PENGERTIAN KANKER PARU
Kanker
paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, 1995). Kanker paru
merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam
paru (Underwood, 2000). Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker
yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh
sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.( Suryo, 2010).
GAMBARAN KLINIS KANKER PARU
Pada
fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala
klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium
lanjut.
Gejala-gejala dapat bersifat :
- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
- Hemoptisis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Aelektasis
- Invasi lokal, dengan tanda:
- Nyeri dada
- Dispnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior
- Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis servikalis
- Gejala penyakit metastasis:
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis
- Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru, dengan gejala
- Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
- Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
- Hipertrofi : osteoartropati
- Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
- Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
- Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
- Asimtomatik denagn kelainan radiologis: Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secara radiologis, Kelainan berupa nodul soliter
FAKTOR RESIKO
- Merokok
Kejadian
kanker paru-paru adalah sangat terkait dengan merokok, dengan kira-kira
90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan
tembakau. Risiko kanker paru-paru meningkat dengan jumlah rokok-rokok
yang dihisap melalui waktu; dokter-dokter merujuk risiko ini dalam hal
sejarah merokok bungkus tahunan (jumlah dari bungkus-bungkus rokok yang
dihisap per hari dikalikan dengan jumlah tahun-tahun penghisapan).
Contohnya, seorang yang telah merokok dua bungkus rokok per hari untuk
10 tahun mempunyai suatu sejarah 20 bungkus tahunan. Ketika risiko
kanker paru meningkat bahkan dengan suatu sejarah merokok 10 bungkus
tahunan, mereka yang dengan sejarah-sejarah 30 bungkus tahunan atau
lebih dipertimbangkan mempunyai risiko yang paling besar mengembangkan
kanker paru. Diantara merek yang merokok dua bungkus atau lebih rokok
per hari, satu dari tujuh akan meninggal karena kanker paru.
Menghisap
pipa dan cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya
tidak setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus
rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru yang 25
kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok, perokok-perokok
pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru yang kira-kira 5 kali
daripada seseorang yang tidak merokok.
Asap
tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia, banyak
darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen. Dua
karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia
yang dikenal sebagai nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons.
Risiko mengembangkan kanker paru berkurang setiap tahun seiring dengan
penghentian merokok ketika sel-sel normal tumbuh dan menggantikan
sel-sel yang rusak didalam paru. Pada mantan-mantan perokok, risiko
mengembangkan kanker paru mulai mendekati yang dari seorang bukan
perokok kira-kira 15 tahun setelah penghentian merokok.
- Merokok Pasif
Serat-serat
asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers)
yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan
paparan pada asbes-asbes. Tempat kerja adalah suatu sumber paparan pada
serat-serat asbes yang umum, karena asbes-asbes digunakan secara meluas
di masa lalu untuk kedua-duanya yaitu sebagai materi-materi isolasi
panas dan akustik. Sekarang, penggunaan asbes dibatasi atau dilarang
pada banyak negara-negara, termasuk Amerika. Kedua-duanya kanker paru
dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga perut yang disebut peritoneum)
dikaitkan dengan paparan pada asbes-asbes. Mehisap rokok secara
dramatis meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang
berhubungan dengan asbes pada pekerja-pekerja yang terpapar.
Pekerja-pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar
lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan
pekerja-pekerja asbes yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50
sampai 90 kali lebih besar daripada bukan perokok.
- Radon Gas
Radon
gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu
pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif). Ia pecah/hancur
membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang
mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal,
dengan suatu estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan
oleh radon gas, atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang
berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon
penyebab utama kedua dari kanker paru di Amerika. Seperti dengan paparan
pada asbes, merokok yang serentak meningkatkan sangat besar risiko
kanker paru dengan paparan pada radon. Radon gas dapat bergerak melalui
tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara
fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka
lainnya. The U.S. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa
satu dari setiap 15 rumah-rumah di Amerika mengandung tingkat-tingkat
radon gas yang berbahaya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau,
namun ia dapat terdeteksi dengan kotak-kotak tes yang sederhana.
- Kecenderungan Keluarga
Ketika
mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau,
fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru
menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu,
mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Banyak
studi-studi telah menunjukkan bahwa kanker paru kemungkinan terjadi pada
saudara-saudara baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang telah
mempunyai kanker paru daripada populasi umum. Penelitian akhir-akhir ini
telah melokalisir suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom
manusia nomor 6 yang kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan
suatu kepekaan yang meningkat mengembangkan kanker paru pada
perokok-perokok.
- Penyakit-Penyakit Paru
Kehadiran
penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive
pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat
sedikit (empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk
mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok
serentak telah ditiadakan.
- Sejarah Kanker Paru sebelumnya
Orang-orang
yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko yang lebih besar
daripada populasi umum mengembangkan suatu kanker paru kedua.
Orang-orang yang selamat dari non-small cell lung cancers (NSCLCs, lihat
dibawah) mempunyai suatu risiko tambahan dari 1%-2% per tahun
mengembangkan suatu kanker paru kedua. Pada orang-orang yang selamat
dari small cell lung cancers (SCLCs), risiko mengembangkan kanker-kanker
kedua mendekati 6% per tahun.
- Polusi Udara
Polusi
udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat pembangkit
tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker
paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari
kematian-kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang
terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama)
pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat membawa suatu risiko
serupa dengan yang dari merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru.
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru
pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang
dihisap, semakin besar risiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya
sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat
bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil
eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker
paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga
merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih
belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas
radon di rumah tangga. Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan
karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah
memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti
tuberkulosis dan fibrosis.
Kanker
paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok. Lebih
dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Bagaimanapun, tidak
semua perokok akhirnya menderita kanker paru. Berhenti dari merokok akan
mengurangi dengan sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru.
Risiko pada bekas perokok lebih besar daripada orang-orang yang tidak
pernah merokok. Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko terutama
berkaitan dengan udara yang dihirup.
- Kekurangan Vitamin A dan C
Suatu
penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten dan
vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner dan
kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A
sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Pencegahan kanker.
Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan
kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih.
Betakaroten bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai
antioksidan untuk mencegah berbagai kanker.
Fakta
bahwa hasil kerja NIDDK menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah
terbukti menjadi toksik (racun) bagi sel kanker, tetapi membiarkan sel
itu sendiri tetap normal. Kualitas ini, dengan jelas, sangat dibutuhkan
jika kita sedang berusaha memerangi kanker namun menginginkan tubuh yang
normal tidak me-ngalami cedera. Frie dan Lawson berdiskusi seberapa
tinggi dosis vitamin C dapat meningkatkan produksi hydrogen peroksida,
yang diperkirakan merupakan zat utama yang menentukan sifat anti kanker
dari vitamin C.
FAKTOR RISIKO KANKER PARU
- Laki-laki
- Usia lebih dari 40 tahun
- Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
- Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
- Radon dan asbes
- Lingkungan industri tertentu
- Zat kimia, seperti arsenik
- Beberapa zat kimia organik
- Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
- Polusi udara
- Kekurangan vitamin A dan C
- Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik
Gambaran Klinik
- Anamnesis
Gambaran
klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru
lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari
anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta
faktor–faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis.
Keluhan utama dapat berupa :
- Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen)
- Batuk darah
- Sesak napas
- Suara serak
- Sakit dada
- Sulit / sakit menelan
- Benjolan di pangkal leher
- Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.
- Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki.
Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :
- Berat badan berkurang
- Nafsu makan hilang
- Demam hilang timbul
- Sindrom paraneoplastik, seperti "Hypertrophic pulmonary osteoartheopathy", trombosis vena perifer dan neuropatia.
Alur Deteksi Dini Kanker Paru
(konsensus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia)
- Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan
jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil yang
didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan.
Tumor paru ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan
gambaran normal pada pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih
bila disertai atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, efusi pleura
atau penekanan vena kava akan memberikan hasil yang lebih informatif.
