Asuhan Keperawatan pada Luka Bakar

Luka bakar merupakan cedera paling berat yang mengakibatkan permasalahan yang kompleks, tidak hanya menyebabkan kerusakan kulit namun juga seluruh sistem tubuh (Nina,2008)...

Materi Intepretasi EKG Normal

Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung sedangkan Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik jantung...

Liburan Murah Bersama Alam di Hutan Pinus Pandaan

Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki puluhan destinasi wisata yang menarik. Banyak para pelancong yang akhirnya melabuhkan hatinya di Pasuruan...

Mahasiswa FKp Satu-Satunya Delegasi Keperawatan pada Kompetisi Riset Dunia

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga mengirimkan satu tim delegasi untuk mengikuti Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting-14 (HISAS-14) di Hokkaido...

Kisah Inspiratif Dua Pedagang Keren

assalamualaikum wr.wb para pembaca yang budiman. Sudah lama ane gak posting-posting lagi. Hari ini izinkan ane berbagi pengalaman kepada pembaca semua...

Apa yang Membuat Saya Rindu Kampung Halaman?

Pembaca yang budiman, mungkin di antara kita banyak yang sedang atau pernah menyandang status sebagai perantau kota besar. Entah karena studi...

السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ ...... Selamat datang di BLOG RIO CRISTIANTO. Dukung Blog ini dengan like fanspage "Rio Cristianto". Thank you, Happy Learning... ^_^

Sunday, 15 September 2019

SAP Kejang Demam pada Anak

SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEJANG DEMAM PADA ANAK


Topik   :  Kejang Demam
Sasaran : Orangtua dan Keluarga Klien
Tempat :  IGD RSUD Bangil
Hari/Tanggal  :          
Waktu :   1 x  20 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah diberikan pendidikan kesehatan/ health education (HE) diharapkan keluarga klien mengetahui tentang pengetahuan penyakit Kejang Demam dan mengetahui penyebab, gejala, faktor yang mempengaruhi, pencegahan dan penanganan yang bisa dilakukan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan HE diharapkan klien mampu :
  1. Memahami dan menjelaskan pengertian Kejang Demam
  2. Memahami dan menjelaskan penyebab, gejala, faktor yang mempengaruhi dan pencegahan Kejang Demam
  3. Memahami dan mampu menjelaskan pentingnya penatalaksanaan atau penanganan kejang demam

III. SASARAN
Orangtua dan Keluarga Klien

IV. MATERI
Terlampir

V. METODE
  1. Ceramah
  2. Tanya jawab

VI. KRITERIA EVALUASI
  1. Evaluasi Struktur
  • Klien ada di tempat penyuluhan.
  • Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Anggrek, RSUD Bangil.
  • Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

  1. Evaluasi Proses
  • Mahasiswa mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
  • Klien aktif mendengarkan.
  • Klien aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui.
  • Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
  • Media dapat digunakan secara efektif.

  1. Evaluasi Hasil
  • Klien menerima kedatangan mahasiswa.
  • Klien dapat menjelaskan tentang  tanda dan gejala, klasifikasi, komplikasi dan penanganan Kejang Demam.
  • Klien mengungkapkan setuju untuk melakukan upaya pengendalian dan pencegahan Kejang Demam.

VII. KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP/ WAKTU
KEGIATAN
PENYULUH
PESERTA
Pembukaan
3 menit
  • Mengucapkan salam
  • Memperkenalkan diri
  • Menjelaskan judul materi dan tujuan yang ingin dicapai oleh peserta.
  • Menjawab salam
  • Memperhatikan
  • Memperhatikan

Isi
(Penyampaian materi)
10 menit
  •  Menjelaskan tentang pengertian Kejang Demam
  • Menjelaskan penyebab, faktor yang mempengaruhi, tanda gejala dan pencegahan Kejang Demam
  • Menjelaskan penatalaksanaan atau penanganan penyakit Kejang Demam
  • Mendengarkan dan memperhatikan

-

Penutup
7 menit
  • Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
  • Memberikan kesimpulan materi yang sudah diberikan
  • Evaluasi
  • Penutup dengan mengucapkan salam
  • Bertanya
  • Mendengarkan
  • Menjawab pertanyaan yang diberikan
  • Menjawab salam.



