Asuhan Keperawatan pada Luka Bakar

Luka bakar merupakan cedera paling berat yang mengakibatkan permasalahan yang kompleks, tidak hanya menyebabkan kerusakan kulit namun juga seluruh sistem tubuh (Nina,2008)...

Materi Intepretasi EKG Normal

Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung sedangkan Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik jantung...

Liburan Murah Bersama Alam di Hutan Pinus Pandaan

Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki puluhan destinasi wisata yang menarik. Banyak para pelancong yang akhirnya melabuhkan hatinya di Pasuruan...

Mahasiswa FKp Satu-Satunya Delegasi Keperawatan pada Kompetisi Riset Dunia

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga mengirimkan satu tim delegasi untuk mengikuti Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting-14 (HISAS-14) di Hokkaido...

Kisah Inspiratif Dua Pedagang Keren

assalamualaikum wr.wb para pembaca yang budiman. Sudah lama ane gak posting-posting lagi. Hari ini izinkan ane berbagi pengalaman kepada pembaca semua...

Apa yang Membuat Saya Rindu Kampung Halaman?

Pembaca yang budiman, mungkin di antara kita banyak yang sedang atau pernah menyandang status sebagai perantau kota besar. Entah karena studi...

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ...... Selamat datang di BLOG RIO CRISTIANTO. Dukung Blog ini dengan like fanspage "Rio Cristianto". Thank you, Happy Learning... ^_^

Monday, 31 August 2015

Hidup ini Semenyenangkan Bermain Game


Pernahkah kita merasa hidup ini sangat berat dijalani, penuh cobaan, penuh rintangan? Pernahkah kita merasa seakan tidak betah menjalani hidup, karena selalu saja ada masalah dan problematika, baik yang klasik dengan segala turunannya, ataupun masalah-masalah baru? Bila anda bertanya kepadaku, maka aku menjawab “Ya”. Seringkali aku bertanya kepada hati kecilku sendiri, mengapa harus ada cobaan, mengapa harus ada masalah?

Aku jadi teringat Shikamaru, salah satu tokoh dalam Komik Naruto. Dia adalah tokoh yang dikenal sebagai seorang yang pintar tetapi malas, dan tidak mau repot. Shikamaru punya cita-cita yang sederhana, dia hanya ingin hidup sederhana bersama keluarga kecilnya kelak. Dia ingin punya dua anak dan hidup bersama dengan bahagia. Sejenak saya berpikir, impian itu amat sederhana tetapi begitu indah, dan saya memimpikannya juga.

Hidup ini terlalu indah untuk tidak disyukuri
Tetapi kenyataan tidaklah selalu seperti keinginan. Orang-orang yang sederhana pun tidak lepas dari masalah dan cobaan. Mereka yang hidup dengan keluarga kecil di rumah kecil yang sederhana memiliki permasalahan mereka sendiri. Mereka yang tinggal di rumah besar nan mewah juga punya masalah mereka sendiri. Intinya hidup ini tidak akan pernah lepas dari masalah. Dimana kita hidup, disitulah ada masalah, kasarannya seperti itu.

Saya kemudian berpikir, apakah tidak ada hidup yang bebas dari masalah? Aku rasa tidak. Lari dari masalah berarti lari dari kehidupan. Mungkin bagi sebagian orang yang ingin bebas dari masalah yang sangat berat ia pikul, berpikir bahwa mengakhiri hidup akan membuatnya lepas dari masalah mereka. Apakah itu benar? Ingatlah kalau kehidupan kita bukan hanya di dunia, masih ada kehidupan di akhirat. Bila kita tidak menyelesaikan masalah kita di dunia dengan baik, apakah kita yakin bila di akhirat nanti kita akan tenang?

Mari kita berpikir dari sudut pandang yang lain. Masalah sering jadi kambing hitam atas segala kepenatan hidup, bahkan menjadi alasan untuk mengakhiri hidup yang berharga ini. Kita semua harus yakin bahwa Tuhan menciptakan sesuatu pastilah tidak sia-sia dan mengandung asas manfaat untuk manusia. Mari kita maknai masalah ini dengan makna positif, makna yang menyenangkan, semenyenangkan bermain game.

Saat kita bermain game, bukankah akan jauh lebih asyik saat ada halangan dan rintangan.  Bukankah jauh lebih seru ketika ada permasalahan yang harus kita pecah dan selesaikan. Bila dalam bermain game saja kita sangat antusias bahkan bahagia menyelesaikan rintangan demi rintangan, mengapa di kehidupan nyata tidak?

Tuhan menciptakan masalah untuk menguji kita sebagai hambanya. Bila kita lulus dalam ujian-demi ujiannya tentu kita akan mendapatkan level yang lebih tinggi. Semakin tinggi level kita maka cobaan dan rintangannya pun akan semakin berat. Kita hidup untuk mencapai level tertinggi, level yang akan membuat tuhan meridhai kita. Bila kita menyerah sekarang, maka itu artinya game over. Lalu kelak saat kita menghadap Tuhan, apa yang akan kita banggakan kepada-Nya. Walaupun level di dunia nyata tidak terlihat sebagaimana dalam dunia game tetapi Tuhan selelau tahu seberapa level kita. Level inilah kelak yang akan kita bawa saat menghadap-Nya. Apakah kita berada level bawah, menengah, atau atas.