Pemeriksaan ini juga dapat memberikan data untuk penentuan stage
penyakit, seperti pembesaran KGB atau tumor diluar paru. Metastasis ke
organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar, pemeriksaan
funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan
terjadinya fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang.
- Gambaran radiologis
Hasil
pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang
mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis,
serta penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan
radiologi paru yaitu Foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan
toraks, bone scan, Bone survey, USG abdomen dan Brain-CT dibutuhkan
untuk menentukan letak kelainan, ukuran tumor dan metastasis.
- Foto toraks
Pada
pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa tumor
dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan
adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit
tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding
dada, efusi pleura, efusi perikar dan metastasis intrapulmoner.
Sedangkan keterlibatan KGB untuk menentukan N agak sulit ditentukan
dengan foto toraks saja.
Kewaspadaan
dokter terhadap kemungkinan kanker paru pada seorang penderita penyakit
paru dengan gambaran yang tidak khas untuk keganasan penting
diingatkan. Seorang penderita yang tergolong dalam golongan resiko
tinggi (GRT) dengan diagnosis penyakit paru, harus disertai difollow-up
yang teliti. Pemberian OAT yang tidak menunjukan perbaikan atau bahkan
memburuk setelah 1 bulan harus menyingkirkan kemungkinan kanker paru,
tetapi lain masalahnya pengobatan pneumonia yang tidak berhasil setelah
pemberian antibiotik selama 1 minggu juga harus menimbulkan dugaan
kemungkinan tumor dibalik pneumonia tersebut
Bila
foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti
dengan pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD
dan ulangan foto toraks agar bila ada tumor primer dapat
diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan bersifat
produktif, dan/atau cairan serohemoragik.
- CT-Scan toraks
Tehnik
pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik
daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih
kecil dari 1 cm secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses
keganasan juga tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat
penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, efusi
pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan
dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan CT-scan,
keterlibatan KGB yang sangat berperan untuk menentukan stage juga lebih
baik karena pembesaran KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga
ketelitiannya mendeteksi kemungkinan metastasis intrapulmoner.
- Pemeriksaan radiologik lain : Kekurangan dari foto toraks dan CT-scan toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan radiologik lain, misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala / jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi metastasis diseluruh jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut.
4.Pemeriksaan khusus
- Bronkoskopi
Bronkoskopi
adalah pemeriksan dengan tujuan diagnostik sekaligus dapat dihandalkan
untuk dapat mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada
tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau
perubahan mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor
misalnya, berbenjol-benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif, mudah
berdarah. Tampakan yang abnormal sebaiknya di ikuti dengan tindakan
biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan atau kerokan bronkus.
- Biopsi aspirasi jarum
Apabila
biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya karena amat
mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka sebaiknya
dilakukan biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus saja
sering memberikan hasil negatif.
- Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)
TBNA
di karina, atau trakea 1/1 bawah (2 cincin di atas karina) pada posisi
jam 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan informasi ganda, yakni
didapat bahan untuk sitologi dan informasi metastasis KGB subkarina atau
paratrakeal.
- Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)
Jika
lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta ada sarana untuk
fluoroskopik maka biopsi paru lewat bronkus (TBLB) harus dilakukan.
- Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)
Jika
lesi terletak di perifer dan ukuran lebih dari 2 cm, TTB dengan bantuan
flouroscopic angiography. Namun jika lesi lebih kecil dari 2 cm dan
terletak di sentral dapat dilakukan TTB dengan tuntunan CT-scan.
- Biopsi lain
Biopsi
jarum halus dapat dilakukan bila terdapat pembesaran KGB atau teraba
masa yang dapat terlihat superfisial. Biopsi KBG harus dilakukan bila
teraba pembesaran KGB supraklavikula, leher atau aksila, apalagi bila
diagnosis sitologi/histologi tumor primer di paru belum diketahui.
Biopsi Daniels dianjurkan bila tidak jelas terlihat pembesaran KGB
suparaklavikula dan cara lain tidak menghasilkan informasi tentang jenis
sel kanker. Punksi dan biopsi pleura harus dilakukan jika ada efusi
pleura.
- Torakoskopi medik
Dengan
tindakan ini massa tumor di bagaian perifer paru, pleura viseralis,
pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi.
- Sitologi sputum
Sitologi
sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah.
Kekurangan pemeriksaan ini terjadi bila tumor ada di perifer, penderita
batuk kering dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum yang tidak
memenuhi syarat. Dengan bantuan inhalasi NaCl 3% untuk merangsang
pengeluaran sputum dapat ditingkatkan.
Semua
bahan yang diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus dikirim ke
laboratorium Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi.
Bahan berupa cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat
sediaan apus, lalu difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol
90%. Semua bahan jaringan harus difiksasi dalamformalin 4%.
- Pemeriksaan invasif lain
Pada
kasus kasus yang rumit terkadang tindakan invasif seperti Torakoskopi
dan tindakan bedah mediastinoskopi, torakoskopi, torakotomi eksplorasi
dan biopsi paru terbuka dibutuhkan agar diagnosis dapat ditegakkan.
Tindakan ini merupakan pilihan terakhir bila dari semua cara pemeriksaan
yang telah dilakukan, diagnosis histologis / patologis tidak dapat
ditegakkan.
Semua tindakan diagnosis untuk kanker paru diarahkan agar dapat ditentukan :
- Jenis histologis.
- Derajat (staging).
- Tampilan (tingkat tampil, "performance status").
Sehingga jenis pengobatan dapat dipilih sesuai dengan kondisi penderita.
- Pemeriksaan lain
- Petanda Tumor
Petanda
tumor yang telah, seperti CEA, Cyfra21-1, NSE dan lainya tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosis tetapi masih digunakan evaluasi hasil
pengobatan.
- Pemeriksaan biologi molekuler
Pemeriksaan
biologi molekuler telah semakin berkembang, cara paling sederhana dapat
menilai ekspresi beberapa gen atau produk gen yang terkait dengan
kanker paru,seperti protein p53, bcl2, dan lainya. Manfaat utama dari
pemeriksaan biologi molekuler adalah menentukan prognosis penyakit.
- Jenis histologis
Untuk
menentukan jenis histologis, secara lebih rinci dipakai klasifikasi
histologis menurut WHO tahun 1999 (Lampiran 1), tetapi untuk kebutuhan
klinis cukup jika hanya dapat diketahui :
- Karsinoma skuamosa (karsinoma epidermoid)
- Karsinoma sel kecil (small cell carcinoma)
- Adenokarsinoma (adenocarcinoma)
- Karsinoma sel besar (large Cell carcinoma)
PENATALAKSANAAN
- Pembedahan.
Tujuan
pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru –paru yang tidak terkena kanker.
- Radiasi
Pada
beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan
komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap
pembuluh darah/ bronkus. Terapi radiasi berfungsi merusak sel kanker
dengan menghancurkan materi genetika sel yang mengontrol pertumbuhan dan
pembelahan diri sel kanker. Terapi radiasi yang dilakukan pada bagian
dada dapat menyebabkan efek samping berupa batuk, napas yang pendek, dan
kesulitan menelan.
Hal-hal yang Harus Dipersiapkan
Sebelum
menjalani terapi radiasi sinar eksternal, tim medis akan memberikan
panduan dalam sebuah proses perencanaan untuk memastikan bahwa radiasi
sampai ke lokasi bagian tubuh yang membutuhkannya secara tepat. Umumnya
perencanaan meliputi:
- Simulasi radiasi. Selama simulasi, tim terapi radiasi akan meminta berbaring dengan posisi yang nyaman. Bantal dan pembatas digunakan untuk memastikan posisi tidak berubah selama terapi. Kemudian bagian tubuh yang akan diterapi akan ditandai.
- Rencana pemindaian. Tim terapi radiasi akan melakukan pemindaian dengan alat tomografi terkomputerisasi atau CT-scan untuk menentukan luas bagian tubuh yang memerlukan radiasi.
Setelah
proses perencanaan, tim radioterapi akan memutuskan jenis radiasi dan
dosis yang akan pasien terima berdasarkan jenis dan stadium kanker,
kesehatan pasien secara menyeluruh, dan alasan dilakukannya radioterapi.
