Asuhan Keperawatan pada Luka Bakar

Luka bakar merupakan cedera paling berat yang mengakibatkan permasalahan yang kompleks, tidak hanya menyebabkan kerusakan kulit namun juga seluruh sistem tubuh (Nina,2008)...

Materi Intepretasi EKG Normal

Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung sedangkan Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik jantung...

Liburan Murah Bersama Alam di Hutan Pinus Pandaan

Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki puluhan destinasi wisata yang menarik. Banyak para pelancong yang akhirnya melabuhkan hatinya di Pasuruan...

Mahasiswa FKp Satu-Satunya Delegasi Keperawatan pada Kompetisi Riset Dunia

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga mengirimkan satu tim delegasi untuk mengikuti Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting-14 (HISAS-14) di Hokkaido...

Kisah Inspiratif Dua Pedagang Keren

assalamualaikum wr.wb para pembaca yang budiman. Sudah lama ane gak posting-posting lagi. Hari ini izinkan ane berbagi pengalaman kepada pembaca semua...

Apa yang Membuat Saya Rindu Kampung Halaman?

Pembaca yang budiman, mungkin di antara kita banyak yang sedang atau pernah menyandang status sebagai perantau kota besar. Entah karena studi...

السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ ...... Selamat datang di BLOG RIO CRISTIANTO. Dukung Blog ini dengan like fanspage "Rio Cristianto". Thank you, Happy Learning... ^_^

Tuesday, 28 February 2017

gambar






Friday, 10 February 2017

Materi Penyuluhan : Manajemen Stres pada Pasien Jantung + Flip chart

MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN STRES PADA PASIEN JANTUNG

  1. PENGERTIAN STRES
Stress adalah respon psikologik dari seseorang, terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk mengalahkan kemampuan kompensasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis (Sherwood, 2012). Sebagian stres ini akan mengakibatkan besar dari stres ini akan mengaktifkan respon tanggapan (counteractions) di tingkat molekul, sel, atau sistemik yang cenderung memulihkan sebelumnya, yaitu, respon tersebut adalah reaksi homeostasis (Ganong, 2012).


  1. SUMBER STRES
Kondisi stres dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau sumber, dalam istilah yang lebih umum disebut stressor. Stressor adalah keadaan atau situasi, obyek atau individu yang dapat menimbulkan stres. Secara umum, stressor dapat dibagi menjadi tiga, yaitu stressor fisik, sosial, dan psikologis.

a.  Stressor Fisik
Bentuk dari stressor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara bising, polusi udara, keracunan, obat-obatan (bahan kimiawi), bau yang tidak disukai, kurang sirkulasi, lingkungan

b.  Stressor Sosial
  1. Konflik dengan orang lain (keluarga, teman, pekerjaan, suami, istri)
  2. Peran sosial, Jabatan dan karir, misalnya kompetisi dengan teman, hubungan yang kurang baik dengan atasan atau sejawat, pelatihan, aturan kerja.

c.  Stressor Psikologik
1) Frustasi
Frustasi adalah tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena ada hambatan.

2) Ketidakpastian
Apabila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa tidak pasti mengenai masa depan atau pekerjaannya. Atau merasa selalu bingung dan tertekan, rasa bersalah, perasaan khawatir dan inferior (Dede, 2009).
  1. Menolak terhadap penyakit yang dihadapi
  2. Putus asa
  3. Takut akan kematian
  4. Kehilangan orang yang dicintai (suami, itsri, kekasih, dsb)

  1. GAMBARAN KLINIS ATAU GEJALA STRES
Gejala-gejala stres menurut Wijaya (2010) antara lain:
  1. Gejala fisikal
  1. Sulit tidur (kepanasan, kedinginan)
  2. Mudah lelah (tidak bersemangat, contoh: malas melakukan kegiatan makan, minum obat, kerja)
  3. Sembelit, mules, diare. Contoh: saat cemas menanti kelahiran, ujian, menanti hari pernikahan, menanti operasi.
  4. Jantung berdebar-debar, nadi menurun atau meningkat, panas dingin, berkeringat, suhu badan panas dingin, terkencing-kencing, gemetar.

