Asuhan Keperawatan pada Luka Bakar
Luka bakar merupakan cedera paling berat yang mengakibatkan permasalahan yang kompleks, tidak hanya menyebabkan kerusakan kulit namun juga seluruh sistem tubuh (Nina,2008)...
Materi Intepretasi EKG Normal
Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung sedangkan Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik jantung...
Liburan Murah Bersama Alam di Hutan Pinus Pandaan
Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki puluhan destinasi wisata yang menarik. Banyak para pelancong yang akhirnya melabuhkan hatinya di Pasuruan...
Mahasiswa FKp Satu-Satunya Delegasi Keperawatan pada Kompetisi Riset Dunia
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga mengirimkan satu tim delegasi untuk mengikuti Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting-14 (HISAS-14) di Hokkaido...
Kisah Inspiratif Dua Pedagang Keren
assalamualaikum wr.wb para pembaca yang budiman. Sudah lama ane gak posting-posting lagi. Hari ini izinkan ane berbagi pengalaman kepada pembaca semua...
Apa yang Membuat Saya Rindu Kampung Halaman?
Pembaca yang budiman, mungkin di antara kita banyak yang sedang atau pernah menyandang status sebagai perantau kota besar. Entah karena studi...
Thursday, 31 December 2015
Kian Sadar 31 Desember
Wednesday, 30 December 2015
Touching Words by Nobita in Stand by Me Doraemon
Hingga kini aku hanya memikirkan diriku sendiri.
Promkes pada Pasangan Usia Subur dengan Metode Buzz Group
- Terdapat dua ketua yaitu sebagai fasilitator dan satunya sebagai moderator sekaligus berperan sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok kecil.
- Melibatkan sejumlah orang yang terbagi dalam beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 3-7 orang.
- Waktu terbatas, setiap kelompok kecil harus melakukan diskusi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sehingga saat waktu habis setiap kelompok telah siap dengan hasil diskusinya masing-masing.
- Memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai bersama, yakni ingin memecahkan suatu masalah yang sama dengan kerjasama antar kelompok.
- Berlangsung dalam situasi tidak terlalu formal. Artinya semua anggota kelompok atau peserta bisa saling mendengar dan beradu pandang serta berkomunikasi dengan yang lain.
- Pembicaraan tidak berurutan tapi dilakukan dengan spontanitas. Sehingga akan terdengar seperti dengungan-dengungan namun tetap berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis.
- Adanya istilah diskusi kecil dan diskusi besar atau evaluasi. Diskusi kecil merupakan diskusi antar anggota kelompok, sedangkan diskusi besar adalah suatu diskusi yang dipimpin oleh fasilitator dimana tiap juru bicara melaporkan hasil diskusinya dan terjadi sharing antar kelompok.
- Terdapat dua ketua, yaitu: ketua Buzz group yang bertugas memimpin diskusi besar dan ketua kelompok kecil (moderator) yang memimpin diskusi pada kelompok kecil.
- Anggota diskusi dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk membahas masalah secara spesifik.
- Tiap kelompok melakukan diskusi sesuai waktu yang telah ditentukan.
- Penyatuan ide diperlukan untuk mendapat hasil yang maksimal.
- Langkah-langkah dan strategi ini biasanya dimulai dengan memilih orang yang akan melaporkan hasil diskusi atau juru bicara sekaligus memimpin diskusi.
- Kemudian meminta kepada setiap anggota kelompok untuk mengemukakan satu ide untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang didiskusikan.
- Akhirnya mereka harus menghasilkan satu ide yang disepakati bersama untuk dilaporkan ke kelas besar. Untuk strategi ini biasanya kelompok diberi batasan waktu seperti lima menit, sepuluh menit atau lebih tergantung kompleksitas masalahnya.
- Fasilitator menyusun rancangan tindakan berupa silabus, satuan layanan, dan materi diskusi buzz group.
- Fasilitator mempersiapkan angket dan lembar observasi untuk masing-masing pembantu pelaksana.
- Fasilitator menetapkan moderator diskusi kecil buzz group.
- Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok kecil.
- Fasilitator melakukan pembagian moderator pada masing-masing kelompok.
- Fasilitator memberikan pengarahan kepada setiap moderator berkaitan dengan subbab topik yang akan didiskusikan dan mekanisme pelaksanaan diskusi buzz group agar diperoleh kesamaan persepsi antara moderator dengan peserta.
- Kesadaran, yaitu pengenalan terhadap materi yang dipelajari
- Pemahaman, mulai dapat memahami konsep atau prinsip bahan yang dipelajari
- Keterampilan, bila di dalam proses pembelajaran diberikan kesempatan untuk praktek, peserta akan dapat mencapai tahap penguasaan keterampilan
- Penerapan pengetahuan dan keterampilan
- Sikap, setelah menerapkan pengetahuan dan mempraktekkan peserta akan mempunyai sikap tertentu
- Orang dewasa selalu termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan akan pengalaman dan minat bahwa belajar akan memuaskan. Oleh karena itu, hal ini merupakan salah satu cara untuk memulai mengorganisasikan aktivitas belajar orang dewasa.
- Orientasi belajar orang dewasa orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan. Oleh karena itu unit belajar yang tepat untuk mengorganisasikan adalah situasi nyata, bukan hal yang bersifat imaginatif.
- Pengalaman merupakan sumber belaar yang paling kaya dalam belajar orang dewasa. Oleh karena itu, metode pendidikan untuk orang dewasa adalah analisis pengalaman.
- Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang mendalam untuk mengarahkan diri sendiri. Dengan demikian peran instruktur/trainer adalah menghubungkan proses eksplorasi yang seimbang dengan mereka daripada hanya sekedar mentransfer pengetahuan.
- Perbedaan individu makin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Untuk itu, pembelajaran orang dewasa seharusnya memberikan perbedaan dalam gaya, waktu, tempat dan tahapan belajar.
- Partisipasi Aktif. Orang dewasa akan dapat belajar dengan baik apabila secara penuh mengambil bagian dalam aktivitas pembelajaran
- Materinya Menarik. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila materinya menarik bagi dia dan ada dalam kehidupan sehari-hari
- Bermanfaat. Orang dewasa akan belajar dengan sebaik mungkin apabila apa yang dipelajari bermanfaat dan dapat diterapkan
- Dorongan dan Pengulangan. Dorongan semangat dan pengulangan terus-menerus akan membantu orang dewasa untuk belajar lebih baik
- Kesempatan Mengembangkan. Orang dewasa akan belajar sebaik mungkin apabila dia mempunyai kesempatan yang memadai untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya
- Pengaruh Pengalaman. Proses belajar orang dewasa dipengaruhi oleh pengalamanpengalamannya yang lalu dan daya pikirnya
- Saling Pengertian. Saling pengertian yang lebih baik akan membantu pencapaian tujuan pembelajaran
- Belajar Situasi Nyata. Orang dewasa akan lebih banyak belajar dari situasi kehidupan nyata
- Pemusatan Perhatian. Orang dewasa tidak dapat memusatkan perhatian untuk waktu yang lama kalau hanya mendengar saja
- Kombinasi Audio dan Visual. Orang dewasa mencapai retensi (penyimpanan) tertinggi melalui kombinasi kata-kata dan visual
- Faktor-faktor Fisik
- Faktor penglihatan dan pendengaran Seiring dengan bertambahnya usia, ketajaman penglihatan dan pendengaran mulai berkurang. Oleh karena itu sebaiknya peserta pembelajaran tidak terlalu banyak. Jumlah peserta diusahakan antara 15-25 orang, sehingga memungkinkan penataan kursi lebih dekat dengan sumber belajar. Media pembelajaran ditempatkan sedemikian rupa sehingga semua peserta dapat melihat dan mendengarnya dengan jelas.
- Faktor artikulasi Bertambahnya usia juga memungkinkan struktur alat ucap sudah mengalami perubahan, seperti gigi tanggal, perubahan organ pita suara, bibir menurun dan sebagainya yang mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalan ini tentu saja mempengaruhi makna bahasa. Instruktur sebaiknya dapat memahami hal ini dan mengupayakan pelafalan dengan tepat.
- Faktor ketahanan tubuh dan penyakit Selain faktor-faktor fisik di atas, fungsi organ pun mulai berkurang, bahkan muncul beberapa penyakit. Hal ini tentu saja mengurangi ketahanan fisik maupun psikis. Dengan demikian, hal yang perlu dipertimbangkan adalah untuk tidak menjadwalkan proses belajar sampai larut malam, latihan fisik yang berlebihan dan pengaturan menu makan yang bergizi.
- Faktor-faktor Psikis
- Harapan masa depan Adanya harapan di masa depan dapat mempengaruhi semangat belajar. Semangat belajar akan muncul apabila materi yang dipelajari berkaitan dengan pengembangan karier di masa depan.
