Aku adalah seorang anak desa yang senang bermain di sawah dan sungai. Belum mengenal gedung pencakar langit, mall, playground modern atau bioskop. Aku senang menjadi anak desa, karena ada banyak hal indah yang dirasakan disini dan sampai sekarang terus ku kenang. Salah satunya adalah angin subuh. Mungkin kalian yang anak desa pasti sering merasakannya. Angin subuh di desaku biasanya hanya dirasakan kurang lebih 1 bulan saja. datangnya angin ini terasa special bagiku dan penduduk desa.
Adanya angin ini, membuat suasana subuh menjadi terasa sedikit berbeda, menjadi lebih romantis dan segar. Kala subuh, setelah sholat, aku suka berjalan-jalan di sekitar rumah sambil menunggu ibu pulang berbelanja yang biasanya pasti membawa jajan pasar seperti getas, kicir, orog-orog, onde-onde atau semacamnya. Angin subuh membuat subuh menjadi lebih dingin dan sejuk. Lajunya yang sedang-sedang saja, tidak terlalu lirih atau kencang membuat rambut serasa dibelai, pipi serasa diusap. Decit pohon bambu bergesekan, siul tanaman pagi yang condong ke kanan dan ke kiri didorong angin, desis pepohonan yang bergesekan rantingnya yang kemudian menggugurkan daun-daun tua, terasa begitu romantis. Suara jangkrik bersaut seolah ikut merasakan indahnya angin subuh, atau suara katak bak orchestra desa yang tiada lelah mendendangkan bait demi bait simfoninya, berpadu dengan suara aliran air di sungai dan pematang sawah yang stabil dan tak beriak. Penduduk desa keluar dari rumah, ada yang sekedar berjalan-jalan, ada yang setengah jogging, para ibu muda yang menggendong anak bayinya berjalan bersama suami dan mertuanya, ada petani yang menyandang cangkul di pundaknya sambil membawa sampit di tangan lainnya, ada yang membawa beberapa ekor kambing atau sapi untuk digembala, ada yang membawa timba dan bak berisi pakaian dan alat rumah tangga untuk dicuci di sungai. Saling sapa saling lempar senyum, ah indahnya. Hari-hari diawali dengan senyum dan keriangan. Sama sekali tidak ada beban, walau setelah ini akan sibuk dengan urusannya masing masing. Angin shubuh membuat ini lebih indah, membuat mata, tubuh dan hati menjadi lebih sejuk.
Bila ada angin shubuh, dapat dipastikan biasanya setelah itu akan tiba musim jamur. Jamur-jamur akan tumbuh di sekitaran sawah atau hutan-hutan bambu atau diantara tumpukan jerami atau tempat-tempat yang agak lembab. Orang-orang biasa menyebutnya jamur barat. Kenapa demikian? Karena jamur ini datang bersamaan dengan datangnya angin barat. angin subuh tadi juga merupakan angin barat. angin ini biasanya berhembus mulai subuh sampai petang hari dari arah barat. Kata orang, angin ini datang dari gunung penanggungan yang letaknya ada di barat desaku. Angin ini membawa spora jamur dari atas gunung dan menyebarkan spora tersebut ke daerah-daerah yang dilewatinya, termasuk desaku. Makanya angin ini selalu menjadi tanda musim jamur tiba. Sepulang sekolah biasanya anak-anak desa akan langsung pergi sawah untuk mencari jamur. Aku dan teman-temanku sangat suka mencari jamur. Selain jamurnya sendiri yang rasanya enak bila di masak, mencari jamur sendiri sangat menyenangkan apalagi di lakukan bersama-sama. Biasanya jamur hasil buruan kami kumpulkan jadi satu kemudian kami bawa ke rumah salah satu di antara kami untuk minta tolong dimasakkan oleh ibu atau nenek kemudian kami makan sama-sama dengan nasi seadanya. Seringkali jamur-jamur di sawah sudah habis karena terlebih dahulu diambil oleh pemilik sawah yang memang sedari subuh sudah bekerja disana. Orang-orang yang bekerja di sawah seringkali pulang membawa satu atau dua ikat jamur. Bila tidak menemukan jamur di sawah, kami biasanya mencarinya di hutan bambu dan sekitaran sungai. Sebenarnya tempat-tempat ini tidak aman apalagi tanpa pendampingan orang dewasa, karena hutan bambu dan sungai adalah tempat hidup ular dan biawak. Tapi karena kami yang anak desa ini sudah terbiasa, terbiasa nekat, jadi kami tetap saja bandel mencarinya disana walau kadang diomeli orang tua saat pulang. Kadang kami bisa dapat sampai dua ikat, tapi tidak jarang juga tidak dapat apa-apa. Kalau sudah begitu kami biasanya mencari buah-buahan seperti ciplukan dan sonnet yang tumbuh liar sebagai pelipur hati. Jamur barat adalah jamur yang cepat busuk, kadang walau bentuknya masih bagus tapi bila dilihat dengan teknik tertentu maka akan kelihatan bahwa sebenarnya dia sudah busuk dan tidak enak lagi ketika dimasak. Perlu kejelian yang baik dan "khusus" untuk menyortir jamur barat yang masih bagus, keahlian yang tentunya hanya dimiliki oleh anak desa berdasarkan pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun hihi.
Biasanya tidak hanya jamur barat yang tumbuh di musim angin barat, tapi juga ada jamur bulan, jamur trucuk, dan jamur payung. Semuanya dapat dikonsumsi. Jamur bulan bentuknya kadang kecil kadang besar setelapak tangan, warnanya putih bersih dan bundar seperti bulan. Jamur trucuk bentuknya sedikit lancip dan warnanya coklat tua. Sedangkan jamur payung, aku belum pernah melihatnya. Jamur ini jamur yang sangat jarang ditemui, aku menyebutnya jamur legend hehe. Konon kata orang, jamur ini bisa tumbuh sebesar payung anak-anak, dengan warna coklat muda. Menemukan satu jamur ini saja pasti sudah mengenyangkan. Jarang sekali orang yang menemukan jamur ini.
Ini adalah hal yang ku temukan di desa. Dan sudah sangat jarang aku rasakan lagi sejak aku tinggal di kota. Mungkin terlihat sederhana tapi bagiku itu berlian, yang selalu aku rindukan, yang sering aku bayang-bayangkan. Aku kembali bersyukur lebih dalam saat mengingatnya, betapa Allah Tuhan yang Maha Kaya, yang melimpahkan rizki, dan kebahagiaan dengan Kuasa Nya. Setiap orang punya kebahagiaannya masing-masing, ada orang yang bahagia dengan gemerlap dunia perkotaan, tetapi ada juga orang sudah cukup bahagia dengan angin subuh dan seikat jamur.