Fokus dan dosis radioterapi yang tepat penting untuk memaksimalisasi
efek radiasi dalam menghancurkan sel-sel kanker sekaligus meminimalisasi
efek-efek yang dapat merugikan.
- Kemoterapi.
Kemoterapi
merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk
menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah
dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang
berkembang dan membelah diri dengan cepat. Tergantung kepada jenis
kanker dan sudah sampai di stadium berapa, kemoterapi dapat bermanfaat
untuk:
- Meringankan gejala. Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit.
- Mengendalikan. Kemoterapi dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain.
- Menyembuhkan. Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker hingga sempurna dan ini mencegah berkembangnya kanker di dalam tubuh lagi.
Hanya
saja kemoterapi juga dapat memengaruhi sel sehat yang secara normal
membelah diri dengan cepat, misalnya yang berada di sekitar mulut, usus,
serta rambut. Kerusakan pada sel sehat itu yang dapat mengakibatkan
efek samping. Namun umumnya akan segera menghilang setelah pengobatan
kemoterapi selesai.
Kemoterapi
terkadang dilakukan sebagai satu-satunya upaya penyembuhan kanker.
Namun sering kali kemoterapi dilakukan bersama-sama dengan tindakan
operasi, terapi radiasi untuk kanker, atau terapi biologis lain. Umumnya
kemoterapi dilakukan pada saat:
- Sebelum operasi atau terapi radiasi, agar ukuran tumor menjadi lebih kecil.
- Setelah operasi atau terapi radiasi, untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa.
- Saat dilakukan terapi radiasi dan terapi biologis, untuk memaksimalisasi efeknya.
- Mencegah kembalinya pertumbuhan sel kanker atau penyebaran pada bagian tubuh lain.
Efek Samping
Kemoterapi
merupakan pengobatan kanker yang efektif. Terbukti telah menyelamatkan
jutaan jiwa. Namun kemoterapi memiliki efek samping yang tidak kecil.
Sulit untuk memprediksi seberapa berat seseorang akan mengalami efek
samping dari kemoterapi sebab tiap orang memiliki reaksi yang berbeda
terhadap pengobatan tersebut. Efek samping kemoterapi muncul karena
obat-obatan tersebut tidak memiliki kemampuan membedakan sel kanker yang
berkembang pesat dengan sel sehat yang secara normal juga memiliki
perkembangan pesat. Misalnya sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang
ada di dalam perut sehingga kemoterapi memiliki efek negatif. Berikut
adalah gejala efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi:
- Rambut rontok.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sesak napas dan detak jantung tidak biasa akibat anemia.
- Mual dan muntah.
- Mimisan.
- Kulit kering dan terasa perih
- Gampang memar.
- Gusi berdarah.
- Sulit tidur.
- Gairah seksual menurun.
- Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
- Konstipasi atau diare.
Yang penting diketahui,
efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang setelah pengobatan
selesai. Selain itu, efek kemoterapi tidak akan menimbulkan akibat yang
berbahaya bagi kesehatan. Meski pada beberapa kasus, efek samping
kemoterapi bisa lebih serius dibandingkan yang lain. Misalnya tingkat
sel darah putih yang menurun dengan cepat sehingga dapat meningkatkan
risiko infeksi. Sedapat mungkin hindari diri dari orang-orang yang sakit
atau terkena infeksi selama kemoterapi.
Perawatan Pasca Kemoterapi
- Banyak makan makanan bergizi
Ini adalah hal pertama yang sangat penting karena dengan banyak makan makanan bergizi sama dengan memberi bahan
bakar yang cukup untuk perang dengan kanker. Ada berbagai macam efek
samping yang akan muncul terutama mual. Kebanyakan obat kemo berefek
samping mual, jadi meskipun mual asupan makanan bergizi harus tetap
dikonsumsi.
- Minum obat pasca kemoterapi
Pada pasca kemoterapi akan
diberikan obat untuk menghadapi efek samping. Obat yang biasa diberikan
adalah obat mual, diare, susah buang air besar, antibiotik dan anti
nyeri. obat-obat tersebut harus dikonsumsi agar masa pasca kemoterapi
bisa terlewati dengan nyaman.
