- Penyakit Jantung
- Pengertian Penyakit Jantung
Penyakit
jantung adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung mengalami
kerusakan akibat penumpukan lemak atau kolesterol di pembuluh darah
jantung. Akibatnya, jantung mengeras dan menyempit sehingga menyumbat
aliran darah sehingga jantung tidak mendapat oksigen dan makanan yang
diperlukan untuk berfungsi secara normal.
- Tanda dan Gejala
- Nyeri dada sebelah kiri saat beraktivitas
- Pusing dan sakit kepala
- Sesak nafas
- Kehilangan kesadaran
3. Siapa saja yang bisa terkena penyakit jantung?
- Lansia
Semakin tua usia seseorang maka kekenyalan pembuluh darah pun juga akan berkurang.
- Perokok
Bahan
dalam asap rokok yang membahayakan kesehatan jantung adalah nikotin dan
karbon. Tiap batang rokok yang dibakar akan menghasilkan 3-6%
karbonmonoksida dan sekitar 0,5 mg nikotin. Kadar karbon dalam darah
seorang perokok dapat mencapai 5%. Keadaan ini akan menyebabkan
penebalan dinding pebuluh darah. Akibatnya perokok memiliki risiko 3x
lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan denganorang yang tidak
merokok (Wiryowidagdo, 2002)
- Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
Timbunan
lemak jahat atau biasa disebut dengan kolesterol yang terlalu tinggi
akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan akan membentuk plak. Hal
ini membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga menghambat
aliran darah ke otot jantung yang mengganggu kerja jantung.
- Orang dengan hipertensi/ tekanan darah tinggi
Tkanan
darah yang tinggi akan menyebabkan tumpukan plak pada dinding pembuluh
darah terlepas sehingga akan menyumbat daerah pembuluh darah yang lebih
sempit. Jika plak menyumbat pembuluh darah pada jantung akan menyebabkan
menurunnya atau bahkan terhentinya suplai oksigen dan nutrisi ke bagian
organ jantung sehingga akan terjadi penyakit jantung.
- Penderita Diabetes Mellitus atau kencing manis
Penderita
diabetes saat kadar gula arah tinggi akan menyebabkan pengerasan dan
kekakuan pada pembuluh darah. Pada kondisi lebih parah pembuluh darah
yang memasok oksigen dan nutrisi untuk tubuh akan mati.
- Obesitas/ kegemukan
Pada orang obesitas, beban kerja jantung bertambah untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.
- Orang dengan stressor tinggi/ sering stress
- Kurang berolahraga
- Memiliki riwayat keturunan penyakit jantung
Hal
ini bergantung pada gen yang diwariskan dari orang tua yang rentan
terkena kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, ataupun diabetes.
Selain itu kesamaan gaya hidup juga menentukan, misalnya gaya hidup
merokok dan gemar makan makanan tinggi lemak.
- Penanganan awal
Hal
yang harus dilakukan orang awam jika menemukan orang yang mengalami
serangan penyakit jantung sampai di bawa ke RS maka berikan pertolongan
petama sebelum membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
medis. Pertolongan petama dikenal dengan sebutan CPR (cardiopulmonary
resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru). Hal ini hnya
dilakukan untuk orang yang mengalami henti nafas dan henti jantung.
Segeralah memanggil pertolongan dan membawa ke rumah sakit untuk medapt
petolongan medis (Hermawati, 2014).
- Manajemen Pembatasan Cairan
- Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan
cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk
kelebihan atau kekurangan.
- Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan
cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh
berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan,
pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total
berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan
tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan
jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit
dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih
banyak dibanding pada pria. Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat
badan:
Umur
|
Jumlah air dalam 24 jam
|
Fungsi ml/kg berat badan
| ||
3 hari
|
250-300
|
80-100
| ||
1 tahun
|
1150-1300
|
120-135
| ||
2 tahun
|
1350-1500
|
115-125
| ||
4 tahun
|
1600-1800
|
100-110
| ||
10 tahun
|
2000-2500
|
70-85
| ||
14 tahun
|
2200-2700
|
50-60
| ||
18 tahun
|
2200-2700
|
40-50
| ||
Dewasa
|
2400-2600
|
20-30
|
- Manajemen Cairan
- Prinsip Diet
Terapi
gizi bagi pasien-pasien jantung, khususnya pada pasien gagal jantung
harus berfokus pada kesimbangan status cairan dan elektrolit.
