Pengertian Ghazwul Fikri (GF)
Secara Bahasa
Ghazwul Fikri terdiri
dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti
serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi,
menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau serbuan didalam qital
(perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan sebagai invansi
pemikiran.
Secara Istilah
Secara istilah, Ghazwul
Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam
guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan
darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal – hal yang
tidak islami.
Makna Invansi
Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))
Invansi / serangan
pemikiran atau dalam bahasa arab dinamakan ghazwul fikri dan dalam
bahasa inggris disebut dengan brain washing, thought control, menticide
adalah istilah yang menunjukkan kepada suatu program yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh – musuh islam untuk
melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin. Hal ini
mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup mereka
sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah / mengeksploitasi
sumber daya milik kaum muslimin.
Kelebihan – Kelebihan
Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))
Invansi pemikiran
atau ghazwul fikri (GF) dilakukan oleh para musuh islam dengan
pertimbangan – pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan
militer atau fisik, maka ghazwul fikri (GF) memiliki kelebihan –
kelebihan sebagai berikut :
Aspek
|
Perang
Fisik
|
Ghazwul
Fikri
|
Biaya
|
Sangat mahal
|
Murah dan
dikembalikan
|
Jangkauan
|
Terbatas di front
|
Sampai ke rumah -
rumah
|
Obyek
|
Obyek merasakan
|
Sama sekali tidak
merasa
|
Dampak
|
Mengadakan perlawanan
|
Menjadikan idola
|
Persenjataan
|
Senjata berat
|
Slogan, teori,
iklan
|
Sejarah Ghazwul
Fikri (GF)
Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur
manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika
berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah
ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi.
“ (Q.S.Al – A’Raaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa
Allah tidak melarang kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang
telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna
perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas
an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya
pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid – murid iblis dimasa
kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta
dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan
cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang – orang yang dirahmati
Allah SWT yang mampu mengetahuinya.
Bidang –
Bidang Yang di serang
Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju
atau mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target
utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul fikri (GF) yang dilakukan
dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan
agama di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki
oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran,
seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism,
dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek.
Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya,
yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa
depan. Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang ini adalah pada teknis
belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan
banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan
disesuaikan dengan semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu
pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis – habisan sehingga hampir
tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan
sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang
pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir
dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam,
di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan
penamaan perguruan tinggi, gedung – gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat
ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara
kegemilangan islam dihati para generasi muda.
Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang
terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari
keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika
motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi
memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung
sebesar – besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi
kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat.
Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa
Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di
Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya
jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir,
kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya
dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan
perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu – ilmu alam, ghazwul fikrii terbesar
yang dilakukan adlah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan
dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori – teori ilmu
pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan
pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti pada
diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT.
Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori – teori
sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara
besar – besaran oleh kelompok – kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan
pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of
species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan
Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum
dapat menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah “ diindoktrinasikan “
kemana – mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika
manusia tidak dibebaskan sebebas – bebasnya keinginan seksualnya akan
mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara
ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar – gemborkan
kebebasan seksual, ternyata mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath).
Bahasa
Ghazwul fikri (GF)
dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya bahasa Al – Qur’an di sekolah –
sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini
sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin
Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al – Qur’an, mayoritas kaum
muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan Al – Qur’an, seperti firman Allah
dalam surah Al Baqarah:78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta
huruf, tidak mengetahui Al – Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka
dan mereka hanya menduga – duga “. Akibatnya, Al – Qur’an menjadi sekedar
bacaan tanpa arti (Al – Qur’an hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu –
lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan
dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata Rasul : Ya tuhanku,
sesungguhnya kaumku menjadikan Al – Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan
surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan
bagi tiap – tiap nabi, musuh dari orang – orang yang berdosa dan cukuplah
Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong. “)
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al – Qur’an
adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu – ilmu
keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hamper 1000 tahun oleh para
pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku,
mencakup bidang – bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul
qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada
aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang masih
dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah
SWT dan Rasul – Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat
islam merupakan keberhasilan ghazwul fikri (GF) dibidang ini.
Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu
ditonjolkan saat pembicaraan – pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap
beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi)
korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan
agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku
kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang
lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa
tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan kejahatan
yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang dilakukan di
masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat Amerika
Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa.
Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri (GF)
dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain
Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara –
negara islam ke negara – negara maju karena insentif yang lebih besar dan
fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan
lambatnya pembangunan di negara – negara islam dan semakin cepatnya kemajuan di
negara – negara barat.
Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa
perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk,
di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500 – 3000 orang per sejuta, dan di Israel
mencapai 16.000 per sejuta penduduk.
Sementara brain washing (cuci otak) dialami
oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara – negara barat
tanpa dibekali dengan dasar – dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka
pulang dengan membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai –
nilai islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka.
Media massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang
terjadi dalam media massa, maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai
berikut :
Aspek kehadirannya
Terjadinya
perubahan penjadwalan kegiatan sehari – hari dalam keluarga muslim, missal TV.
Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya mengaji dan belajar agama. Sekarang,
selepas maghrib anak – anak menonton acara – acara TV yang kebanyakan merusak
dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan
dating ke pengajian dan majlis – majlis taklim, mereka lebih senang
menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV
dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan teori komunikasi yang
menyatkan bahwa media audio – visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam
membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat) asal
dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai – nilai islam.
Aspek isinya
Berbicara
mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan produk ghazwul
fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan – penokohan atau orang –
orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik bangsa
dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang
dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK
sebagaimana yang digembar – gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang
terus menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan
gaya hidup borjuis, menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari
memiliki IPTEK apalagi nilai – nilai agama.
Hal ini jelas
besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup,
cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Rpoduk lain dari ghazwul
fikri (GF) yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film – film islami
yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya
barat, sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film – film
mandarin, dan film – film india.
Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul
Fikri (GF))
Sasaran dari ghazwul fikri (GF) adalah sebagai
berikut :
Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya,
perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang
artinya “ Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang
telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong
terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi
sahabat yang setia. “ Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau
kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada
mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang artinya “ Kalau terjadi demikian,
benar – benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda
didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu
tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al
Israa:76 yang artinya “ Dan sesungguhnya benar – benar mereka hamper
membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau
terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.”
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan
selanjutnya adalah agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku
dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25
yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.”
Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat –
tempat yang indah – indah.”
Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada
sebagiannya ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir
terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang
artinya “ Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa)
dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu
membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka
dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga)
terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab(taurat) dan ingkar
terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian
dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa
yang kamu perbuat.”
Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi
kaum muslimin mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59
yang artinya “ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek)
yang menyia – nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan
menemui kesesatan.”
Tujuan Ghazwul Fikri (GF)
1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi
pengekor barat. Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para
orientalis lewat media cetak dan elektronik berhasil menyita perhatian umat
islam dan mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk melakukan kajian,
bantahan dan pelurusan.
2. Menjauhkan umat islam dari Al – Qur’an dan As Sunnah
serta ajaran – ajarannya. Dengan keraguan – raguan dan penyesatan terhadap umat
islam, ghazwul fikri (GF) menyeret orang – orang awam ke jurang yang
memisahkan mereka dari keislaman – Nya. Bahkan ada sebagian yang keluar dari
islam dan berpindah ke agama lain.
3.
Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al –
Qur’an dalam Surah Al Baqarah:217 yang artinya “ Mereka tidak henti –
hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu
(kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia – sia
amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal
didalamnya.”
Dampak Positif dan
Negatif Gahzwul Fikri (GF)
Dampak Positif dari
Ghazwul Fikri (GF)
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mempermudah memberikan pekerjaan pada manusia
yang ada di Negara ini.
Dampak Negatif dari
Ghazwul Fikri (GF)
Perusakan akhlak umat
islam terutama yang masih berusia muda. Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat islam yang
tipis pemahaman keislamannya. Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada kekafiran.
ditulis oleh : Ustadz Sahuri LC
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.