normal, maka dapat diberikan 10-15 ml/ kgBB dalam waktu 2-4 jam. Jika tidak ada hemovolemia maka batas aman transfusi adalah 1 ml/kgBB/jam (1 unit kurang lebih 3 jam) atau 1000 ml dalam 24 jam. Tetapi jika terdapat gagal jantung yang mengancam maka tidak boleh ditransfusikan melebihi 2 ml/kgBB/jam. Karena darah adalah medium kultur yang ideal untuk bakteri, sebaiknya transfusi satu unit darah tidak boleh melewati 5 jam kerena meningkatkan risiko proliferasi bakteri.
- Kasus-kasus dengan perdarahan yang hebat kadang-kadang dibutuhkan transfusi yang cepat sampai 6-7 bag dalam setengah jam. Setelah sirkulasi tampak membaik dikurangi higga 1 bag tiap 15 menit.
DOKUMENTASI
- Catatan pemberian transfusi darah / produk darah
- SPO penanganan penyulit transfusi darah
- Lembar informasi tindakan transfusi darah / informed consent pemberian darah
- Formulir permintaan darah
- Formulis permintaan sedia darah (inden darah)
Sumber : Modul Panduan Pelayanan Pemberian Darah dan Komponen Darah RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.