MATERI PENYULUHAN
KEJANG DEMAM

  1. Pengertian Kejang Demam
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak–anak yang berusia dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat bermacam–macam tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah kejang umum (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995).

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz & Sowden,2009).


Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang (Mansjoer, A.dkk. 2000)

  1. Penyebab Kejang Demam
Menurut Mansjoer, dkk (2000) penyebab kejang demam diantaranya:
  1. Demam itu sendiri, demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
  2. Efek produk toksik daripada mikroorganisme
  3. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
  4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
  5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofati toksik sepintas.

  1. Faktor yang Mempengaruhi Kejang Demam
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:
  1. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama
  2. Riwayat kejang demam dalam keluarga
  3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
  4. Riwayat demam yang sering
  5. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut, exantema  subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih. Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
  6. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
  7. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
  8. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
  9. Gabungan dari faktor-faktor diatas

  1. Tanda Gejala Kejang Demam
  1. Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau kaku
  2. Bola mata berputar ke arah belakang kepala
  3. Pernafasan bermasalah
  4. Hilang kesadaran
  5. Mengompol
  6. Muntah
  7. Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 38.5ºC

  1. Pencegahan Kejang Demam
Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit.

Namun, jika anda melihat akan adanya gejala kejang demam pada anak, sebaiknya berikan parasetamol begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye’s Syndrome

Obat-obatan (dengan resep dokter) yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam (valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap tumbuh sehat walau mengalami kejang demam ini.

  1. Penatalaksanaan Kejang Demam
  1. Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.
  2. Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau tajam
  3. Lepaskan pakaian / ikatan pada tubuh supaya anak bisa bernafas dengan leluasa, Longgarkan pakaian disekitar kepala dan leher
  4. Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir keluar darimulut
  5. Hubungi dokter anak anda
  6. Tenang, ini merupakan prisip utama dalam menangani kasus kasus kegawatan.
  7. Jangan memegang anak untuk melawan kejang


Daftar Rujukan

Arief, Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: Medica Aesculpalus.
Betz, Cecily L., Sowden, Linda A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson.1995. Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC



SAP Demam Berdarah Dengue (DBD)

SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


Topik     :   Demam Berdarah Dengue
Sasaran :    Orangtua dan Keluarga Klien
Tempat  :    IGD RSUD Bangil
Hari/Tanggal :          
Waktu   :    1 x 20 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah diberikan pendidikan kesehatan/ health education (HE) diharapkan keluarga klien mengetahui tentang pengetahuan penyakit Demam Berdarah Dengue dan mengetahui penyebab, gejala, pencegahan dan penanganan yang bisa dilakukan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan HE diharapkan klien mampu :
  1. Memahami dan menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue
  2. Memahami dan menjelaskan penyebab, gejala, pencegahan  dan penanganan Demam Berdarah Dengue
  3. Memahami dan mampu menjelaskan pentingnya penatalaksanaan atau penanganan Demam Berdarah Dengue

III. SASARAN
Orangtua dan Keluarga Klien

IV. MATERI
Terlampir

V. METODE
  1. Ceramah
  2. Tanya jawab

VI. KRITERIA EVALUASI
  1. Evaluasi Struktur
  • Klien ada di tempat penyuluhan.
  • Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Anggrek, RSUD Bangil.
  • Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

  1. Evaluasi Proses
  • Mahasiswa mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
  • Klien aktif mendengarkan.
  • Klien aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui.
  • Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
  • Media dapat digunakan secara efektif.

  1. Evaluasi Hasil
  • Klien menerima kedatangan mahasiswa.
  • Klien dapat menjelaskan tentang  penyebab, tanda dan gejala,  pencegahan dan penanganan Demam Berdarah Dengue.
  • Klien mengungkapkan setuju untuk melakukan upaya pengendalian dan pencegahan Demam Berdarah Dengue.

VII. KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP/ WAKTU
KEGIATAN
PENYULUH
PESERTA
Pembukaan
3 menit
  • Mengucapkan salam
  • Memperkenalkan diri
  • Menjelaskan judul materi dan tujuan yang ingin dicapai oleh peserta.
  • Menjawab salam
  • Memperhatikan
  • Memperhatikan

Isi
(Penyampaian materi)
10 menit
  • Menjelaskan tentang pengertian DBD
  • Menjelaskan penyebab,, tanda gejala, penanganan dan pencegahan Demam Berdarah Dengue
  • Menjelaskan penatalaksanaan atau penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue
  • Mendengarkan dan memperhatikan



Penutup
7 menit
  • Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
  • Memberikan kesimpulan materi yang sudah diberikan
  • Evaluasi
  • Penutup dengan mengucapkan salam
  • Bertanya
  • Mendengarkan
  • Menjawab pertanyaan yang diberikan
  • Menjawab salam.