Masalah demi masalah yang menimpa kita merupakan bukti bahwa Tuhan ingin kita naik level dan terus naik level. Tuhan mengajari kita gagal untuk tahu bagaimana caranya berhasil. Tuhan mengajari kita jatuh untuk tahu caranya bangun. Tuhan mengajari kita bersabar, dan bersyukur dalam menjalani hidup.

Bayangkan saat tidak ada masalah di dunia ini, dari mana kita akan belajar untuk lebih kuat, dan menjadi manusia yang lebih baik. hidup ini seperti game, jalanilah ia dengan hati yang senang . Mari kita dapatkan level tertinggi kita sebagai manusia agar kelak kita membawa level terbaik saat menghadap-Nya, agar Tuhan meridhoi kita semua.

Pernahkah kita merasa hidup ini sangat berat dijalani, penuh cobaan, penuh rintangan? Pernahkah kita merasa seakan tidak betah menjalani hidup, karena selalu saja ada masalah dan problematika, baik yang klasik dengan segala turunannya, ataupun masalah-masalah baru? Bila anda bertanya kepadaku, maka aku menjawab “Ya”. Seringkali aku bertanya kepada hati kecilku sendiri, mengapa harus ada cobaan, mengapa harus ada masalah?

Aku jadi teringat Shikamaru, salah satu tokoh dalam Komik Naruto. Dia adalah tokoh yang dikenal sebagai seorang yang pintar tetapi malas, dan tidak mau repot. Shikamaru punya cita-cita yang sederhana, dia hanya ingin hidup sederhana bersama keluarga kecilnya kelak. Dia ingin punya dua anak dan hidup bersama dengan bahagia. Sejenak saya berpikir, impian itu amat sederhana tetapi begitu indah, dan saya memimpikannya juga.

Tetapi kenyataan tidaklah selalu seperti keinginan. Orang-orang yang sederhana pun tidak lepas dari masalah dan cobaan. Mereka yang hidup dengan keluarga kecil di rumah kecil yang sederhana memiliki permasalahan mereka sendiri. Mereka yang tinggal di rumah besar nan mewah juga punya masalah mereka sendiri. Intinya hidup ini tidak akan pernah lepas dari masalah. Dimana kita hidup, disitulah ada masalah, kasarannya seperti itu.

Saya kemudian berpikir, apakah tidak ada hidup yang bebas dari masalah? Aku rasa tidak. Lari dari masalah berarti lari dari kehidupan. Mungkin bagi sebagian orang yang ingin bebas dari masalah yang sangat berat ia pikul, berpikir bahwa mengakhiri hidup akan membuatnya lepas dari masalah mereka. Apakah itu benar? Ingatlah kalau kehidupan kita bukan hanya di dunia, masih ada kehidupan di akhirat. Bila kita tidak menyelesaikan masalah kita di dunia dengan baik, apakah kita yakin bila di akhirat nanti kita akan tenang?

Mari kita berpikir dari sudut pandang yang lain. Masalah sering jadi kambing hitam atas segala kepenatan hidup, bahkan menjadi alasan untuk mengakhiri hidup yang berharga ini. Kita semua harus yakin bahwa Tuhan menciptakan sesuatu pastilah tidak sia-sia dan mengandung asas manfaat untuk manusia. Mari kita maknai masalah ini dengan makna positif, makna yang menyenangkan, semenyenangkan bermain game.

Saat kita bermain game, bukankah akan jauh lebih asyik saat ada halangan dan rintangan.  Bukankah jauh lebih seru ketika ada permasalahan yang harus kita pecah dan selesaikan. Bila dalam bermain game saja kita sangat antusias bahkan bahagia menyelesaikan rintangan demi rintangan, mengapa di kehidupan nyata tidak?

Tuhan menciptakan masalah untuk menguji kita sebagai hambanya. Bila kita lulus dalam ujian-demi ujiannya tentu kita akan mendapatkan level yang lebih tinggi. Semakin tinggi level kita maka cobaan dan rintangannya pun akan semakin berat. Kita hidup untuk mencapai level tertinggi, level yang akan membuat tuhan meridhai kita. Bila kita menyerah sekarang, maka itu artinya game over. Lalu kelak saat kita menghadap Tuhan, apa yang akan kita banggakan kepada-Nya. Walaupun level di dunia nyata tidak terlihat sebagaimana dalam dunia game tetapi Tuhan selelau tahu seberapa level kita. Level inilah kelak yang akan kita bawa saat menghadap-Nya. Apakah kita berada level bawah, menengah, atau atas.

Masalah demi masalah yang menimpa kita merupakan bukti bahwa Tuhan ingin kita naik level dan terus naik level. Tuhan mengajari kita gagal untuk tahu bagaimana caranya berhasil. Tuhan mengajari kita jatuh untuk tahu caranya bangun. Tuhan mengajari kita bersabar, dan bersyukur dalam menjalani hidup.

Bayangkan saat tidak ada masalah di dunia ini, dari mana kita akan belajar untuk lebih kuat, dan menjadi manusia yang lebih baik. hidup ini seperti game, jalanilah ia dengan hati yang senang . Mari kita dapatkan level tertinggi kita sebagai manusia agar kelak kita membawa level terbaik saat menghadap-Nya, agar Tuhan meridhoi kita semua.

Oleh : Rio Cristianto

Sunday, 2 August 2015

Materi Agama : Ikhlas, Istiqomah, dan Pelayanan sebagai Ibadah

Berikut adalah materi perkuliahan agama islam 2 bersama Pak abu. Semoga bermanfaat!  

“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

 


>> Download <<