  1. Gejala emosional atau suasana perasaan (psikologis)
  1. Mudah marah, contoh: mudah tersinggung, sensitive, curiga, berburuk sangka, gelisah, pusing.
  2. Susah konsentrasi, contohnya: ceroboh, gagal fokus.

  1. Gejala interpersonal
Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, tidak peduli dengan orang lain (Christyanti et al., 2010).

  1. MANAJEMEN STRES
Manajemen stres merupakan suatu teknik yang dapat membantu individu untuk menghadapi tantangan hidupnya. Manajemen stres mencakup beberapa teknik, yaitu:
  1. Nafas dalam.
  2. Mencari hal-hal yang disukai pasien, misalnya: mendengarkan musik, baca Koran, baca majalah.
  3. Curhat atau bercerita kepada orang yang tepat (misalnya: orang tua, atau orang yang terdekat)
  4. Menulis di buku harian
  5. Banyak makan.
  6. Berdoa  dan pendekatan spiritual (misalnya: berdzikir, istighfar, wudhu, sholat)
  7. Jalan-jalan.
  8. Shopping, cuci mata.
  9. Nonton film
  10. Mencuci baju
  11. Menangis supaya lebih lega.
  12. Mandi supaya lebih segar.
  13. Memukul barang lunak, misalnya bantal, guling.
  14. Motivasi, supaya pasien lebih tenang, lebih bisa semangat lagi. (Davison et al., 2006).

  1. PENCEGAHAN STRES PADA SAKIT JANTUNG
  1. Psikologi. Melalui pendidikan kepribadian untuk mengubah pengertian tetang pandangan hidup, latihan relaksasi, serta psikoterapi
  2. Obat. Pemberian obat anti cemas
  3. Lingkungan. Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, damai.
  4. Berpikir positif, menerima penyakit yang diderita.
  5. Makan makanan yang sehat dan bergizi.

  1. DAMPAK STRES
Menurut stress Management Society (2015), stress akan berdampak terhadap:
a. Gangguan Kognitif
1) Gangguan memori
2) Kemampuan menilai lemah
3) Tidak dapat berkonsentrasi
4) Tidak dapat mengambil keputusan
5) Meragukan diri sendiri
b. Gangguan emosional
1) Depresi
2) Gangguan suasana hati
3) Mudah marah
4) Panik
5) Sinis
6) Gelisah
7) Putus Asa
c. Gangguan fisik
1) Aritmia
2) Detak jantung cepat, nyeri dada
3) Sering flu
4) Masalah kulit
5) Masalah pencernaan
6) tekanan darah meningkat
7) Bisa terkena penyakit stroke
d. Perubahan perilaku
1) Meningkatkan konsumsi alkohol, rokok, dan kafein untuk menenangkan diri
2) Menarik diri dari lingkungan
3) Tidur terlalu sebentar atau terlalu lama
4) Kurang motivasi
5) Kehilangan selera humor


DAFTAR PUSTAKA
Christyanti, et al. 2010. Hubungan Antara Penyesuaian Diri terhadap Tunutan Akademik.
Davison, et al. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta : EGC
Ganong, W F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Sherwood, Laurale. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta : EGC
Stress Society Management. 2015. How It Afects Us. http://www.stress.org.uk/how-it-affects-us/. Diakses pada tangal 13 November 2016 pukul 11.16.
Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta : FIK UNY


------ Flip chart ------



 




Wednesday, 8 February 2017

Materi Penyuluhan : Bahaya Merokok + Flip chart & Leaflet

MATERI PENYULUHAN

  1. DEFINISI MEROKOK
Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen. Pertama, komponen yang lekas menguap berbentuk gas. Kedua, komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000).


Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 1990). Danusantoso memaparkan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 1984)

  1. ALASAN KEBIASAAN MEROKOK
Menurut Komasari dan Helmi (2000), terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok :
  1. Tahap prepatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara mendengar, melihat atau hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

  1. Tahap initiation
Perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

  1. Tahap becoming a smoker
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok

  1. Tahap maintenance of smoking
Tahap ini sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

Menurut Sadikin dan Melva (2008), banyak alasan yang mendorong orang untuk merokok, diantaranya adalah :
  1. Social acceptance merupakan alasan yang penting. Seseorang khawatir tidak diterima di lingkungannya kalau tidak merokok. Ini terlihat pada kalangan remaja atau dewasa muda. Sebagian menyadari bahwa mereka merokok apabila sedang bersama lingkungannya.
  2. Rasa ingin tahu merupakan alasan yang juga banyak ditemukan oleh kalangan muda terutama wanita
  3. Untuk kesenangan merupakan alasan yang banyak dijumpai pada laki-laki tetapi alasan ini juga didukung oleh alasan pertama.
  4. Mengatasi ketegangan atau stres merupakan alasan yang paling sering dikemukakan dan sama seringnya untuk laki-laki dan perempuan, yang muda maupun tua.
  5. Demi pergaulan. Alasan ini biasanya dikemukakan oleh mereka yang sesekali merokok yaitu karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana menyenangkan, misalnya dalam pertemuan bisnis.
  6. Tradisi. Hanya berlaku untuk etnis tertentu.

  1. ZAT-ZAT DALAM ROKOK
Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang dapat diendapkan dalam tubuh ketika dihisap. Secara umum komponen rokok dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%).

Komponen gas asap rokok terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Partikel rokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne, benzopiren, fenol, cadmium, indol, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). Nikotin merupakan komponen paling banyak dijumpai di dalam rokok.

Tar, nikotin dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran nafas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas yang berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.

Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis berbentuk cairan tidak berwarna , dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel membran.

Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida memiliki afinitas dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dari pada afinitas oksigen terhadap haemoglobin. Timah hitam (Pb) merupakan komponen rokok yang sangat berbahaya. Partikel ini terkandung dalam rokok sebanya 0,5 µg. batas ambang timah hitam di dalam tubuh adalah 20 miligram per hari. Efek merokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya hisapan rokok yang dilakukan. 

  1. DAMPAK MEROKOK
    1. Dampak terhadap paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

  1. Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.

Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

  1. Penyakit jantung koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.

Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

  1. Penyakit stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok memengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

  1. Dampak terhadap terjadinya kanker 
Kanker yang dapat diderita seorang perokok. Kanker mulut dan kanker bibir lebih banyak diderita perokok dibanding mereka yang tidak merokok. Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu terutama kalau perokok itu menggunakan pipa. Perokok juga dapat menderita penyakit kanker kerongkongan dan usus lima sampai sepuluh kali lebih cenderung dari yang bukan perokok. Faktor utama penyebab ini adalah karena unsur kimia seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan, 2006).

  1. Dampak terjadi Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuu penis. Efek ini meningkat  bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh. 

  1. Dampak terhadap otak dan daya ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk:
  1. Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan. 
  2. Tingkat II : defisit neurologis sementara 
  3. Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau frekuensinya meningkat.
  4. Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit neurologis yang menetap. 

  1. Tukak lambung dan tukak usus 12 jari 
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali lebih tinggi dari bukan perokok. 

