
Di
bulan Ramdhan ini ada ibadah istimewa yang Allah wajibkan kepada
seluruh umat Islam yaitu berpuasa. Sebagaimana yang tercantum dalam
Surat Al Baqarah ayat 183 : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa.”
Pembaca
yang budiman, seringkali Saya menemui pertanyaan-pertanyaan perihal
berpuasa yang membuat hati Saya galau merana. Misal pertanyaan seperti
bagaimana niat berpuasa yang benar, bagaimana peraturan mengganti puasa
yang ditinggalkan, hal-hal apa saja yang membatalkan puasa, seperti apa
udzur yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan pertanyaan lainnya.
Mungkin bukan hanya Saya, barangkali Pembaca sekalian juga mendapati
pertanyaan-pertanyaan tersebut masih menjadi tanda tanya.
Pembaca
yang budiman, pada artikel ini Saya ingin menuliskan tentang
pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan tentang puasa dan mencoba
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Tentu saja jawaban dan
ulasan atas pertanyaan tersebut bukan opini Saya pribadi yang masih
perlu banyak belajar ini, tetapi Saya ambil dari sebuah buku yang
alhamdulillah berhasil memberikan pencerahan atas kegalauan hati Saya.
Buku tersebut ditulis oleh Al Ustadz Ahmat Sarwat, LC. MA, berjudul “60
Tanya Jawab Seputar Puasa dan Ramadhan” diterbitkan oleh Yayasan Dana
Sosial Al Falah (YDSF). Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat
memberikan sedikit informasi dan pengetahuan khususnya tentang puasa dan
Ramdhan. Untuk artikel pertama Saya ingin menuliskan
pertanyaan-pertanyaan tentang niat.
- Apakah kita wajib niat berpuasa sejak malam hari?
Jumhur
ulama sepakat bahwa niat untuk berpuasa fardhu harus sudah dilakukan
sejak sebelum memulai puasa. Dan puasa wajib itu tidak sah bila tidak
berniat sebelum waktu fajar itu.
Dalam fiqih, hal seperti ini diistilahkan dengan tabyit an-niyah
yaitu memabitkan niat. Maksudnya, niat itu harus sudah dipasang sejak
semalam, batas akhirnya ketika fajar shubuh hampir terbit. Dasarnya
adalah sabda Rasulullah SAW :
Dari
Hafshah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak
berniat sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. Tirmidzy, An
Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Namun,
untuk puasa sunnah tidak harus dipasang niat sejak malam. Jadi dapat
dilakukan saat siang hari, atau tiba-tiba berniat puasa pada tengah hari
asalkan masih belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
- Apakah tiap malam harus ada niat tersendiri? Bolehkah niatnya digabung untuk sebulan ke depan?
Menurut
jumhur ulama, niat itu harus dilakukan pada setiap malam yang besoknya
kita akan berpuasa secara satu per satu. Satu niat tidak dapat digunakan
untuk niat satu bulan. Hal ini karena masing-masing hari merupakan
ibadah yang terpisah-pisah dan bukan merupakan satu paket yang menyatu.
Buktinya, seseorang dapat berniat puasa di suatu hari dan dapat pula
berniat tidak berpuasa di hari yang lain. Oleh karena itu jumhur ulama
mensyaratkan harus ada niat di setiap hari sebelum melaksanakan puasa
meskipun tidak dilafadzkan.
Sedangkan
kalangan fuqaha dari Al Malikiyah mengatakan bahwa tidak ada dalil nash
yang mewajibkan hal itu. Bahkan bila mengacu pada ayat Al Qur’an ,
jelas sekali bahwa niat berpuasa Ramadhan itu untuk satu bulan secara
langsung dan tidak diniatkan secara hari per hari. Ayat yang dimaksud
adalah :
“…Siapa diantara kalian yang menyaksikan Bulan (Ramadhan), maka berpuasalah…” (QS. Al Baqarah: 185)
- Apakah niat itu harus dilafazkan dengan “Nawaitu shauma ghadin”?
Para ulama
sepakat bahwa seseorang yang sekedar melafadzkan niat seperti di atas
maka hukumnya belum sampai kepada niat itu sendiri. Sebab niat tersebut
baru sampai pada lisan saja padahal hakikatnya niat itu berasal dari
dalam hati. Sehingga pada dasarnya niat itu tidak harus dilafadzkan.
Demikian
ulasan mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang puasa dan Ramadhan yang
sering ditanyakan tentang niat. Semoga artikel ini berguna dan
bermanfaat. Di artikel berikutnya, Saya akan membahas tentang
pertanyaan-pertanyaan seputar puasa dan Ramdhan yang lain. Insya Allah…
Terima kasih
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.