Pernahkah kita merasa hidup ini sangat
berat dijalani, penuh cobaan, penuh rintangan? Pernahkah kita merasa
seakan tidak betah menjalani hidup, karena selalu saja ada masalah dan
problematika, baik yang klasik dengan segala turunannya, ataupun
masalah-masalah baru? Bila anda bertanya kepadaku, maka aku menjawab
“Ya”. Seringkali aku bertanya kepada hati kecilku sendiri, mengapa harus
ada cobaan, mengapa harus ada masalah?
Aku
jadi teringat Shikamaru, salah satu tokoh dalam Komik Naruto. Dia
adalah tokoh yang dikenal sebagai seorang yang pintar tetapi malas, dan
tidak mau repot. Shikamaru punya cita-cita yang sederhana, dia hanya
ingin hidup sederhana bersama keluarga kecilnya kelak. Dia ingin punya
dua anak dan hidup bersama dengan bahagia. Sejenak saya berpikir, impian
itu amat sederhana tetapi begitu indah, dan saya memimpikannya juga.
|
Hidup ini terlalu indah untuk tidak disyukuri |
Tetapi
kenyataan tidaklah selalu seperti keinginan. Orang-orang yang sederhana
pun tidak lepas dari masalah dan cobaan. Mereka yang hidup dengan
keluarga kecil di rumah kecil yang sederhana memiliki permasalahan
mereka sendiri. Mereka yang tinggal di rumah besar nan mewah juga punya
masalah mereka sendiri. Intinya hidup ini tidak akan pernah lepas dari
masalah. Dimana kita hidup, disitulah ada masalah, kasarannya seperti
itu.
Saya kemudian berpikir, apakah
tidak ada hidup yang bebas dari masalah? Aku rasa tidak. Lari dari
masalah berarti lari dari kehidupan. Mungkin bagi sebagian orang yang
ingin bebas dari masalah yang sangat berat ia pikul, berpikir bahwa
mengakhiri hidup akan membuatnya lepas dari masalah mereka. Apakah itu
benar? Ingatlah kalau kehidupan kita bukan hanya di dunia, masih ada
kehidupan di akhirat. Bila kita tidak menyelesaikan masalah kita di
dunia dengan baik, apakah kita yakin bila di akhirat nanti kita akan
tenang?
Mari kita berpikir dari sudut
pandang yang lain. Masalah sering jadi kambing hitam atas segala
kepenatan hidup, bahkan menjadi alasan untuk mengakhiri hidup yang
berharga ini. Kita semua harus yakin bahwa Tuhan menciptakan sesuatu
pastilah tidak sia-sia dan mengandung asas manfaat untuk manusia. Mari
kita maknai masalah ini dengan makna positif, makna yang menyenangkan,
semenyenangkan bermain game.
Saat
kita bermain game, bukankah akan jauh lebih asyik saat ada halangan dan
rintangan. Bukankah jauh lebih seru ketika ada permasalahan yang harus
kita pecah dan selesaikan. Bila dalam bermain game saja kita sangat
antusias bahkan bahagia menyelesaikan rintangan demi rintangan, mengapa
di kehidupan nyata tidak?
Tuhan
menciptakan masalah untuk menguji kita sebagai hambanya. Bila kita lulus
dalam ujian-demi ujiannya tentu kita akan mendapatkan level yang lebih
tinggi. Semakin tinggi level kita maka cobaan dan rintangannya pun akan
semakin berat. Kita hidup untuk mencapai level tertinggi, level yang
akan membuat tuhan meridhai kita. Bila kita menyerah sekarang, maka itu
artinya game over. Lalu kelak saat kita menghadap Tuhan, apa
yang akan kita banggakan kepada-Nya. Walaupun level di dunia nyata tidak
terlihat sebagaimana dalam dunia game tetapi Tuhan selelau tahu
seberapa level kita. Level inilah kelak yang akan kita bawa saat
menghadap-Nya. Apakah kita berada level bawah, menengah, atau atas.
Masalah
demi masalah yang menimpa kita merupakan bukti bahwa Tuhan ingin kita
naik level dan terus naik level. Tuhan mengajari kita gagal untuk tahu
bagaimana caranya berhasil. Tuhan mengajari kita jatuh untuk tahu
caranya bangun. Tuhan mengajari kita bersabar, dan bersyukur dalam
menjalani hidup.
Bayangkan saat tidak
ada masalah di dunia ini, dari mana kita akan belajar untuk lebih kuat,
dan menjadi manusia yang lebih baik. hidup ini seperti game, jalanilah
ia dengan hati yang senang . Mari kita dapatkan level tertinggi kita
sebagai manusia agar kelak kita membawa level terbaik saat
menghadap-Nya, agar Tuhan meridhoi kita semua.
