- Obat-Obatan untuk perwatan gangguan Jantung
Penanganan
pada gangguann jantung umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu
surgical dan non-surgical. Terapi non-surgical dapat berupa pemberian
obat-obatan pada pasien. Karena sebagian besar penyakit jantung bersifat
kronis, pemberian obat umumnya dala jangka yang panjang. Obat jantung
dapat memberikan efek yang bervariasi dari satu individu ke individu
lainnya. Obat-obat jantung dapat memberikan efek yang diinginka atau
bahkan efek yang tidak diinginkan, oleh karena itu seorang dokter dapat
mengganti obat yang digunakan atau hanya mengubah dosisnya supaya cocok
untuk keadaan tertentu seorang klien. Jenis-jenis obat jantung
diantaranya :
- Obat antianginal
Angina
adalah rasa kurang nyaman di dada akibat suplai oksigen yang tidak
adekuat ke otot jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen jantung.
Perawatan angina bertujuan untuk mengurangi kebutuhan oksigen otot-otot
jantung maupun menambahkan aliran darah ke daerah arteri koronaria. Ada
tiga kelas obat antianginal yang tersedia, yaitu nitrat, beta-blocker
dan calcium channel blocker.
- Nitrat
Nitrat
merupakan obat vasodilator yang merileks (Gray, 2005)asikan dinding
pembuluh darah. Nitrat menyebabkan terjadinya pelebaran arteri koroner
sehingga blood flow yang menuju ke otot-otot jantung akan lancer dan
kebutuhan oksigen akan terpenuhi. Nitrat yang sering dipakai adalah
glyseryl trinitrate (GNT), issorbide dinitrate (ISDN), isorbide
mononitrate (ISMN).
Contoh buatan
komersil yaitu Nitrobid, Nitrobat, Nitroderm, Nitromark, Nitrodisc,
Isordil, Sorbitrate, Isomark, Isoket, Ismo, cedocard, Vascardin, Imdur,
Fasorbid, dll.
- Beta blocker
Beta
blocker menghambat adrenalin pada ujung-ujung saraf yang mempengaruhi
denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Oleh aksi ini dikurangilah
intensitas pekerjaan jantung dan kerena itu pula dapat mengurangi
kebutuhan otot jantung akan oksigen. Beta blocker sangat cocok untuk dan
efektif untuk mengurangi tekanan darah dan control aritmia jantung
tertentu.
Contoh buatan komersial
yaitu Sektral, Tenormin, Betablok, Visken, Inderal, Lopressor,
Farnorrmin, ALpresor, Prestoral, Farmagard, Propadex, Propanolol,
Cardiosel, dll.
- Calcium Channel Blocker
Obat
macam ini meiliki fungsi untuk mengendurkan dinding arteri koroner
sehingga kekejangan arteri koroner dapat dihindari. Obat ini bekerja
langsung pada sel-sel otot jantung yang menyebabkan kemampuan kontraksi
sedikit berkurang, sehingga kebutuhan oksigen miokardial dapat
berkurang. Calcium channel blocker selain dapat dijadikan pilihan dalam
pencegahan angina, tetapi juga efektif dalam aksi pelebaran pelebaran
arteri sehingga dapat mengurangi hipertensi.
Contoh
buatan komersial yaitu Herbesser, Adalat, Isoptin, Carpedin, Norvasc,
Farmalat, Farmabes, Coronipin, Corpamil, Nifecard, Nifedin, Nifedipine,
dll.
- Diuretik
Diuretic
merupakan obat yang dapat meningkatkan ekskresi garam dan air melalui
urine. Hal tersebut mengakibatkan jumlah cairan dalam sirkulasi
berkurang sehingga tekanan darah juga kan turun. Diuretic sangat efektif
digunakan dalam kasus gagal jantung.
Contoh
buatan komersial yaitu Chlortide, Lasix, Burinex, Aldactron, Dyazide,
Moduretic, Lasix, HCT, amiloride, Diamox, Furosetic, Furosemid, dll.
Namun
obat diuretic dapat menambah kadar kalsium yang akan diekskresi oleh
urine sehingga hipokalsemia dapat terjadi, kadar kalsium tubuh berkurang
dan tidak adekuat. Tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan makan
makanan yang kaya akan kalsium seperti tomat, pisang, jeruk dan sayuran
atau dengan makan tambahan kalsium.
- Digitalis
Obat-obat
digitalis dapat menambah kekuaan kontraksi otot jantung, sehingga dapat
memperbaiki kekuatan jantung yang melemah. Obat-obat digitalis dapat
memperlambat transmisi impuls elektris sehingga obat tersebut biasa
digunakan sebagai antiaritmia. Obat digitalis sering dikombinasikan
dengan obat-obatan diuretic untuk penanganan penyakit gagal jantung. Contoh obat digitalis adalah digoxin, Lanoxin, Fargoxin, dan Lanitop.
- Anti aritmia
Obat
anti aritmia digunakan dalam perawatan dan pencegahan aritmia jantung.