- Banyak makan makanan yang mengandung antioksidan
Antioksidan berperan penting dalam membunuh sel kanker, antioksidan membantu membunuh radikal bebas yang ada
di dalam tubuh jadi semakin banyak antioksidan yang dikonsumsi akan
semakin bagus. Perawatan pasca kemoterapi menggunakan berbagai macam
antioksidan misalnya green tea (teh hijau), buah-buahan dan
sayur-sayuran (sayuran hijau pertanda banyak antioksidan).
- Banyak makan buah-buahan
Buah-buahan
adalah salah satu sumber antioksidan alami, selain itu buah-buahan juga
akan membantu melancarkan buang air besar karena pasca kemoterapi
pasien akan susah buang air besar. Jadi dengan banyak makan buah-buahan
akan semakin membantu proses pencernaan.
- Hindari makanan yang menimbulkan mual
Makanan yang membuat mual harus dijauhi karena efek dari kemoterapi sendiri adalah dapat menimbulkan mual dan ingin muntah, tentu saja perlu dihindari makan makanan yang malah memperparah rasa mual itu. Penting untuk mengurangi makan makanan bersantan, banyak minyak, gorengan dan makanan pedas.
- Istirahat yang cukup
Lelah dan capek itu yang akan dirasakan pasca kemoterapi. Jadi perawatannya sangat sederhana yaitu dengan banyak
tidur atau beristirahat. Biasanya karena pengaruh dari obat anti nyeri,
pasien akan merasa ngantuk dengan sendirinya. Pasien harus banyak tidur
agar kondisi tubuh cepat pulih dan siap untuk kemo berikutnya.
- Tenangkan pikiran, kelola stres dengan baik
- Bila perlu minum multivitamin untuk meningkatkan pemulihan tubuh
PENCEGAHAN KANKER PARU
- Tidak merokok, hindari orang yang merokok, berhenti merokok
- Melakukan olahraga
- Memperhatikan pola makan, hindari makanan yang bersifat karsinogenik.
- Makanan yang dipanggang, atau dibakar
- Makanan yang mengandung:
Pemanis buatan. Aspartam adalah pemanis buatan yang umumnya terdapat dalam minuman ringan. Selain terdapat laporan bahwa bahan ini menyebabkan sakit kepala, gangguan mood, tumor otak,
serta kejang. Aspartam juga diduga dapat memicu kanker. Namun berbagai
penelitian lebih lanjut telah mengonfirmasi bahwa konsumsi bahan ini
ternyata tidak meningkatkan risiko kanker. Penelitian pada sakarin juga
tidak menemukan hal serupa.
Bahan pengawet. Sodium benzoat adalah bahan pengawet yang umumnya terdapat dalam berbagai produk olahan dan minuman. Seperti bahan pewarna makanan, selain diduga dapat meningkatkan risiko anak mengalami hiperaktif, sodium benzoat dalam minuman ringan dapat bereaksi menjadi benzene jika dipadukan dengan vitamin C.
Bahan inilah yang kemudian disebut-sebut dapat memicu kanker. Setelah
diteliti ternyata beberapa merek minuman mengandung kadar benzene lebih
tinggi dari yang diizinkan.
Sodium nitrit. Ini adalah zat
tambahan yang biasanya terdapat pada daging yang diawetkan, seperti
daging kalengan atau sosis. Diduga mengonsumsi makanan yang mengandung
sodium nitrit berkadar tinggi dapat memicu kanker lambung. Kini bahan
ini sudah tidak banyak digunakan karena lemari pendingin membuat orang
lebih mudah mengawetkan daging. Tetapi tetap waspada jika kamu
mengonsumsi produk daging olahan dan menemukan bahan ini pada label
kemasannya.
- Makan makanan yang mengandung vitamin A dan C
- Makanan yang direkomendasikan yang tinggi dalam vitamin A dan Provitamin A (Beta Karotin) : Mentega (butter), Buah-buahan (kuning seperti mangga mangga matang, pepaya), Kuning telur, Margarine (diperkaya), Sayur-sayuran (daun yang berwarna hijau tua, kuning seperti wortel, labu siam), Minyak ikan.