- Latar belakang sosial Lingkungan sosial peserta yang merupakan masyarakat belajar akan mempengaruhi belajar peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagai peluang berharga yang dapat meningkatkan kepercayaan diri serta statusnya di lingkungan sosialnya.
- Keluarga Latar belakang merupakan faktor yang dominan. Keluarga yang harmonis dan mendukung minat belajar akan memberikan dorongan besar untuk belajar. Keluarga dengan banyak anak dan dengan sedikit anak juga akan mempengaruhi sikap belajar.
- Daya ingat Daya ingat untuk orang yang sudah beranjak dewasa akan semakin berkurang. Orang dewasa lebih mudah memahami sesuatu tetapi mudah melupakan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran resume dan pengulangan materi sangat membantu.
- Memperbanyak diskusi
- Menyediakan acuan atau paling tidak memberikan informasi entang acuan yang digunakan dalam pembelajaran
- Meningkatkan partisipasi
- Menentukan rambu-rambu atau kriteria untuk mendampingi kebebasan yang diberikan pada peserta
- Menengahi perbedaan
- Mengkoordinasi dan menganalisis informasi
- Memberi ringkasan atau rangkuman
- Mendengarkan pendapat peserta
- Turun bersama-sama peserta untuk mengetahui masalah yang dihadapi mereka
- Berdiskusi secara terbuka dengan peserta tentang masalah mereka dan bukan berbicara selaku orang yang lebih tahu terhadap orang yang tidak mengetahui atau lebih tinggi kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah
- Menghormati peserta dengan meng”orang”kannya, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, menaruh perhatian, membantu mereka menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri dan tidak memberikan jawaban pertanyaan secara langsung.
- Fertilitas yang tidak terkendali
- Jumlah anak lebih banyak
- Jarak hamil terlalu pendek
- Hamil pada umur terlalu tua
- Kehamilan pada remaja
- Pemeriksaan antenatal care yang kurang
- Komplikasi kehamilan, persalinan, post partum dan kala nifas serta laktasi yang memerlukan perhatian serius.
- Penyakit yang menyertai kehamilan
- Komplikasi saat persalinan
- Membentuk keluarga muda sebagai unit yang stabil yaitu menggabungkan bayi baru lahir ke dalam keluarga
- Memperbaiki hubungan setelah terjadi konflik mengenai tugas perkembangan dan kebutuhan setiap anggota keluarga karena pada situasi ini suami, istri dan anak harus mempelajari peran barunya sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawabnya.
- Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
- Memperluas hubungan dengan keluarga besar menambah peran menjadi kakek dan nenek.
- Persiapan istri untuk pengalaman melahirkan
- Transisi menjadi orang tua
- Perawatan bayi
- Perawatan bayi yang sehat
- Mengenali secara dini dan menangani masalah-masalah kesehatan fisik anak secara tepat
- Kebutuhan imunisasi anak
- Pertumbuhan dan perkembangan yang normal
- Keluarga berencana agar tidak terjadi kehamilan jarak dekat dengan kehamilan sebelumnya
- Interaksi keluarga
- Praktik kesehatan yang baik misalnya pola tidur, pola nutrisi seimbang, dan olahraga
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi, dan keamanan yang memadai
- Mensosialisasikan anak
- Mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota keluarga baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lain
- Mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga termasuk hubungan pernikahan, hubungan orang tua dengan anak dan hubungan keluarga dengan keluarga besar serta komunitas
- Akan banyak masalah penyakit menular pada anak, cedera akibat jatuh, luka bakar, keracunan dan cedera lain yang terjadi.
- Hubungan psikososial keluarga termasuk hubungan pernikahan
- Hubungan sibling
- Keluarga berencana
- Kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan
- Isu-isu tentang hal menjadi orang tua
- Informasi terkait penganiayaan dan pengabaian anak
- Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam penyuluhan katau pendidikan kesehatan. Dari hasil pengkajian diharapkan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien, informasi apa yang diperlukan klien, dan apa yang ingin diketahui dari klien.
- Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
- Melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk pemulihan kesehatan antara lain tentang pengobatan, higiene, perawatan, serta gejala dan tanda-tanda bahaya.
- Menyusun program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik untuk topik sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latian, penyakit, dan pengelola penyakit.
- Mengajarkan kepada klien informasi tentang tahap perkembangan.
- Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari buku-buku, koran, TV, teman, dan lainnya.
- Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, memberikan dukungan, memberikan asuhan, dan menjaga kepercayaan yang diberikan klien
- Membantu klien untuk mengidentifikasi masalah serta faktor-faktor yang memengaruhi.
- Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan masalah dan memilih cara pemecahan masalah yang tepat.
- Membantu klien menentukan pemecahan masalah yang dapat dilakukan
- Tujuan Instruksional Umum
- Tujuan Instruksional Khusus
- Mengetahui definisi keluarga berencana(KB)
- Mengetahui jenis-jeniskeluarga berencana(KB)
- Mengetahui cara kerjadan efektifitas dari jenis keluarga berencana(KB)
- Materi
- Konsep pemahaman keluarga berencana (KB)
- Konsep pilihan jenis alat kontrasepsi
- Konsep cara kerja dan efektifitas dari jenis alat kontrasepsi
- Metode
- Buzz Group
- Media
- LCD
- Microfon
- Leaflet
- Kertas
- Bolpoin
- Setting Tempat
- Pelaksanaan
No
|
Waktu
|
Kegiatan Promosi Kesehatan
|
Kegiatan Peserta
|
1
| 15 Menit | Pembukaan: (Fasilitator)
|
|
2
| 20 Menit | Pelaksanaan : (Fasilitator) Mengkaji pengetahuan kelompok pasangan subur dan membuka persepsi kelompok mengenai pentingnya kontrasepsi. |
|
3
| 30 menit | Diskusi:
: jenis-jenis kontrasepsi alami, cara penggunaan, dan kelebihan&kekurangan Kelompok 2 : jenis-jenis kontrasepsi tidak permanen, cara penggunaan, dan kelebihan&kekurangan
|
|
4
| 15 Menit | Evaluasi :
|
|
5
| 10 Menit | Terminasi :(Fasilitator dibantu moderator)
|
|
- Evaluasi
- Kriteria struktur
- Kontrak waktu dan tempat diberikan pada hari sebelum acara dilakukan
- Pembuatan SAP, leaflet, dilakukan maksimal 1 hari sebelumnya
- Peserta di tempat yang telah ditentukan
- Pengorganisasian penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan sebelum dan saat promosi kesehatan dilaksanakan.
- Kriteria proses
- Peserta antusias dan aktif dalam berdiskusi
- Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP
- Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
- Kriteria hasil
- Peserta dapat mengikuti acara dari awal sampai selesai
- Acara dimulai tepat waktu
- Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
- Kontrasepsi Sederhana
- Kondom
- Coitus Interuptus
- KB Alami
- Diafragma
- Spermicida
- Kontrasepsi Hormonal
- Pil KB
- Suntik KB
- Implant
- Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD
- Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)
- Tubektomi
- Vasektomi
Discharge Planning dalam Keperawatan
- Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial.
- Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
- Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
- Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
- Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
- Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
- Memahami mengenai penyakitnya
- Melakukan terapi obat secara efektif
- Mengikuti aturan diet secara hati-hati
- Mengatur level aktivitasnya
- Mengetahui tentang perawatan yang dilakukan
- Mengenali kebutuhan istirahatnya
- Mengetahui komplikasi yang mungkin dialami
- Mengetahui kapan mencari follow up care
- Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat panjaran selama di rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.
- Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinutas keperawatan pasien.
- Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.
- Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan rumah.
- Menurunkan jumlah kekambuhan
- Penurunan perawatan kembali ke rumah sakit dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
- Membantu pasien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan
- Setelah pasien dipulangkan, pasien dan keluarga dapat mengetahui apa yang telah dilaksanakan, apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien
- Ringkasan pulang dapat disampaikan oleh perawat praktisi atau perawat home care dan mungkin dapat dikirim ke dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan.
- Mempunyai pengetahuan yang spesifik terhadap suatu proses penyakit dan kondisinya
- Dapat memperkirakan berapa lama recovery pasien, serta perbaikan kondisi yang muncul dari proses penyembuhan tersebut
- Melibatkan serta selalu berkomunikasi dengan pasien, keluarga atau pengasuh dalam proses discharge planning
- Turut serta dalam menangani masalah dan kesulitan yang mungkin akan muncul terhadap pasien
- Melibatkan suatu proses dalam tim multidisiplin
- Selalu mengkomunikasikan rencana yang akan dilakukan dengan tim multidisiplin untuk menghindari adanya kesalahan
- Membuat suatu arahan yang tepat dan tindak lanjut yang sesuai dengan hasil
- Memiliki suatu koordinasi tim untuk tindak lanjut rencana perawatan berkelanjutan dan memiliki informasi tentang nama tim kesehatan yang bertanggung jawab untuk setiap tindakan, serta dalam kasusu yang kompleks dilakukan identifikasi satu pemimpin kasus
- Disiplin, tegas serta selalu melaksanakan aktivitas dari discharge planning
- Meninjau dan selalu memperbarui rencana untuk progress yang lebih baik
- Selalu memberikan informasi yang akurat terhadap semua yang terlibat.
- Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
- Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
- Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
- Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
- Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
- Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
- Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
- Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas terdekat.
- Peralatan atau barang yang diperlukan dirumah; pastikan bahwa keluarga dapat memperoleh atau mengetahuinya dimana keluarga dapat mendapatkan segala peralatan atau barang yang dibutuhkan pasien
- Perkenalkan cara penggunaan peralatan atau barang yang diperlukan pasien, termasuk ajarkan dan demonstrasikan cara perawatan pasien kepada keluarga
- Untuk diet, sarankan pada ahli nutrisi untuk mengajarkan pasien dan keluarga agar memahami makanan yang seharusnya dikonsumsi maupun tidak.
- Obat-obatan selalu dipastikan selalu tersedia di rumah
- Untuk prosedur tertentu, seperti penggantian dresssing, dapat dilakukan dirumah. Pada kondisi awal, prosedur harus didampingi oleh perawat supervisi dan klien atau keluarga dapat mengikuti untuk mempraktekkan dibawah pengawasan perawat supervisi
- Pada setiap kunjungan, perawat selalu mendokumentasikan apakah pasien dan keluarga mendapatkan atau menyediakan obat atau alat yang dibutuhkan pasien dirumah
- Membuat janji untuk kunjungan rumah selanjutnya
- Ajarkan mengenai aktivitas yang dianjurkan dan boleh dilakukan serta yang tidak diperbolehkan
- Dokumentasikan setiap edukasi yang telah diajarkan pada pasien dan keluarga
- Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge planning
- Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk memfasilitasi dilakukannya discharge planning
- Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi
- Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien dengan penyakit kronis
- Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau rencana dari discharge planning yang akan dilakukan
- Pengkajian
- Sejak pasien masuk kaji kebutuhkan discharge planning pasien, focus pada terhadap kesehatan fisik, status fungsional, sistem pendukung sosial, finansial, nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis, pendidikan, serta tintangam terhadap keperawatan.
- Kaji pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan berhubunga dengan kondisi yang akan diciptakan di rumah tempat tinggal pasien setelah keluar dari rumah sakit sehingga terhindar dari komplikasi
- Kaji cara pembelajaran yang disukai oleh pasien agar pendidikan kesehatan yang diberikan bermanfaat dan dapat ditangkap oleh pasien maupun keluarga. Tipe materi pendidikan yang berbeda- beda dapat mengefektifkan cara pembelajaran yang berbeda pada pasien.
- Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap faktor lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan diri seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas kamar mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan di rumah dapat dirujuk untuk membantu dalam pengkajian).
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengkaji kebutuhan untuk rujukan pelayanan kesehatan rumah maupun fasilitas lain.
- Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan di luar rumah sakit. Mencakup pengkajian terhadap kemampuan keluarga untuk mengamati care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien. Dalam hal ini sebelum mengambil keputusan, mungkin perlu berbicara secara terpisah dengan pasien dan keluarga untuk mengetahui kekhawatiran yang sebenarnya atau keragu-raguan diantara keduanya.
- Kaji penerimaan pasien terhadap penyakit yang sedang diderita berhubungan dengan pembatasan.
- Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis, perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah). Tentukan kebutuhan rujukan pada waktu yang berbeda.
- Diagnosa Keperawatan
- Kecemasan, hal ini dapat menginterupsi proses keluarga.
- Tekanan terhadap care giver, hal yang menyebabkannya adalah ketakutan.
- Kurang pengetahuan terhadap pembatasan perawatan di rumah, pasien mengalami defisit perawatan diri
- Stres sindrom akibat perpindahan, hal ini berhubungan dengan upaya meningkatkan pertahanan/pemeliharaan di rumah.
- Perencanaan
- Pasien atau keluarga sebagai caregiver mengerti akan keberlangsungan pelayanan kesehatan di rumah (atau fasilitas lain), penatalaksanaan atau pengobatan apa yang dibutuhkan, dan .
- Pasien dan keluarga mampu mendemonstrasikan aktivitas perawatan diri.
- Rintangan kepada pergerakan pasien dan ambulasi telah diubah dalam setting rumah.