Beta blocker bekerja untuk menghambat aksi adrenalin terhadap reseptor
beta (indera penerima rangsang) pada jantung. Hal tersebut menyebabkan
denyut jantung diperlambat. Terdapat aksi memperlambat transmisi impuls
elektris melalui AV node sehingga kecepatan denyut ventrikal turun.
Contoh-contoh obat tersebut adalah Inderal, Lanoxin, Norpace, Pronesty, kinidin, Verapamil, Quinidine, Sotacor, Isoptine, dll.
- Anti Hipertensi
Obat
anti aHipertensi merupakan obat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan
darah dalam tubuh. Obat anti hipertensi memiliki mekanisme kerja
tertentu yaitu, bekerja secara sentral, vasodilator, dan penghambat ACE
(Agentensin_Converting_Enzyme).
- Centrally Acting Drugs
Centrally
acting drugs bekerja dengan menghambat transmisi impuls dala system
saraf otonomik. Sehingga dapat menyebabkan pelebaran arteri sekeliling,
sehingga menurunkan tekanan darah. Contoh buatan komersial adalah ALdomet, Catapres, ISmelin, dan Serpasil.
- Vasodilator
Vasodilator
dapat menurunkan tekanan darah dengan merileksasikan otot arteri
sekeliling, sehingga dapat melebarkan pembuluh darah, menghasilkan
reduksi tahanan terhadap aliran darah sehingga tekanan darah turun. Contoh obat vasodilator adalah Hidralazin, Prazosin, Minoksidil, Diazoksid, dan Nitroprusid.
- Penghambat ACE
Penghambat
ACE menyebabkan penurunan angiotensin II (angiotensin adalah zat yang
terjadi secara alami yang menyebabkan naiknya tekanan darah melalui dua
mekanisme yaitu konstriksi (penyempitan) arteri sekeliling dan retensi
garam dan air), meningkatkan rennin. Obat tersebut juga mengintervensi
pemecahan vasodilator bradikinin dan menurunkan ketokolamin dalam
sirkulasi darah dalam sirkulasi darah, sehingga memberikan efek
vasodilator tambahan. Efeknya yaitu menurunkan resitensi ginjal dan
vaskuler, meningkatkan aliran darah ke ginjal dan menurunkan tekanan
darah tanpa takikardia sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miocardia.
Contoh
obat penghambat ACE adalah Captopril, Cilazapril, Enalapril,
Lisinopril,Perindopril, Quinapril, Ramipril, Trandonapril, Capoten,
Renitec, Captensin, Teriatex, dll.
- Anti koagulan
Antikoagulan
bekerja mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam system sirkulasi,
yaitu untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam jantung dan
pembuluh darah. Contoh buatan komersial ialah Warfarin, Sintrom,
Heparin, dan Paraxiparin.
Aspirin
tidak boleh dimasukkan bersama anticoagulant (kecuali atas saran
dokter), karena dapat mengakibatkan meningkatnya kecenderungan akan
pendarahan.
- Anti platelete
Platelete
adalah sel-sel darah yang kecil sekali, yang mempunyai fungsi penting
dalam mekanisme penggumpalan darah. Bila pembuluh darah cedera,
platelete yang melekat pada dinding pembuluh membentuk gumpalan di
tempat yang rusak. Gumpalan tersebut menambal dinding yang rusak dan
mencegah pendarahan lebih lanjut. Akan tetapi, pada keadaan tertentu,
pembentukan gumpalan darah bisa menyebabkan masalah serius. Sebagai
contoh, pada pasien dengan penyakit. Sebagai contoh, pada pasien dengan
penyakit koroner terdapat kecenderungan yang meningkat dalam pembentukan
gumpalan darah di tempat plak, sehingga menimbulkan hambatan yang
komplit dari arteri koroner dan mengakibatkan infarksi miokardial atau
serangan jantung.
Obat
antipelatelete mengurangi kelengketan platelete dan oleh sebab itu
mengurangi kecenderungan untuk pembentukan gumpalan darah. Obat-obat
antipelete dibuat untuk mengurangi risiko serangan jantung pada pasien
yang menderita angina, pasien yang sudah terkenan serangan jantung, dan
pasien yang telah menjalani operasi by pass, mengurangi risiko penutupan
okulasi dan setelah angioplasty koroner untuk mengurangi risiko
penggumpalan darah pada tempat yang dilebarkan.
Contoh-contoh buatan komersial ialah Aspirin, Solprim, Cardiprin, Persantin, Ticlid, Ascardia, Aspilet dan Farmasal.
- Obat Penghancur Gumpalan Darah (Trombolitik)
Obat
penghancur gumpalan darah diberikan kepada penderita penyakit jantung
dengan sumbatan total pada liang koroner. Streptokinase adalah jenis
obat trombolitik yang sering digunakan.
Obat
ini harus segera diberikan untuk mencegah pengerasan pada gumpalan yang
telah terjadi. Obat ini tidak akan efektif digunakan apabila digunakan
lebih dari 12 jam setelah permulaan serangan jantung. Obat ini memiliki
efek samping berupa stroke pendarahan sehingga penggunaannya harus
sangat hati-hati.
