Kecepatan
ekskresi berbagai zat dalam urine menunjukkan jumlah ketiga proses ginjal,
yaitu (1) filtrasi glomerulus, (2) reabsorpsi zat dari tubulus renal ke dalam
darah, dan (3) sekresi zat dari darah ke tubulus renal.
Filtrasi, Reabsorpsi, dan Sekresi
Pembentukan
urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali
untuk protein, difiltrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat
glomerulus dalam kapsula Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan
yang telah diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik yang kembali ke
dalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari kapiler peritubulus ke dalam
tubulus.
Prosuksi
urine akan memelihara homeostasis tubuh dengan meregulasi volume dan komposisi
dari darah. Proses ini berupa ekskresi dan eliminasi dari berbagai larutan,
terutama hasil sisa metabolisme yang meliputi hal-hal berikut ini.
1. Urea. Urea merupakan hasl sisa
yang paling banyak diproduksi. Sebanyak 21 g urea dihasilkan manusia setiap
harinya terutama pada saat pemecahan asam amino.
2. Kreatinin. Kreatinin dihasilkan di
daam jaringan muskuloskeletal pada saat pemecahan kreatin fosfat yang digunakan
untuk membentuk energi yang tinggi pada kontraksi otot. Tubuh manusia
menghasilkan sekitar 1,8 g kreatinin setiap hari dan hampir semua dikeluarkan
dalam urine.
3.
Asam urat. Asam urat dibentuk pada
saat daur ulang basa nitrogen dari molekul RNA. Tubuh manusia menghasilkan
sekitar 480 mg asam urat setiap harinya.
Produk sisa harus diekskresi
dalam larutan sehingga proses eliminasi juga akan mengalami kehilangan air.
Kedua ginjal mampu memproduksi konsentrasi urine dengan konsentrasi osmotik
1.200 sampai 1.400 mOsm/L, melebihi empat kali konsentrasi plasma. Apabila
kedua ginjal tidak mampu untuk mengonsentrasikan produk filtrasi dari filtrasi
glomerulus, kehilangan cairan yang banyak akan berakibat fatal di mana terjadi
dehidrasi pada beberapa jam kemudian. Untuk memenuhi hal tersebut, ginjal
memerlukan tiga proses berbeda, yaitu sebagai berikut.
1. Filtrasi. Pada saat filtrasi,
tekanan darah akan menekan air untuk menembus membran filtrasi. Pada ginjal,
membran filtrasi terdiri atas glomerulus, endotelium lamina densa, dan celah
filtrasi.
2. Reabsorpsi. Reabsorpsi adalah
perpindahan air dan larutan dari filtrat, melintasi epitel tubulus dan ke dalam
cairan peritubular. Kebanyakan material yang diserap kembali adalah nutrien
gizi yang diperlukan tubuh. Dengan kata lain, elektrolit, seperti ion natrium,
klorida, dan bikarbonat, direabsorpsi dengan sangat baik sehingga hanya
sejumlah kecil saja yang tampak dalam urine. Zat nutrisi tertentu, seperti asam
amino dan glukosa, direabsorpsi secara lengkap dari tubulus dan tidak muncul dalam
urine meskipun sejumlah besar zat tersebut difiltrasi oleh kapiler glomerulus.
3. Sekresi. Sekresi adalah
transportasi larutan dari peritubulus ke epitel tubulus dan menuju cairan
tubulus. Sekresi merupakan proses penting sebab filtrasi tidak mengeluarkan seluruh
material yang dibuang dari plasma. Sekresi menjadi metode penting untuk
membuang beberapa material, seperti berbagai jenis obat yang dikeluarkan ke
dalam urine.
Setiap
proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus diatur
menurut kebutuhan tubuh. Sebagai contoh, jika terdapat kelebihan natrium dalam
tubuh. Laju filtrasi natrium meningkat dan sebagian kecil natrium hasil
filtrasi akan direabsorpsi, menghasilkan peningkatan ekskresi natrium urine.
Pada
banyak zat, laju filtrasi dan reabsorpsi relatif sangat tinggi terhadap laju
ekskresi. Oleh karena itu, pengaturan yang lemah terhadap filtrasi atau
reabsorpsi dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar dalam ekskresi
ginjal. Sebagai contoh, kenaikan laju filtrasi glomerulus (GFR) yang hanya 10%
(dari 180 menjadi 198 liter/hari) jika reabsorpsi tubuus tetap konstan.
Pada
kenyataannya, perubahan filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus selalu
bekerja dengan cara yang terkoordinasi untuk menghasilkan perubahan yang sesuai
pada ekskresi ginjal. Keseluruhan dari proses di atas akan menghasilkan cairan
yang berbeda dari cairan tubuh lainnya.
Sumber :
Muttaqin, Arif & Kumala Sari. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Hal.7-9
Muttaqin, Arif & Kumala Sari. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Hal.7-9
::: by: Farikha Magdalena :::
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.