  1. KEMATIAN AKIBAT MEROKOK
Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta di antaranya berada di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data WHO, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada semakin tingginya beban penyakit dan angka kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian akibat rokok adalah mencapai 10 juta jiwa, dan 70% di antaranya berasal dari negara berkembang. Saat ini 50% kematian akibat rokok berada di negara berkembang. Bila kecenderungan ini terus berlanjut, sekitar 650 juta orang akan terbunuh oleh rokok, dan setengahnya adalah usia produktif dan akan kehilangan usia hidup (lost life) sebesar 20 sampai 25 tahun (Infodatin, 2015)

Menurut Effendi, M (2007), Kebiasaan merokok telah menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia dan telah mengakibatkan 5,4 juta kematian. Fakta memperlihatkan, bahwa 1 kematian untuk setiap 6,5 detik fakta tersebut  tentu sangat mengejutkan. Tingginya angka kematian akibat merokok mungkin akan semakin meningkat lagi dalam setiap tahunnya, mengingat kebiasaan merokok kini telah merambah hingga ke kalangan anak-anak dan remaja.

Pada tahun 2005 diperkirakan 399.500 orang meninggal akibat penyakit terkait dengan tembakau. Total tahun produktif yang hilang akibat kematian prematur karena tembakau di Indonesia adalah 3.846.373 DALYs (Disability Adjusted Life Years/Tahun Hidup Produktif). Total tahun produktif yang hilang karena sakit atau cacat terkait dengan tembakai adalah 1.502.900 DALYs. Jumlah tahun produktif yang hilang karena penyakit terkait tembakau adalah 5.144 DALYs.

Tabel. 1 Jumlah Kematian Karena Penyakit yang Disebabkan Tembakau
Nama Penyakit
Jumlah kasus meninggal
Neoplasma
1
Kanker mulut dan oropharynx
37.872
2
Kanker lambung
49.000
3
Kanker hati
59.191
4
Kanker pankreas
5.790
5
Kanker trachea, bronkus, dan paru
45.583
Penyakit jantung dan pembuluh darah
1
Penyakit jantung koroner
26.815
2
Stroke
136.707
Penyakit saluran pernafasan
1
PPOK
34.995
2
Bronchitis
3.847
Total
399.800

  1. MANFAAT BERHENTI MEROKOK
Tabel 2. Efek Berhenti Merokok bagi Tubuh
Waktu berhenti merokok
Manfaat
20 menit
Tekanan darah, denyut jantung dan aliran darah tepi membaik
12 jam
Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah di metabolisme tingkat CO di dalam darah kembali normal
24-48 jam
Nikotin mulai tereliminasi dari sistem indera pengecap dan penciuman mulai membaik. Sistem kardiovaskular meningkat baik
5 hari
Sebagian besar fungsi metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang. Fungsi perasa/pengecap dan pembau jauh lebih membaik. Sistem kardiovaskular terus meningkat baik.
2 minggu
Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna. Fungsi silia mulai recovery dan fungsi paru membaik, nafas pendek dan batuk berkurang.
6 minggu
3 bulan
1 tahun
Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah 1 tahun berhenti dibandingkan tetap merokok
5 tahun
Risiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah merokok
10 tahun
Risiko kanker paru berkurang dari setengahnya. Semua penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah merokok
15 tahun

  1. CARA BERHENTI MEROKOK
    1. Kumpulkan niat untuk berhenti merokok
Zat-zat yang terkandung dalam rokok memberikan efek adiksi atau ketagihan sehingga memerlukan sebuah tekad dan niat yang kuat untuk berhenti merokok. Tumbuhkan pikiran-pikiran positif yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi untuk berhenti merokok, misal tentang apakah hidup menjadi lebih baik tanpa merokok, pertimbangkan pengaruh rokok pada aspek-aspek hidup seperti kesehatan, penampilan, gaya hidup, dan orang-orang terdekat. Bila perlu, buatlah daftar alasan mengapa harus berhenti merokok, misal “aku ingin berhenti merokok supaya aku sanggup berlari dan mengejar anakku ketika latihan sepak bola, memiliki lebih banyak energi, panjang umur dan melihat cicitku yang paling kecil menikah, atau berhemat”.