- Obat-obatan untuk memperbaiki kadar kolesterol dalam darah.
Pengelolaan
lemak atau lipid secara klinis bertujuan untuk meminimalisir adanya
kolesterol jahat atau LDL. Meskipun LDL menjadi sasaran utama dalam
terapi ini, kadar HDL dan trigliserida juga harus diperhatikan untuk
menentukan obat anti kolesterol yang tepat.
Terdapat
banyak jenis obat atau kombinasi obat-obatan dan vitamin yang dapat
dipakai untuk memperbaiki masalah lemak dan kolesterol dalam darah.
Diantaranya yaitu :
- Statin
Statin
dirancang untuk menahan enzim HMG CoA reductas yang mempunyai peran
dalam produksi kolesterol. bila enzim tersebut dapat dihambat, maka
liver tidak dapat membuatnya. Lever membutuhkan kolesterol dalam jumlah
tertentu untuk membentuk membrane sel agar dapat berfungsi secara
optimal. Karena sel lever tidak dapat memproduksi kolesterol, sel-sel
tersebut mengambil kolesterol dari tempat lain, salah satunya yaitu
kolesterol yang ada dalam darah dengan cara membuat reseptor untuk
mengumpulkan LDL. Sehingga kadar HDL dalam darah berkurang oleh
aktivitas sel-sel lever. Statin juga langsungdapat meningkatkan Osida
Nitrit (NO) pada dinding pembuluh darah. Hal ini menyebabkan risiko
inflamasi pembuluh darah. Statin juga memiliki peran sebagai penstabil
plak dalam pembuluh darah mencegah agar tidak pecah, tetapi dalam jangka
panjang statin akan mengurangi ukuran plak. Selain itu statin juga
memiliki fungsi untuk memperbaiki fungsi endothelium. Dengan mengurangi
kadar LDL dan memperbaiki fungsi endothelium berarti menyelamatkan jiwa,
meningkatkan kesehatan dan fungsi biologis tubuh. Meskipun sangat efektif dalam mengurangi LDL , Statin kurag aktif dalam meningkatkan kadar HDL.
- Nicotinic Acid
Merupakan
obat yang sering digunakan untuk menaikkan kadar HDL yang tadinya amat
rendah. Karena memiliki banyak efek samping, penggunaan Nicotinic acid
harus erhati-hati sesuai dengan petunjuk dokter. Obat ini bekerja di
dalam lever untuk mempengaruhi produksi lemak. NA dirancang untuk
menurunkan trigliserida, LDL, dan menaikkan HDL.
- Fibrates
Obat
ini menurunkan lemak darah dan beberapa jenis dan golongan fibrates
adalah gemfibrozil, Fenofibrate, dan Clofibrate. Penggunaannya
berkhasiat untuk menurunkan trigliserida, sekaligus menaikkan HDL dan
juga menurunkan LDL secara moderat.
- Resins
Resins
atau obat bile acid sequestrans merupakan jenis obat yang bekerja di
dalam usus, dimana dia mengikat asam empedu yang membawa kolesterol,
sehingga menambah pembuangan kolesterol. Jadi obat ini mengurangi jumlah
kolesterol yang menuju ke liver, dan membuat lebih banyak LDL reseptor
yang bertanggung jawab untuk menangkap LDL di dalam darah, sehingga
kolesterol jahat di dalam darah berkurang. Contoh obat golongan Resins
adalah Cholestupol, Cholesvelam, Cholestiramin.
- Inhibitor HMG-CoA Reduktase
Termasuk
golongan ini adalah lovastin, Paravastatin, Simvastatin, Fluvastatin.
Kerja obat ini adalah menghambat enzim HMG-CoA reduktase dalam sintesis
kolesterol, dengan demikian akan meningkat penguraian kolesterol
intrasel dan simpanan kolesterol di dalam sel akan berkurang. Namun
penggunaan memiliki efek samping yang dapat menyebabkan gangguan otot
atau miopati dan kelainan biokiawi fungsi hati. Penggunaan obat ini
haruslah dengan anjuran dokter, obat ini tidak baik untuk ibu hamil dan
anak-anak.
- Ezetimibe
Adalah
golongan baru obat penurun lipid dan bekerja dengan cara menghambat
absorbs kolesterol dalam usus. Ezetimibe bekerja pada kolesterol yang
berasal dari makanan yang diserap sedikit, sehingga akan semakin sedikit
kolesterol yang dapat mencapai hati. Karena ezetimebe bekerja dengan
cara yang benar-benar berbeda dari statin sehingga kedua obat ini sering
diberikan bersamaan untuk memberikan efek terapeutik yang optimal.
Gray, H. H. (2005). Lecture Notes Kardiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Morell, J. (2007). Simple Guide : Kolesterol. Jakarta: Penerbti Erlangga.
Soeharto, I. (2004). Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta: Gramedia.
Yahya, A. F. (2010). Menaklukkan Pembunuh No.1 : Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Cepat. Bandung: Qanita.
terimakasih banyak, sangat membantu sekali..
ReplyDeletehttp://acemaxsshop.com/obat-herbal-jantung-koroner/