- Makanan yang direkomendasikan yang tinggi dalam vitamin C: Buah dan jus jeruk citrus : terutama buah jeruk dan jeruk, Buah-buahan : terutama jambu kelutuk, pepaya, nanas, arbei, melon, semangka, strawbery, mangga, Jambu Biji, Blackcurrant, Buah Leci, Markisa, Kiwi, lemon, anggur hijau, belimbing, pisang, pir. Umbi-umbian : kentang (dimasak, dengan kulit), ubi jalar (dimasak, dengan kulit), talas. Sayur-sayuran : terutama sayur-sayuran daun yang berwarna hijau, kol, lobak, kubis
PERAWATAN
- Lingkungan indoor tetap elegan dan nyaman, tempat tidur kering dan bersih, terutama pada pasien dengan perawatan kanker paru-paru yang dalam kehidupannya tidak bisa mengurus diri sendiri secara berkala harus untuk membantu mereka, dengan air hangat dibersihkan, pencegahan terjadinya luka.
- Membuat rencana diet yang wajar. Pasien kanker paru-paru stadium akhir biasanya kekurangan gizi secara umum lebih serius, sehingga diet harus kaya dan beragam, dengan prinsip ringan dan bergizi yang tinggi, memungkinkan pasien untuk makan lebih banyak sayuran dan buah segar, tidak makan makanan pedas dan rasa yang kuat, untuk menjamin pasokan nutrisi sekaligus meningkatkan ketahanan tubuh pasien terhadap penyakit.
- Mengamati kondisi mental pasien kanker paru-paru stadium lanjut. Pasien dengan kanker paru-paru stadium lanjut sering mudah menyerah pada diri mereka sendiri, hilangnya keberanian dan kepercayaan diri, dan kami ingin terus mendorong pasien untuk memberikan lebih banyak kenyamanan mental dan psikologis, menghilangkan rasa takut akan kematian, membangun kepercayaan diri untuk mengatasi penyakit pada pasien kanker paru-paru stadium lanjut.
- Menganjurkan pasien untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan dalam kondisi fisik, sehingga sesegera mungkin untuk pergi ke masyarakat, tetapi harus memperhatikan untuk tidak hiperaktif sehingga mengakibatkan kelelahan, tidak kondusif untuk pemulihan dari penyakit.
- Mengamati dari dekat tentang tanda-tanda vital dari pasien kanker paru-paru stadium lanjut. Seperti batuk berdahak, pasien harus didorong untuk mengeluarkannya, jika perlu, dilengkapi dengan perangkat hisap. Saat tidurnya tidak nyenyak, fokus pada kepala ke satu sisi posisi berbaring untuk mencegah sesak napas dahak. Ditemukan pada pasien dengan afasia tiba-tiba, wajahnya berubah, pernapasan berhenti, harus segera melaporkan ke dokter, melakukan penyelamatan darurat.
- Tepat waktu meminum obat penghilang rasa sakit. Untuk nyeri pada pasien kanker paru-paru stadium lanjut menyebabkan pasien sakit harus mencoba untuk memenuhi kebutuhan analgesik, jangan takut untuk kecanduan morfin analgesik. Pereda nyeri merupakan metode penting untuk membantu mereka meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Dahak. Membantu pasien mendorong dahak, mungkin tepat untuk memberikan menembak inhalasi aerosol dan dahak kembali.
- Latihan pemulihan pasca-operasi. Pemulihan pascaoperasi berdasarkan kondisi pasien, latihan fungsional untuk mempromosikan ekspansi paru, meningkatkan kondisi paru-paru.
- Berhenti merokok. Merokok Jangka panjang dan kejadian kanker paru-paru berkaitan erat. Semakin banyak orang yang merokok dalam jangka waktu yang panjang, semakin besar angka kejadian kanker paru-paru , angka kejadian kanker paru-paru adalah yang tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung.
Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta.
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.