السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ...... Selamat datang di BLOG RIO CRISTIANTO. Dukung Blog ini dengan like fanspage "Rio Cristianto". Thank you, Happy Learning... ^_^

Tuesday, 28 May 2019

ROM dan Mobilisasi Pada Pasien Post-Operasi Spinal Cord

ROM dan Mobilisasi  
Pada Pasien Post-Operasi Spinal Cord

  1. Tujuan
  1. Tujuan Umum
Setelah membaca modul berikut ini diharapkan perawat mampu menerapkan latihan ROM dan mobilisasi dengan tepat pada pasien post operative post operasi spinal cord

  1. Tujuan Khusus
 Setelah membaca modul ini diharapkan perawat mampu :
  1. Menjelaskan pengertian latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative spinal cord
  2. Menjelaskan tujuan latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative spinal cord
  3. Menjelaskan prinsip yang perlu diperhatikan sebelum latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative spinal cord
  4. Menjelaskan langkah-langkah ROM dan mobilasasi pada pasien post operative spinal cord
  5. Mensimulasikan latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative spinal cord

  1. Teori dan Prosedur Kerja
  1. Pengertian
Cedera yang serius pada tulang belakang dapat menyebabkan dislokasi, fraktur yang bisa berakibat terjadinya cedera medula spinalis (spinal cord injury) karena tekanan dari tulang belakang (Hughes,1984). Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat trauma. Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet berdasarkan ada tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi. Pembagian ini penting untuk meramalkan prognosis dan penanganan selanjutnya. Data di Amerika Serikat menunjukkan urutan frekuensi disabilitas neurologis karena cedera medula spinalis traumatika sebagai berikut : Tetraplegi inkomplet (29,5%), paraplegi komplet (27,3%), paraplegi inkomplet (21,3%), dan  tetraplegi komplet (18,5%) (Pinzon Rizaldy, 2007).


Problematik yang sering muncul pada kasus paraplegi yaitu impairment meliputi penurunan kekuatan otot-otot tungkai, nyeri daerah incise, potensial terjadinya atrofi dan kontraktur pada otot-otot tungkai bawah, gangguan sensasi, gangguan fungsi kontrol bladder dan bowel,  fungsional limitation merupakan gangguan seperti miring, duduk, dan berdiri serta gangguan aktifitas berjalan, disability yaitu pasien tidak lagi bisa bekerja sebagai buruh bangunan yang disebabkan kelumpuhan anggota gerak bawahnya. Salah satu teknologi yang digunakan dalam penanganan paraplegi adalah terapi  latihan. Terapi latihan adalah  salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi yang pelaksanaannya dengan menggunakan pelatihan pelatihan gerak tubuh baik secara aktif maupun secara pasif. Secara umum tujuan terapi latihan meliputi pencegahan disfungsi dengan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan dari kekuatan dan daya tahan otot, kemampuan cardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas jaringan lunak, stabilitas, rileksasi, koordinasi keseimbangan dan kemampuan fungsional (Kisner, 1996).

  1. Tujuan
Latihan ROM dan mobilisasi pada pasien post operative spinal cord bertujuan untuk :
  • Pencegahan disfungsi dengan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan dari kekuatan dan daya tahan otot, kemampuan cardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas jaringan lunak, stabilitas, rileksasi, koordinasi keseimbangan dan kemampuan fungsional

  1. Jenis-jenis latihan
  • Breathing Exercise
  • Clapping
  • Vibrasi
  • Latihan ROM pasif anggota gerak atas
  • Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah

  1. Kriteria klien sebelum tindakan
Pastikan status klien sebelum melakukan setiap tindakan
  1. GCS                                    : 1-1-1 (Koma)
  2. Frankel                                :  C, D dan E
  3. Tingkat Nyeri                     : Skala 1-3 (Ringan) atau skala 4-10 (sedang sampai      berat) dengan pemberian analgesik.  
  4. Saturasi Oksigen                 : ≥ 90 %
  5. Kekuatan Otot                    : Skala 1 (Ketika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan yang berarti otot masih belum atrofi)
  6. Tekanan Darah                   : Tekanan sistolik 90-140 mmHg dan diastole 60-90 mmHg
  7. Kadar HB                           : ≥ 10 gr/dL
  8. RR                                      : 16 -20x/menit 
  9. Jumlah nadi                        : 60 - 80 kali permenit
  10. MAP                                   : MAP >110 mmHg atau MAP < 70 mmHg

  1. Langkah – langkah tindakan
  1. Breathing Exercise :
  • Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen
  • Posisi penderita mendatar.
  • Salah satu tangan penderita di atas perut bagian tengah, tangan yang lain di atas dada maka akan dilihat perut bagian atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka.
  • Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi udara pelan - pelan melalui mulut. Sewaktu inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.
  • Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk menggerakkan diafragma lebih tinggi.

  1. Clapping :
  • Dilakukan dengan membentuk mangkok pada telapak tangan dan dengan ringan ditepukan pada dinding dada dalam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang akan dialirkan
  • Pergelangan tangan secara bergantian flexi dan extensi sehingga dada di pukul atau di tepuk dengan cara yang tidak menimbulkan nyeri
  • Hati-hati dilakukan pada lansia karena peningkatan insiden osteophorosis dan resiko fraktur tulang costae

  1. Vibrasi :
  • Pergelangan tangan dan siku dijaga agar tetap kaku dan gerakan memvibrasi dilakukan oleh otot – otot bahu.
  • Setelah 3 – 4 kali vibrasi pasien didorong untuk batuk dengan menggunakan otot – otot abdomen apabila tidak sadar maka dilakukan suctioning untuk mengeluarkan dahak.

  1. Latihan ROM pasif anggota gerak atas
  • Gerakkan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
  • Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memegang lengan
  • Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap lurus.

  • Gerakkan menekuk dan meluruskan siku :
  • Pegangan lengan atas dengan lengan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku

  • Gerakkan memutar pergelangan tangan :
  • Pegangan lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya menggenggam telapak tangan pasien.
  • Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup).

  • Gerakkan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan :
  • Pegang lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien.
  • Tekuk pergelangan tangan keatas dan kebawah.

  • Gerakkan memutar ibu jari :
  • Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan.

  • Gerakkan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan :
  • Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan

  1. Latihan pasif anggota gerak bawah.
  • Gerakkan menekuk dan meluruskan pangkal paha :
    • Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai.
    • Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut tetap lurus.

  • Gerakkan menekuk dan meluruskan lutut :
  • Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai.
  • Tekuk dan luruskan lutut.

  • Gerakkan untuk pangkal paha :
  • Gerakkan kaki pasien menjauh dan mendekati badan (kaki satunya)

  • Gerakkan memutar pergelangan kaki :
  • Pegang tungkai dengan tangan satu, tangan lainnya memutar pergelangan kaki.

  1. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah
  • Latihan 1
  • Angkat tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat keatas.
  • Letakkan kedua tangan diatas kedua kepala
  • Kembalikan tangan ke posisi semula

  • Latihan 2
  • Angkat tangan yang lumpuh melewati dada kearah tangan yang sehat
  • Kembali ke posisi semula

  • Latihan 3
  • Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat keatas
  • Kembali seperti semula

  • Latihan 4
  • Tekuk siku yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat
  • Luruskan siku, kemudian angkat keatas
  • Letakkan kembali tangan yang lumpuh ditempat tidur

  • Latihan 5
  • Pegang pergelangan tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat, angkat keatas dada
  • Putar pergelangan tangan kearah dalam dan kearah luar






0 comments:

Post a Comment

Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.