- Pemantauan kadar kalium, jika pasien mendapatkan terapi diuretik, pada hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium, seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.
- Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 gr natrium perhari (konsumsi garam yang berlebihan dan menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung).
- Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut:
- Respon pasien terhadap pengobatan.
- Kepatuhan terhadap pembatasan natrium.
- Intensitas/progresivitas penyakit
- Cairan: dibatasi, bila ada edema paru keseimbangan cairan harus negatif, cairan yang masuk (infus & minuman/makanan) lebih sedikit dari pada cairan yang keluar (Urine & IWL)
- Vitamin, mineral & elektrolit
- Natrium dibatasi: 1500 – 2000 mg/hari
- Kalium: 2000 – 6000 mg/hari
- Magnesium: 300 – 350 mg/hari
Pedoman praktis
untuk pasien gagal jantung juga mendemonstrasikan untuk restriksi diet
sodium. Pembatasan konsumsi sodium 2-3 gram per hari direkomendasikan,
berdasarkan konsensus ahli, untuk pasien gagal jantung simtomatis dengan
terapi medis optimal termasuk diuretik. Diet tinggi sodium dikaitkan
dengan keluaran pada populasi sehat, termasuk insiden hipertensi dan
terkait dengan keluaran stroke dan gagal jantung. The Dietary Reference
Intake merekomendasikan sodium untuk dewasa sehat (usia 14-50 tahun )
yaitu 1.5 gram/ hari dan intake terbanyak yang masih bisa ditoleransi
sebesar 2.3 gram/ hari.
Pemantauan
berat badan harian merupakan bagian yang penting dari manajemen diri-
sendiri. Pasien harus mengukur berat badan harian, pada jam dan alat
ukur yang sama, dan merespon apabila terdapat penambahan berat badan
mendadak >2 kilogram dalam 3 hari. Tidak disarankan adanya restriksi
cairan rutin pada pasien stabil dengan gagal jantung ringan hingga
sedang. Restriksi cairan sebesar 1,5-2 liter/hari dapat dipertimbangkan
pada pasien dengan gejala berat. Dari literatur disebutkan bahwa
kepatuhan terhadap pemantauan berat badan ≥6 dari 7 hari akan menurunkan
angka hospitalisasi dan kunjungan ke bagian emergensi terkait gagal
jantung.
- Tujuan
Asupan cairan harus
dibatasi, tidak lebih dari 8 gelas per hari. Ini mencakup semua jenis
cairan yang diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika
natrium darah berada pada tingkat yang rendah, pasien mungkin harus
secara drastis mengurangi asupan cairan agar tubuh dapat mengimbangi
kadar natrium darah.
Pembatasan
asupan air pada penderita penyakit jantung sangat perlu dilakukan. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema. Air yang masuk ke dalam
tubuh dibuat seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun
Insensible Water Lass. Dengan konsumsi bahwa air yang keluar melalui
Insensible Water Lass antara 500-800 ml/hari (sesuai dengan luas
permukaan tubuh) maka air yang masuk dianjurkan 500-800 ml ditambah
jumlah urin. (Sudoyo dkk, 2006)
- Manajemen Diet
Terapi nutrisi pada pasien jantung harus ditujukan kepada hal-hal berikut ini:
- Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh, seperti daging merah, jeroan, otak sapi, kuning telur, keju dan lain-lain.
- Tingkatkan asupan serat seperti buah pir, pepaya, oatmeal, roti gandum untuk mengikat kolesterol yang dihasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu sehingga kolesterol tidak diserap kembali oleh usus. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol).
- Perbanyak minum air putih. Orang dengan sakit jantung harus banyak mengkonsumsi serat dan air agar menghindari sembelit dan mengejan. Sebab, mengejan dapat berefek buruk. Jika ada pembekuan darah, mengejan dapat menyebabkan bekuan darah lepas dan akhirnya menyumbat pembuluh darah di jantung. Akibatnya peredaran darah ke jantung berhenti dan memicu terjadinya serangan berulang pada jantung. Namun, tidak semua pasien dengan penyakit jantung harus banyak minum, ada juga yang harus dibatasi minumnya karena ada indikasi penumpukan cairan dalam tubuh seperti penumpukan cairan di paru ataupun bengkak.