MATERI PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE

  1. Pengertian Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan dapat menyebabkan perdarahan,


  1. Penyebab Demam Berdarah Dengue
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. DBD ini banyak di temukan di daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air. Umumnya sering terjadi di daerah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang saat ini menjadi masalah utama di negeri kita ini.

  1. Ciri – ciri Nyamuk Aedes Aegypty
  • Warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya
  • Berbadan kecil
  • Biasanya menggigit pada siang hari dan sore hari
  • Hidup dan berkembang biak di dalam rumah (bak mandi, kaleng bekas, kolam ikan, ban bekas, pot tanaman air, tempat minuman burung)
  • Senang hinggap pada pakaian yang bergantung,kelambu dan ditempat yang gelap dan lembab.
  • Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak air
  • Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air
  • Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
  • Kemampuan terbang kira-kira 100 meter

  1. Tanda Gejala Demam Berdarah Dengue
  1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada persendiaan,serta sakit kepala.
  2. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit dan mimisan (epistaksis).
  3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada  gejala kuning,ada mual dan muntah.
  4.  Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang. Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.

TANDA BAHAYA DBD :
  1. Perdarahan gusi
  2. Muntah darah
  3.  Penderita tidak sadar
  4.  Denyut nadi tidak teraba
Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.

  1. Pencegahan Kejang Demam
Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit.

Namun, jika anda melihat akan adanya gejala kejang demam pada anak, sebaiknya berikan parasetamol begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye’s Syndrome

Obat-obatan (dengan resep dokter) yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam (valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap tumbuh sehat walau mengalami kejang demam ini.

  1. Cara Penularan Demam Berdarah Dengue
  • Demam berdarah dengue hanya dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypty betina,yang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum (Sekolah,Pasar,Terminal,Warung dsb)
  • Nyamuk ini mendapatkan virus dengue waktu menggigit/ menghisap darah orang yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.
  • Orang yang darahnya mengandung Virus Dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptynya.
  • Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes Aegypty akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk.
  • Bila nyamuk tersebut menggigit/ menghisap darah orang lain,virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
  • Orang yang digigit nyamuk Aedes Aegypty yang mengandung virus dengue gejala sakit/ demam setelah 4-7 hari (masa inkubasi)
  • Bila orang yang ditularkan tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DBD (demam berdarah dengue)

  1. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
  • Tirah baring atau istirahat baring
  • Diet makan lunak
  • Minum banyak (2-2,5 liter / 24 jam ) dapat berupa susu, teh manis, sirop dan beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita Demam Berdarah Dengue.
  • Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer laktat atau NaCl)
  • Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam
  • Periksaan Hb, Ht dan trombosit setiap hari
  • Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan acetaminofen, eukinin atau dipiron (kolaborasi dengan dokter).
  • Berikan kompres dingin
  • Monitor tanda-tanda perdarahan
  • Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder
  • Monitor tanda-tanda renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk
  • Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter)

  1. Cara Pencegahan DBD
Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum  ada. Cara yang tepat dalam pencegahan penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektornya, yaitu nyamuk  Aedes aegypti.

Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk  Aedes aegypti adalah memberantas jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.

PSN-DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut :
Gambar 2.1.


                                                                                         
Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)

Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Kimia: Dengan cara pemberian abatisasi (abate), pengasapan dan fogging.
  2. Fisika: Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3 M plus :
  • Menguras bak mandi
  • Menutup tempat penampungan air
  • Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat digenangi air seperti ban bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air dsb.
  • Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian
  • Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
  • Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.
  • Menaburkan bubuk Larvasida.
  • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
  • Menggunakan kelambu.
  • Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

  1. Biologi: Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif mengendalikan




DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: Medica Aesculpalus.
Betz, Cecily L., Sowden, Linda A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC.
Suwarsono H. 1997. Berbagai cara pemberantasan jentik Ae. Aegypti. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson.1995. Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC