ROM dan Mobilisasi
Pada Pasien Post Operasi Thoraks Kardiovascular
- Tujuan
- Tujuan Umum
Setelah membaca modul berikut ini diharapkan perawat mampu menerapkan latihan ROM dan mobilisasi dengan tepat pada pasien post operative thoraks kardio vaskuler
- Tujuan Khusus
Setelah membaca modul ini diharapkan perawat mampu :
- Menjelaskan pengertian latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative thoraks kardio vaskuler
- Menjelaskan tujuan latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative thoraks kardio vaskuler
- Menjelaskan prinsip yang perlu diperhatikan sebelum latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative thoraks kardio vaskuler
- Menjelaskan langkah-langkah ROM dan mobilasasi pada pasien post operative thoraks kardio vaskuler
- Mensimulasikan latihan ROM dan mobilasasi pada pasien post operative thoraks kardio vaskuler
- Teori dan Prosedur Kerja
- Pengertian
Pasien yang telah menjalani prosedur pembedahan thoraks dengan permasalahan pada paru atau jantung membutuhkan perawatan selama satu minggu di rumah sakit. Perawatan dan pemulihan pasca operasi bedah thoraks akan memanjang apabila pasien memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit paru atau keduanya seperti kelainan pembuluh darah dan katup jantung, tumor paru sehingga menimbulkan resiko komplikasi.
Selain itu, proses pembedahan yang memotong otot trapezius, otot intercostalis internal dan external, latisimus dorsi sehingga berakibat adanya luka post akan mempengaruhi lama perawatan dan pemulihan. Pasien sering mengeluh karena nyeri pada luka insisi tersebut, sehingga mengakibatkan terbatasnya rentang gerak bagian bahu, lengan dan kelainan posisi tubuh. Upaya pencegahan komplikasi pasca operasi thoraks kardio vaskuler dapat dilakukan dengan latihan range of motion (ROM) dan mobilisasasi sejak dini dengan latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif (Potter & Perry, 2005).
- Tujuan
Menurut Tseng, et al. (2007), Rhoad & Meeker (2009), Smith, N. (2009) dan Smeltzer & Bare (2008), tujuan latihan ROM dan mobilisasi adalah sebagai berikut :
- Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi
- Mengembalikan control motoric
- Meningkatkan atau mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak
- Menurukan pembentukan kontraktur
- Membantu sirkulasin dan nutrisi synovial
- Memaksimalkan fungsi ADL
- Mengurangi dan menghambat nyeri
- Mengurangi gejala depresi dan kecemasan
- Mencegah bertambah buruknya system neuromuscular
- Meningkatkan harga diri
- Meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan
- Jenis-jenis latihan
- Latihan pernafasan
- Membersihkan dahak
- Mempertahankan sirkulasi darah
- Mencegah posisi yang salah
- Mengembalikan toleransi aktifitas
- Kriteria klien sebelum tindakan
Pastikan status klien sebelum melakukan setiap tindakan
- GCS : 1-1-1 (Koma)
- Skala Nyeri : Skala 1-3 (Ringan) atau skala 4-10 (sedang sampai berat) dengan pemberian analgesik.
- Saturasi Oksigen : ≥ 90 %
- Kekuatan Otot : Skala 1(Ketika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan yang berarti otot masih belum atrofi).
- Tekanan Darah : Tekanan sistolik 90-140 mmHg dan diastole 60-90 mmHg
- Kadar HB : ≥ 10 gr/dL
- RR : 16 - 20x/menit
- Jumlah nadi : 60 - 80 kali permenit
- MAP : MAP > 110 mmHg atau MAP < 60 mmHg
- Langkah – langkah tindakan :
- Pertahankan status ventilasi untuk mencegah terjadinya ateletaksis dan pneumonia
- Segera lakukan latihan nafas dalam setelah klien sadar pasca operasi
- Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
- Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
- Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung)
- Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
- Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
- Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
- Pernafasan Diafragma
- Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen
- Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk.
- Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantu napas relaksasi.
- Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.
- Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.
- Membersihkan dahak
- Lakukan batuk efektif apabila klien dapat sadar dan kooperatif
- Langkah 1 :
- Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dapat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan,
- Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan,
- Bernapaslah dengan normal
- Langkah 2 :
- Bernapaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung.
- Kemudian keluarkan napas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya.
- Untuk ketiga kalinya, Ambil napas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.
- Langkah 3 :
- Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk.
- Relax dan bernapas seperti biasa
- Lakukan postural drainase yang sudah dimodifikasi.
*Note :
- Jika diperlukan karena adanya akumulasi secret pada beberapa hari setelah operasi.
- Modifikasi posisi postural drainase diperlukan untuk memimalisir tekanan pada luka insisi.
- Untuk merubah posisi pasien gunakan teknik Log-Roll.
- Hindari tekanan dan tarikan pada pasin yang terpasang drainage.
- Pertahankan sirkulasi yang adekuat pada ekstremitas bawah
- Lakukan gerakan menggerakan tumit ke arah belakang paha (Fleksi),
- Mengembalikan tungkai kelantai (Ekstensi)
- Memutar pergelangan kaki ke arah dalam atau ke arah luar dengan rentang 360°
- Lakukan ROM pada bahu
- Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala (Fleksi)
- Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh (Ekstensi)
- Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala
- Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin
- Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang
- Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala
- Pencegahan posisi yang salah
- Pertahankan posisi yang benar diatas bed pada hari pertama pasca pembedahan
- Kembalikan toleransi aktifitas
- Maksimalkan kemampuan aktifitas pasien seoptimal mungkin
- Segera mulai ambulasi jika drainage telah dilepas.
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.