Pernahkah
kita merasa hidup ini sangat berat dijalani, penuh cobaan, penuh
rintangan? Pernahkah kita merasa seakan tidak betah menjalani hidup,
karena selalu saja ada masalah dan problematika, baik yang klasik dengan
segala turunannya, ataupun masalah-masalah baru? Bila anda bertanya
kepadaku, maka aku menjawab “Ya”. Seringkali aku bertanya kepada hati
kecilku sendiri, mengapa harus ada cobaan, mengapa harus ada masalah?
Aku
jadi teringat Shikamaru, salah satu tokoh dalam Komik Naruto. Dia
adalah tokoh yang dikenal sebagai seorang yang pintar tetapi malas, dan
tidak mau repot. Shikamaru punya cita-cita yang sederhana, dia hanya
ingin hidup sederhana bersama keluarga kecilnya kelak. Dia ingin punya
dua anak dan hidup bersama dengan bahagia. Sejenak saya berpikir, impian
itu amat sederhana tetapi begitu indah, dan saya memimpikannya juga.
Tetapi
kenyataan tidaklah selalu seperti keinginan. Orang-orang yang sederhana
pun tidak lepas dari masalah dan cobaan. Mereka yang hidup dengan
keluarga kecil di rumah kecil yang sederhana memiliki permasalahan
mereka sendiri. Mereka yang tinggal di rumah besar nan mewah juga punya
masalah mereka sendiri. Intinya hidup ini tidak akan pernah lepas dari
masalah. Dimana kita hidup, disitulah ada masalah, kasarannya seperti
itu.
Saya kemudian berpikir, apakah
tidak ada hidup yang bebas dari masalah? Aku rasa tidak. Lari dari
masalah berarti lari dari kehidupan. Mungkin bagi sebagian orang yang
ingin bebas dari masalah yang sangat berat ia pikul, berpikir bahwa
mengakhiri hidup akan membuatnya lepas dari masalah mereka. Apakah itu
benar? Ingatlah kalau kehidupan kita bukan hanya di dunia, masih ada
kehidupan di akhirat. Bila kita tidak menyelesaikan masalah kita di
dunia dengan baik, apakah kita yakin bila di akhirat nanti kita akan
tenang?
Mari kita berpikir dari sudut
pandang yang lain. Masalah sering jadi kambing hitam atas segala
kepenatan hidup, bahkan menjadi alasan untuk mengakhiri hidup yang
berharga ini. Kita semua harus yakin bahwa Tuhan menciptakan sesuatu
pastilah tidak sia-sia dan mengandung asas manfaat untuk manusia. Mari
kita maknai masalah ini dengan makna positif, makna yang menyenangkan,
semenyenangkan bermain game.
Saat
kita bermain game, bukankah akan jauh lebih asyik saat ada halangan dan
rintangan. Bukankah jauh lebih seru ketika ada permasalahan yang harus
kita pecah dan selesaikan. Bila dalam bermain game saja kita sangat
antusias bahkan bahagia menyelesaikan rintangan demi rintangan, mengapa
di kehidupan nyata tidak?
Tuhan
menciptakan masalah untuk menguji kita sebagai hambanya. Bila kita lulus
dalam ujian-demi ujiannya tentu kita akan mendapatkan level yang lebih
tinggi. Semakin tinggi level kita maka cobaan dan rintangannya pun akan
semakin berat. Kita hidup untuk mencapai level tertinggi, level yang
akan membuat tuhan meridhai kita. Bila kita menyerah sekarang, maka itu
artinya game over. Lalu kelak saat kita menghadap Tuhan, apa
yang akan kita banggakan kepada-Nya. Walaupun level di dunia nyata tidak
terlihat sebagaimana dalam dunia game tetapi Tuhan selelau tahu
seberapa level kita. Level inilah kelak yang akan kita bawa saat
menghadap-Nya. Apakah kita berada level bawah, menengah, atau atas.
Masalah
demi masalah yang menimpa kita merupakan bukti bahwa Tuhan ingin kita
naik level dan terus naik level. Tuhan mengajari kita gagal untuk tahu
bagaimana caranya berhasil. Tuhan mengajari kita jatuh untuk tahu
caranya bangun. Tuhan mengajari kita bersabar, dan bersyukur dalam
menjalani hidup.
Bayangkan saat tidak
ada masalah di dunia ini, dari mana kita akan belajar untuk lebih kuat,
dan menjadi manusia yang lebih baik. hidup ini seperti game, jalanilah
ia dengan hati yang senang . Mari kita dapatkan level tertinggi kita
sebagai manusia agar kelak kita membawa level terbaik saat
menghadap-Nya, agar Tuhan meridhoi kita semua.
Oleh : Rio Cristianto