- Penatalaksanaan
- Persiapan Sebelum Hari Pemulangan Pasien
- Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi memenuhi kebutuhan pasien.
- Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan dapat dilakukan sekalipun pasien masih di rumah.
- Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta kemauan untuk belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan pasien dan keluarga secepat mungkin selama dirawat di rumah sakit. Pamflet, buku-buku, atau rekaman video dapat diberikan kepada pasien muapun sumber yang yang dapat diakses di internet.
- Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan usulan perencanaan pulang kepada anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien.
- Penatalaksanaan pada Hari Pemulangan
- Biarkan pasien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu-isu yang berhubungan dengan perawatan di rumah. Kesempatan terakhir untuk mendemonstrasikan kemampuan juga bermanfaat.
- Periksa instruksi pemulangan dokter, masukkan dalam terapi, atau kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus. (Instruksi harus dituliskan sedini mungkin). Persiapkan kebutuhan yang mungkin diperlukan pasien selama perjalanan pulang (seperti tempat tidur rumah sakit, oksigen, feeding pump).
- Pastikan pasien dan keluarga telah dipersiapkan dalam kebutuhan transportasi menuju ke rumah.
- Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan semua barang milik pasien. Jaga privasi pasien sesuai kebutuhan.
- Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-barang pasien. Dapatkan daftar pertinggal barang-barang berharga yang telah ditandatangani oleh pasien, dan instruksikan penjaga atau administrator yang tersedia untuk menyampaikan barang-barang berharga kepada pasien.
- Persiapkan pasien dengan prescription atau resep pengobatan pasien sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter. Lakukan pemeriksaan terakhir untuk kebutuhan informasi atau fasilitas pengobatan yang aman untuk administrasi diri.
- Berikan informasi tentang petunjuk untuk janji follow up ke kantor dokter.
- Hubungi kantor agen bisnis untuk menentukan apakah pasien membutuhkan daftar pengeluaran untuk kebutuhan pembayaran. Anjurkan pasien dan keluarga mengunjungi kantornya.
- Dapatkan kotak untuk memindahkan barang-barang pasien. Kursi roda untuk pasien yang tidak mampu ke mobil ambulans. Pasien yang pulang dengan menggunakan ambulans diantarkan oleh usungan ambulans.
- Bantu pasien menuju kursi roda atau usungan dan gunakan sikap tubuh dan teknik pemindahan yang sopan. Dampingi pasien memasuki unit dimana transportasi yang dibutuhkan sedang menunggu. Kunci roda dari kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil pribadi atau kendaraan untuk transportasi. Bantu keluarga menempatkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan.
- Kembali ke bagian, dan laporkan waktu pemulangan kepada departemen pendaftaran/penerimaan. Ingatkan bagian kebersihan untuk membersihkan ruangan pasien.
- Evaluasi
- Minta pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang penyakit, pengobatan yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada dokter.
- Minta pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap pengobatan yang akan dilanjutkan di rumah.
- Perawat yang melakukan perawatan rumah memperhatikan keadaan rumah, mengidentifikasi rintangan yang dapat membahayakan bagi pasien, dan menganjurkan perbaikan.
3.8 Alur Discharge Planning
Sumber : Nursalam, 2011 |
- Tugas Keperawatan Primer
- Membuat rencana discharge planning.
- Membuat leaflet.
- Memberikan konseling.
- Memberikan pendidikan kesehatan.
- Menyediakan format discharge planning.
- Mendokumentasikan discharge planning.
- Tugas Keperawatan Associate
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan diakhiri ners).
DISCHARGE PLANNING | No. Reg : 121 3111456 Nama : Ny.N Jenis Kelamin : Perempuan |
Tanggal MRS : 20-11-2015 Bagian : | Tanggal KRS : 27-11-2015 Bagian : |
Dipulangkan dari RSUA dengan keadaan | |
Sembuh
Meneruskan dengan obat jalan
Pindah ke RS lain
| Pulang paksa Lari Meninggal |
| |
Melakukan diet teratur dan stres control sebagai pencegahan kekambuhan
| |
Dianjurkan makan 3x sehari, makan tepat waktu, menghindari makanan pedas, menghindari makanan setengah matang.
| |
Obat Analgesik @10
Obat Mual @10
| |
Istirahat yang teratur, menghindari stress
| |
Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya) : Hasil lab, obat analgesik dan anti mual serta leaflet tentang GEA | |
Lain-lain : | |
Surabaya, 27 November 2015
| |
Pasien/Keluarga
(Ny.N)
|
Ners
(Ners Jaya)
|