- Tingkatkan konsumsi ikan, khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-3, paling tidak 2-3kali seminggu.
- Sering mengkonsumsi buah dan sayuran.
- Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau dengan jelantah. Gunakan minyak dalam jumlah sedikit sekali pakai. Kalau bisa pilih minyak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun.
- Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yogurt non-fat dari pada susu fullcream.
- Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dll untuk memepes ikan daripada menggorengnya dengan mentega atau margarine.
- Manajemen Aktivitas
Seringkali penderita
jantung yang di rawat di rumah sakit dianjurkan agar lebih banyak
melakukan aktivitas di tempat tidur sehingga untuk urusan buang air
kecil maupun buang air besar dilakukan juga di tempat tidur. Tujuan
pasien dianjurkan untuk melakukan aktivitasnya di tempat tidur adalah,
dimana dengan melakukan pemenuhan aktivitas ditempat tidur diharapkan
pasien menghindari aktivitas berlebih. Jika pasien melakukan aktivitas
berlebih sementara jantung pasien dalam keadaan ‘kurang’ baik maka bisa
berakibat jantung bekerja semakin keras dan akhirnya berakibat fatal.
Aktivitas seperti mengangkat beban, mandi bahkan berjalan merupakan
aktivitas yang biasa bagi orang kebanyakan tapi aktivitas yang terlihat
‘mudah’ itu akan terlihat berbeda jika dilakukan pasien jantung. Jika
pada orang kebanyakan jantung dapat dengan mudah berkompensasi terhadap
aktivitas yang dilakukan maka pada pasien jantung (terjadi pembesaran
jantung, kematian jaringan pada jantung, kelainan katub dan lain-lain)
hal ini susah untuk dilakukan karena ‘kelainan’ pada jantung yang akan
memaksa jantung untuk bekerja ektra keras untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Aktivitas tadi akan membuat jantung penderita berdetak lebih
kencang yang mana detakan ini tidak dilakukan dengan sempurna sehingga
kebutuhan oksigen yang kaya akan nutrisi yang mengalir melalui darah
akan menjadi berkurang atau terhambat ke jantung. Hal inilah yang
menyebabkan aktivitas berlebih mesti dihindari oleh pasien jantung
karena bukan hanya nyeri dada saja yang dirasakan, tapi bisa juga
berujung kematian.
Setelah tahap
pemulihan, untuk menjaga agar tubuh selalu dalam kondisi fit, olahraga
yang teratur memang sangat diperlukan. Aktivitas fisik ini tidak saja
bermanfaat bagi yang sehat, tetapi juga bagi mereka yang mempunyai
masalah penyakit jantung. Tetapi khusus penderita sakit jantung,
olahraga dapat diibaratkan buah simalakama. Dilakukan salah, tidak
dilakukan justru dapat berakibat lebih buruk. Menurut spesialis bedah
jantung, paru dan pembuluh darah dari MRCCC Siloam, Yanto Sandy Tjang,
bagi mereka yang sudah divonis sakit jantung, olahraga tetap harus
dilakukan tetapi intensitasnya harus dikurangi. Pasien juga harus
memilih olahraga ringan untuk menghindari beban kerja jantung yang
terlalu berat. Dengan berolahraga 30 menit tiap hari dapat memperbaiki
kesehatan jantung dan memberi manfaat efektif bagi kesehatan, misalnya
jalan pagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta
Bhupathiraju S.N. & Tucker K. L 2011, Coronary heart disease prevention: Nutrients, foods, and dietary patterns. Clinica Chimica Acta; International Journal of Clinical Chemistry 412 (17-18):1493-1514
British Nutrition Foundation 2005, Cardiovascular disease: Diet, nutrition and E merging Risk factor, Blackwell Publishing, UK
Hermawati R. 2014, Berkat herbal penyakit jantung koroner kandas. FMedia, Jakarta
Hidayat A.A.A. 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Mulyaningsih F. 2008, Penderita Jantung Menjadi Bugar melalui Olahraga, UNY, Yogyakarta
Wiryowidagdo 2002, Tanaman obat untuk penyakit jantung, darah tinggi, dan kolesterol. Argomedia Pustaka, Jakarta
-- Leaflet --
0 comments:
Post a Comment
Mari kita budayakan berkomentar yang baik dan santun ya sobat.