  1. Memilih metode yang sesuai
Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam upaya untuk menghentikan kebiasaan merokok :
  1. Cara berhenti seketika
Hari ini masih merokok, besok berhenti sama sekali. Metode ini adalah metode yang paling efektif untuk kebanyakan orang. Untuk perokok berat, mungkin dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasi efek adiksi.

  1. Cara penundaan
Menunda saat menghisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata adalah jam 07.00 pagi, maka rokok pertama ditunda waktunya, yaitu: hari ke-1 : pukul 09.00, hari ke-2 : pukul 11, hari ke-3 : pukul 13.00, hari ke-4 : pukul 15.00, dan seterusnya.

  1. Cara pengurangan
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang rokok pada hari yang telah ditetapkan. Misalkan rata-rata dalam sehari menghisap 28 batang rokok. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari, maka hari ke-1 : 24 batang, hari ke-2 : 20 batang, hari ke-3 : 16 batang, hari ke-4 : 12 batang, dan seterusnya.

  1. Menyibukkan diri dan beraktivitas
Mencari kesibukan dengan hal-hal yang disukai dan usahakan untuk tidak meninggalkan banyak waktu untuk menyendiri sehingga terpikir keinginan untuk merokok. Cobalah untuk mengalihkan keinginan tersebut dalam kegiatan yang intens, misalnya dengan melakukan beberapa kegiatan olahraga, berjalan atau bersepeda.

  1. Minum banyak air putih
Air membantu dalam menghilangkan racun dari merokok yang telah terakumulasi dalam tubuh menjadi lebih cepat, sekaligus mengurangi keinginan untuk merokok.

  1. Tingkatkan istirahat
Tubuh dan jiwa menjadi lebih lelah karena upaya untuk berhenti merokok sehingga membutuhkan istirahat lebih banyak. Disamping itu, jam tidur adalah saat dimana otak tidak berpikir untuk merokok.

  1. Hindari faktor pemicu
Hasrat ingin merokok biasanya muncul ketika mencium bau rokok atau asap rokok. Maka sebisa mungkin buatlah lingkungan terbebas dari bau rokok. Cuci baju, sprei, dan barang-barang lainnya yang masih terdapat bau rokok, dan menghindari asap rokok orang lain. Seseorang merokok umumnya juga karena stress atau setelah makan, maka cobalah mengganti kebiasaan itu dengan kebiasaan yang lain. Misalkan saat stress cobalah mengganti rokok dengan memakan permen atau makanan yang lainnya. Setelah makan, cobalah mengganti rokok dengan misal minum teh atau camilan.

  1. Minta dukungan orang-orang terdekat
Orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman bisa menjadi pendukung ekstra dalam upaya berhenti merokok. Mereka dapat menjadi pengingat alasan untuk tidak merokok dan sumber motivasi serta proteksi agar hasrat untuk merokok dapat ditekan.



Daftar Pustaka

Armstrong, M. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia
Dwijayanti, Fifi, dkk. (2012). Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vo. 2. No. 2
Effendi, I. (2008).  Menilai Fatwa MUI Tantang Merokok.  http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6638:menilai-fatwa-mui-tentang-larangan-merokok-&catid=205:13-September-2014&Item=207 (diakses 14 Januari 2017)
Infodatin. 2015. Prilakiu Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI
Kosen, Soewarto. (2008). Dampak Kesehatan dan  Ekonomi Perilaku Merokok di  Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 11. No. 3
Komasari, D. dan Helmi AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada
Levy, M.R. (1984). Life and Health. New York: Random Haouse
Nainggilan, R, A. (2006).  Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Bisa. Bandung: Indonesia Publishing House
Sadikin, Zunilda D dan Melva L. (2008). Program Berhenti Merokok. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 58. No. 4
Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok di Indonesia. Jurnal Fakultas Kesehatan  Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara
WHO. (2007) Profil Tembakau di Indonesia. TCSC-IAKMI



-------- Flipchart -------









-------- Leaflet -------